THE NIGHT COME FOR US: GORE YANG KETERLALUAN [REVIEW]

Senin, Desember 10, 2018

THE NIGHT COME FOR US: GORE YANG KETERLALUAN [REVIEW]
Img src: imdb.com
Catatan: Ini adalah review pribadi, dari seorang yang lumayan mengerti film.

Sinopsis: "Ito, a gangland enforcer, is caught amidst a treacherous and violent insurrection within his Triad crime family upon his return home from a stint abroad."

Film ini dirilis oleh Netflix, dimana semua orang yang memiliki akses internet dapat menonton. Saya yang terlalu sering menonton film aksi dari dunia barat yang rata-rata sudah dibalut dengan teknologi CGI jadi ikut-ikutan meng-compare film ini dengan film aksi barat yang sudah banyak Saya tonton.

Film garapan Timo Tjahjanto ini Saya rasa terlalu gore, dan brutal. Entah apa tujuannya, tetapi dari awal hingga akhir, Saya tidak menemukan penguatan karakter didalamnya, meskipun sudah dibumbui dengan flashback. Pada menit-menit pertama Saya masih bisa memaklumi banyaknya adegan kekerasan yang terlalu brutal, darah dimana-mana, tulang patah, dan seluruh adegan sadis yang berlangsung. Setelah lebih dari 30 menit, kebosanan Saya mulai datang. Saya pikir, akan ada istirahat sejenak dari bunuh-bunuhan dan saling pukul antar seluruh warga film, nyatanya kekerasan datang silih berganti.

Sebenarnya hal tersebut yang membuat Saya jenuh, tidak ada penguatan antar karakter utama ataupun karakter lain yang turut berperan penting dalam cerita. Sepanjang isi film hanya ada adegan sadis, dimana levelnya sudah sangat keterlaluan untuk ditonton. Ini karena Saya mengcompare film ini dengan film aksi barat yang menurut Saya meskipun tidak dibalut dengan 'banyak darah' tetapi jalan cerita masih bisa dinikmati.

Film mainstream seperti ini sebenarnya sudah banyak, tetapi dengan apa yang banyak Saya baca, western movie tidak berani mengambil langkah membuat film aksi terlalu gore, entah apa alasannya. Menurut Saya, film ini hanya menitik beratkan cerita pada aksi, dan melupakan cerita dibalik aksi tersebut. Salah satu alasan Saya berkata seperti ini adalah: Alasan bagi seorang Ito (Joe Taslim) menyelamatkan seorang bocah itu apa? Yang Saya tangkap hanyalah, dia tidak ingin melihat banyaknya pembantaian, atau dia ingin menebus dosa selama 3 tahun bersama TRIAD, atau dia ingin sekali saja melihat kehidupan.

Lalu tidak ada alasan lain bagi seorang Ito (Joe Taslim) dalam menyelamatkan seorang bocah yang Saya tidak tahu sebenarnya dia itu siapa. Kenapa harus dia? Kenapa tidak orang lain?

Jika disandingkan lagi dengan film aksi Indonesia yang sudah banyak beredar, Saya mengakui bahwa pengambilan gambar sudah baik dan 'enak' dilihat. Tetapi dari segi cerita, dan plot, Saya tidak benar-benar bisa memahami esensi apa yang didapat.

Tanpa mengurangi rasa hormat, Saya rasa film Indonesia sudah maju dan berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, harapan besar bagi Saya untuk film Indonesia dapat bersaing dipasaran Internasional. Begitu pula The Night Come For Us, terimakasih sudah menyuguhkan film bercita rasa Internasional, dengan para pemain hebat didalamnya.

Ratting Pribadi: 6,5/10

Btw, Dian Sastro tetep cantik ya hehe.

You Might Also Like

0 komentar