Celotehan Sok Bijak

INDONESIA DARURAT TOLERANSI

Kamis, Desember 13, 2018

Img Src: ngompol.co.id

Intoleransi ada dimana-mana sekarang. Saya sedikit banyak mulai jenuh melihat semakin brutalnya kegiatan tersebut pada masa-masa politik ini. Sebagian besar dipolitisasi demi kepentingan beberapa orang atau kelompok.

Tapi yang akan Saya bahas disini bukan perkara politik. Saya ingin berbicara mengenai polemik sebuah petisi yang mengharuskan KPI memblokir promosi Sho*ee. Alasannya simple, mereka adalah BLACKPINK, mengenakan gaun seronok katanya, tidak pantas dilihat oleh anak kecil. Dude, what the f*.

Menurut Saya, hal ini sudah terlalu berlebihan. Semua orang sekarang sangat bebas menyuarakan ketidaksukaannya terhadap suatu hal. Kalau satu orang saja bisa melakukan hal tersebut, apakah tidak berimbas kepada ketidaksukaan orang lain juga? Mulailah orang-orang lain menunjukkan ketidaksukaannya di internet, memanggil koloni yang memiliki kesamaan dalam ketidaksukaan. Lalu menyuarakan ketidaksukaan menggunakan perisai HAM? Freedom of Speech. Elaaaaaaah..

Begini ya, untuk orang tua yang masuk golongan sedikit-sedikit tidak suka akan suatu hal, tolonglah pola pikirnya dirubah. Bukan Kalian saja yang memiliki suatu ketidaksukaan atau ketidaksetujuan dimuka bumi ini, semua orang punya. Apakah jika kami sebagai makhluk hidup yang juga boleh bebas berpendapat memiliki ketidaksukaan dengan Kalian, kami akan melaporkan dan memboikot kalian? TIDAK KAN?

Sebenarnya orang tua sekarang sudah terlalu dimanja, tidak seperti orang tua dulu. Apakah kalian tidak mampu mendidik anak? Setahu Saya, dulu orang tua Saya, pun orang tua seluruh teman Saya tidak pernah sampai ingin memboikot film Putri Duyung di In*osiar karena mereka memakai pakaian seronok, pun tidak pernah juga orang tua kami ingin memboikot film Tuyul & Mbak Yul karena adanya Tuyul yang hanya memakai celana dalam bertelanjang dada berkeliaran bebas. Dan, setahu Saya orang tua kami tidak pernah ingin memboikot film Warkop DKI karena mereka sering menampilkan wanita-wanita seksi. STOP, janganlah jadi manusia yang arogan.

Seringnya Saya menonton seluruh film yang Saya sudah sebutkan diatas, lantas tidak pula menjadikan Saya birahi berlebihan hingga sekarang. Tidak pula setiap hari Saya selalu membayangkan betapa indahnya wanita jika memakai pakaian minim. Tidak pernah pula Saya memiliki niatan pergi ke Mall untuk sekedar lihat wanita berpakaian seksi.

TAHU KENAPA? Orang tua Saya berhasil mendidik Saya dengan benar, tanpa harus memboikot sana-sini menyatakan ketidaksukaannya pada suatu hal menggunakan perisai agama. Jika Anda sebagai orang tua mengerti akan mendidik anak, seharusnya Anda tidak perlu takut.

Saya gunakan analogi sederhana, biar semua bisa mencerna. Oke?

......

Ada seorang siswa ketakutan setengah mati, karena jam 9 nanti ada ujian, dan dia belum belajar. Atau, memang dia terlalu malas untuk belajar. Akhirnya, dia mencontek.

Ada seorang siswa lain, tidak ketakutan meskipun jam 9 nanti ada ujian. Dia tadi malam sudah belajar, dan yakin akan kemampuan dia untuk menjawab pertanyaan dengan benar.

......

Paham?

Ketakutan akan seseorang muncul karena pribadinya tahu dia tidak bisa melalui hal yang ditakutkan tersebut.

Maukah kalian KPI menerapkan sensor untuk susu sapi lagi? Maukah kalian KPI menerapkan sensor untuk Sandi Tupai dalam film Spongebob Squarepants lagi? PENASARAN MANUSIA LEBIH TINGGI DARI PADA BIRAHI. CATAT. Semakin kalian para orang tua menutup-nutupi apa yang mereka ingin tahu, semakin pula mereka mencari. Lebih baik kalian yang mengajarkan sejak dini, kan? Daripada mereka mengetahuinya melalui lingkungan? Beruntung jika lingkungannya memberitahu dengan cara positif, bagaimana jika lingkungannya mengedukasi melalui hal negatif? Untuk itulah SEX EDUCATION penting, hal ini bukanlah hal tabu yang harus disembunyikan dari anak. Tujuannya, agar anak dapat memilah mana yang baik dan mana yang tidak, mana yang boleh dan mana yang dilarang. Bukan malah memboikot semua makhluk hidup dimuka bumi ini yang berpakaian seksi semata demi menyelamatkan masa depan anak.

Oh iya, emang dengan cara seperti itu menurut Anda anak-anak akan terselamatkan masa depannya? Pikir ulang.

Berpatokan pada agama? Oke, Saya bisa jawab.

Indonesia memiliki 5 Agama dan 1 Kepercayaan, sudah disahkan oleh Negara. CMIIW..

Seluruh agama mengajarkan kebaikan (sudah mencakup semua hal yang menurut Anda baik). Agama mana sih, yang mengajarkan kita membenci? Agama mana sih yang mengajarkan kita membunuh? Agama mana sih, yang mengajarkan kita menggunakan emosi? Coba sebutkan agama apa? Bisa?

Salah satu agama ingin selalu damai? Haha, semua agama menginginkan hal itu!
Salah satu agama ingin tidak dicampuri? Haha, maaf Saya ketawa sekali lagi. Semua agama menginginkan hal itu!

Banyak manusia saling mengkafirkan manusia belakangan ini. Berlagak jadi paling suci dan ber-iman, berlagak ber-ilmu tinggi. SUCI MAKSIMAL, kalau kata Jason Ranti.

Beda keyakinan, dimusuhi.
Sama keyakinan, beda aliran dimusuhi.
Sama keyakinan, sama aliran, beda pendapat, dimusuhi.

Mau kalian itu sebenarnya apa? Keributan dimana-mana? Kerusakan dimana-mana?
Install dulu Player's Unknown Battle Ground di Desktop PC kalian, buat belajar nembak.
Atau karna kalian sudah terlalu sering memainkan game tersebut, jadi menginginkan yang lebih real?

Apasih tujuan kalian itu sebenarnya?

Ingin diakui?
Ingin kekuasaan?
Atau ingin apa?

Media sosial itu diciptakan untuk digunakan dengan baik, dengan semestinya. Bukan untuk memulai keributan. Bukan untuk membuat perbedaan, bukan untuk menyebar kemarahan. Kasian para developer jika Anda menggunakan ciptaan mereka dengan tidak semestinya.

Mau, kalian hidup seperti dulu?
Mau, kalian hidup tanpa internet?
Mau, kalian hidup tanpa media hiburan? Dimana seluruh Negara sedang berlomba-lomba akan ilmu pengetahuan, kita disini masih berlomba-lomba untuk saling merasa benar, saling tidak mau mengalah, tidak legowo, sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit melapor. Berhentilah menjadi manusia seperti itu, berhentilah jadi manusia dengan level arogansi dan intoleransi yang sangat tinggi.

Saya pribadi, sudah muak.
Read More »

Daily Absurd

ORANG TUA, TEMAN DAN PENDADARAN

Rabu, Desember 12, 2018


Saya