Curahan Hati

MIMPI

Sabtu, April 03, 2021

Mengenai Mimpi
Lucu sekali... Tadi malam aku bercerita mengenai banyak hal mengenai kehidupan yang sedang aku alami. Pekerjaan, rezeki, hingga perasaan, meskipun tidak ditambah dengan bahasan politik atau carut-marutnya kondisi perekonomian Zimbabwe yang diakibatkan oleh inflasi besar-besaran pada tahun 2005. Mungkin teman dekatku sudah sering mendengarnya, atau bisa saja dia sudah bosan mendengar bahasan yang itu-itu saja.
Gelas pertama yang bukan diisi dengan alkohol telah habis. Aku masih bercerita mengenai pengalamanku selama tinggal di Jogjakarta. Mengenang beberapa kejadian yang terkadang membuatku terdiam, atau menjerit histeris.

Terbaik, mas barista mungkin tahu kalau pelanggannya sedang bercerita serius. Aku disuguhi alunan musik melow dari sebuah band bergenre Heavy Metal. Aneh bukan, mendengar alunan elegi yang lirih dari lagu So Far Away?

Highlight Instagram yang pada malam sebelumnya sempat aku buka menjadikan bahasan Jogjakarta berada pada urutan pertama yang wajib sekali untuk dikenang (lagi). Bukan perkara bermain dan belajar, tapi cerita kali ini berkiblat pada kejujuran bahwa ada sesuatu yang ditutupi selama ini

Gelas kedua yang tetap saja bukan terisi dengan alkohol telah habis. Cerita diakhiri dengan dimatikannya lampu, pertanda aku telah diusir oleh si empunya tempat.

Dijalan pulang aku terlalu banyak diam dan mendengarkan. Musik yang sejatinya menenangkan malah membuat aku semakin pusing ketika lagu The Beatles dengan tajuk Yesterday mulai diputar. Memikirkan mengenai masalah yang tak kunjung selesai, lalu berucap didalam hati "semoga saja bulan lalu adalah bulan terberat yang aku alami pada tahun ini, dan tidak akan ada lagi bulan-bulan berat berikutnya".

......

Lucu sekali... Tadi malam aku bercerita mengenai banyak hal mengenai kehidupan yang sedang aku alami. Pekerjaan, rezeki, hingga perasaan.

Aku terlelap tidur... dan dari sekian banyak cerita yang sudah aku ceritakan, aku memimpikan dia, lagi.

Pagi tadi ketika aku bangun, aku tersenyum sendiri.

Gipsy
01:43
Read More »

Curahan Hati

MERAH, KUNING, HIJAU

Rabu, Maret 17, 2021

Warna kuning rambu memaksa untuk berjalan dengan hati-hati, hingga hijau yang seharusnya hanya sekelibat mata jadi terasa sangat lama, bertarung melawan sifat ketidaksabaran, klakson kendaraan saling bersautan tidak mau mengalah. Tak ada aturan pasti, tapi siapa yang paling kencang, dia pemenang.

5 detik sebelum itu, seseorang memalingkan pikirannya jauh sekali pada suatu waktu saat semuanya sedang baik-baik saja, ketika dia masih tidak berteman akrab dengan kesepian.

Pikiran jauh mengawang menelusuri cerita dua insan beda kelamin sedang asik-asiknya berbahagia, tanpa harus memperdulikan sekitar. Sedang sibuk menggali lebih jauh mengenai kenapa cerita bahagia itu bisa usai, klakson mobil pengangkut ratusan besi yang sudah menunggu lama dibelakang mengagetkan dia dari lamunannya.

Warna hijau rupanya sudah menyala.

“Ah.. buat apa menilik jauh ke belakang” pikirnya. Biarkan saja cerita lalu yang sudah terkubur terlalu dalam hilang ditelan waktu.

Sama seperti lampu yang telah berubah jadi hijau, maju menjadi satu-satunya pilihan pasti agar tidak ditabrak oleh kendaraan yang ada dibelakang. Maju saja, meskipun didepan masih ada jalan berlubang dan berkelok, ia juga memiliki pemandangan indah yang memanjakan mata.

Didepan jalan sana masih banyak manusia lain menunggu untuk disuguhi cerita perjalanannya. Jika beruntung mungkin akan diberikan makan, atau bahkan tempat tinggal sementara.



Read More »

Curahan Hati

PERKARA RINGAN

Sabtu, Maret 06, 2021

Sejak sore hujan melanda kota yang sudah hampir dua tahun ini Saya tinggali, lagi. Padahal sebelumnya, kuning kemerahan masih tercetak dikanvas maha luas bernama langit.

Asap pekat mulai menghilang pertanda pembakar lahan mulai mengerang gelisah dirumahnya karena musim hujan mungkin sebentar lagi akan tiba. Ribuan semut hitam muncul dipekarangan rumah, keluar dari persembunyian yang mungkin saja sedang tergenang air. Tiba-tiba suara jangkrik mulai bermunculan dan saling bersaut-sautan. Jika tahu artinya, mungkin saja mereka sedang bernanyi girang karena hujan sudah mulai datang. Atau, bisa saja mereka saling adu makian karena menganggap jangkrik lain berisik dan mengganggu. Who knows...

Dibawah sini, orang-orang bergembira karena tak perlu lagi bingung akan kehabisan air. Tanaman kembali berfotosintesis setiap pagi meskipun tanpa dibantu siraman air dari si empunya. Belakangan curahan hati mengenai panas selalu menyambangi Saya ketika bertemu pemilik warung, atau tetangga-tetangga yang setiap sore harus membawa ember penuh air untuk menyiram tanaman janda bolongnya yang konon katanya bisa dipatok dengan harga yang lumayan fantastis.

Cuaca yang lumayan sejuk tentu saja membuat banyak orang tidak ingin melakukan aktifitas apapun selain tidur, tidak terkecuali dengan Saya yang sedari tadi mencoba memejamkan mata namun tetap saja gelisah memikirkan sesuatu hal. Perkara yang mungkin saja ringan, namun tetap saja mengganjal isi kepala.

Ilusi kegetiran yang Saya yakin tertanam dikepala secara tidak sengaja perkara habis menonton video limbad yang sedang dilindas tendem roller.

Entahlah, memikirkan perkara ringan membuat otak bekerja lebih keras dari biasanya.

Bahkan secara tidak sengaja, Saya tidak tahu harus mengakhiri tulisan ini dengan apa. Hingga harus mengakhirnya dengan bagaimana?
Read More »

Curahan Hati

MELODRAMA

Rabu, Januari 20, 2021


Tadi pagi Saya bangun dengan perasaan acak dan malas, padahal jam masih menunjukan pukul 05.00 dini hari, dan orang-orang normal pasti memiliki kemauan hidup yang sangat tinggi jika bangun pada jam-jam tersebut.

Tiba-tiba saja tidak bersemangat untuk menjalani aktifitas apapun selain tidur dan berkontemplasi. Meskipun malam-malam sebelumnya memang sedikit sulit untuk tidur dengan tenang karena memikirkan banyak hal, dari yang terpenting hingga yang kurang penting. Dilema untuk bertindak, apa yang harus Saya lakukan sekarang?

Rasa cemas sekarang mendominasi. Peliknya pemikiran mengenai masa depan sekarang sedang asyik menari-nari dari pagi hingga pagi lagi. Yang sejatinya masa depan itu rahasia, tapi malah belakangan ini Saya mencoba menebak-nebak sendiri apa rahasia alam semesta dan pencipta untuk diri Saya. Aneh rasanya, meskipun sudah tahu bahwa melakukan hal ini adalah perbuatan sia-sia, tapi tetap saja seni merumitkan diri sendiri dengan pemikiran-pemikiran aneh bin ajaib masih terus bergejolak.

Mencemaskan masa depan, kesuksesan, hingga tiba-tiba secara spontan merasa sedih karena baru saja menyadari kenyataan bahwa orang yang pernah Saya suka baru saja melangsungkan pernikahannya. Kilas balik jadi acuan dasar yang malah memperkeruh suasana pagi tadi. Bahkan secara spontan tangan ini mengetikkan You Make My World So Colorful pada kotak pencarian Youtube, lalu secara lirih melantunkan bait demi bait lirik yang dibuat sedemikian rupa oleh Daniel Sahuleka.

Sekelibat jadi teringat kembali kata-kata klise yang sering disebut oleh banyak orang; Mau bagaimanapun, hidup harus terus berjalan. Lalu menyemangati diri sendiri dengan menggumam "Yaudahlah" untuk menghakhiri kecemasan yang tiba-tiba saja datang dipagi tadi.

Terkadang kita sebagai manusia masih sering lupa bahwa apa yang menjadi rahasia, seharusnya tetaplah menjadi rahasia. Mengikhlaskan pada waktu untuk membuka semua rahasia yang selama ini merenggut rasa penasaran setiap homo sapiens. Tapi apa daya, manusia tetaplah manusia, dan rasa penasaran tetaplah rasa penasaran.

Jalani hidup seperti kebanyakan orang lain melakukannya. Bekerja, pergi bersama teman, menonton televisi, atau menghibur diri dengan hal-hal lucu di media sosial. Jangan takut untuk merasa cemas, toh sejatinya rasa cemas dan manusia itu adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari sejak kita diberi nafas.

Sederhana saja, dari semua makhluk yang ada di Bumi ataupun Galaksi Bima Sakti, pasti ada satu atau bahkan ribuan orang yang juga pernah merasakan apa yang kita rasakan, dan pernah mengalami apa yang telah kita alami. Jadi jangan pernah merasa sendiri. Terima saja, lalu bergumam "Yaudahlah" agar Saya dan kamu bisa melanjutkan hidup dengan sebagaimana mestinya.

- Gipsy


Read More »

Curahan Hati

MENYERAH

Kamis, Juni 25, 2020


Banyak motivator terkenal berkata "Jangan takut, jangan pernah menyerah", seakaan berprasangka bahwa semua masalah didalam hidup memiliki solusi untuk diselesaikan.

Lalu, apakah menyerah bukan salah satu solusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan?

Beberapa keadaan memaksa kita untuk tetap bertahan meskipun digempur habis-habisan. Namun ada beberapa keadaan yang juga memaksa kita untuk menyerah jika suatu kemungkinan berpersentase nol. Menyerah bagi sebagian orang digunakan untuk bertahan, dan melanjutkan. Untuk Saya, menyerah digunakan untuk melupakan.

Sebagian keadaan memaksa untuk tetap bertahan, apapun alasannya.
Sebagian lagi diam-diam berbisik pelan, tapi terus-terusan terngiang untuk memikirkan kapan semua akan dilepaskan.

Menyerah bukan berarti menjadi pengecut. Seolah harus menanggung semua resiko terburuk karena tidak mau berusaha lebih. Nyatanya, menyerah tidak semenakutkan itu.

Menerima memang mudah, tapi apakah sudah mengikhlaskan?

Saya ingin mencoba menuliskan analogi sok tahu yang baru saja terlintas dikepala Saya karena belum bisa tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga pagi.

"Tetesan air tidak pernah menyerah untuk mengikis sebuah batu yang sangat keras, berapapun waktu yang diperlukan, ia tidak akan menyerah"

Seperti memiliki dua premis dengan cerita yang berbeda. Bisa saja tetesan air memang tidak pernah menyerah, tetapi apakah batu melakukan hal yang sama? Apakah ada kemungkinan bahwa ternyata batulah yang sebenarnya sudah menyerah oleh tetesan air?

Sudut pandang yang sering Saya tekankan disetiap hal memungkinkan untuk membantu memahami bagaimana dan kenapa. Menjawabnya dengan mudah, meskipun sedikit membingungkan pada awalnya.

Bagi Saya, 7 tahun merupakan batas masa untuk melepaskan, merelakan, melupakan.
Menyerah menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia dikolom sebuah jawaban. Walaupun konotasi pilihan sendiri adalah pasti lebih dari dua, tapi jawaban yang benar hanya satu bukan? Dan tanpa harus menebak dengan kancing baju layaknya sedang mengisi ujian, Saya yakin jawaban dari pertanyaan ini adalah menyerah.

Semua ada masanya, dan setiap masa ada batas waktunya.

Begitu pula dengan apa yang sedang Saya alami beberapa minggu kebelakang hingga saat Saya menulis ini. Masa untuk bertahan telah mencapai batas waktu. Seperti mengisi billing di warung internet, tapi kali ini tidak bisa ditambah, karena sudah dipesan oleh orang lain. Lagipula Saya sedang malas berjalan ke operator untuk membayar lagi.

Saya harus melepaskan apa yang sejatinya bukan untuk Saya
Saya harus merelakan apa yang seharusnya bukan kepunyaan Saya
Saya harus melupakan apa yang sebenarnya bukan takdir Saya.

Pontianak, 25 Juni 2020
Read More »

Curahan Hati

ANTARA DUA PILIHAN, SAYA ATAU ORANG DISEKELILING SAYA

Senin, Juni 22, 2020


Satu minggu ini menjadi salah satu minggu terberat yang pernah Saya alami; Penjualan menurun akibat pandemi, jasa pengiriman harus tutup, serta uang tabungan yang semakin hari semakin menipis.

Berimbas pada sebuah konklusi yang tidak disangka sebelumnya.

KEPUTUSAN

Mari Saya ajak kembali sejenak ke tahun 2013, menggali alasan mengenai kenapa dan bagaimana.

......

Tahun ini seperti anugerah. Mengenal seseorang yang ternyata dikemudian hari menjadi pacar Saya, dan meskipun sekarang orang tersebut sudah menjadi mantan Saya. Kemudian bergabung disalah satu komunitas sekolah yang menurut sebagian orang layak dipertimbangkan sebagai komunitas paling populer.

Meskipun kesenangan tahun itu akhirnya rusak, setelah Saya mengenal seseorang yang begitu terasa berbeda.

......

Mencintai dan dicintai adalah dua hal berbeda, Saya bisa saja seenak jidat mencintai seseorang, tapi apakah Saya bisa memaksakan dicintai juga? Perkara ini yang terus-terusan berputar dikehidupan seorang anak SMA yang tidak pernah mengerti jawaban dibalik pertanyaan kenapa dan bagaimana.

Hingga tiba saat harus melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, pertanyaan itu masih terus berputar seperti sebuah looping yang tidak pernah berhenti. Energi yang dihasilkan kembali diputarkan untuk memikirkan hal yang sama. Seperti sebuah pola yang tidak satu orang pun tahu dimana ujungnya.

Ribuan alasan telah digumamkan, setiap malam selama bertahun-tahun selalu berkontemplasi akan ketidaknyataan. Mencoba mengintip pada bagian paling kecil, apakah ada kemungkinan pola ini akan memiliki akhir. Meskipun nyatanya pada tahun ke-7, kemungkinan ini belum berhasil ditemukan.

Saya mencoba berbagai alternatif, meskipun tidak sampai ke dukun atau orang pintar. Menceritakan, rahasia yang selama ini Saya simpan sendiri. Bukan, bukan. Maksud Saya, Saya sudah pernah menceritakan ini sebelumnya kepada sahabat baik Saya di Jogja sana. Sayangnya saat ini Saya ingin sekali mengetahui jawaban dibalik pertanyaan kenapa dan bagaimana dari narasumbernya secara langsung, meskipun kemungkinannya nihil.

Kembali lagi ingin bertanya perihal jawaban yang sebenarnya tidak ada satupun orang yang tahu, kecuali si pembuat pertanyaan.

Melewati batasan, mencoba menerka, menampung jawaban dari kanan-kiri, menilik semua sudut pandang dari atas, ataupun bawah. Hingga mendapatkan hasil akhir yang sebenarnya belum bisa untuk menghentikan pola yang sudah berjalan selama 7 tahun. Karena berada dalam kepasrahan terdalam, keputusan ini dibuat.

Saya jadi teringat oleh perkataan seseorang yang benar-benar mampu meng-influence Saya dalam hidup. "I always believed that the hardest choices in life, are the right ones. The ones that easy are usually the wrong ones" Dan untuk kasus ini, hanya ada satu keputusan yang benar dan itu adalah keputusan terberat sejauh ini. Yaitu, MERELAKAN.

Menjaga sekeliling, agar tetap berjalan pada poros dan kebiasaannya. Ke egoisan untuk menyatakan akan berimbas pada rusaknya pola lain yang juga sudah berjalan harmonis dan beriringan. Toh kepastian hanya akan membuat sebagian orang merasa kehilangan kebahagiaan.

Ini hanya pilihan antara Saya atau orang disekeliling Saya.

Dan Saya memilih untuk tidak merusak kebahagiaan mereka.

Lalu bagaimana dengan Saya?

Memikirkan kebahagiaan orang lain mungkin alur takdir yang Saya pilih oleh kesadaran sendiri, tanpa paksaan. Meskipun Saya bukan avatar yang bertugas menjaga keseimbangan dunia, ataupun yin-yang sebagai simbol keseimbangan alam semesta.

Biarlah rahasia loop ini tersimpan baik oleh Saya sampai nanti Saya lelah menyimpannya.
Read More »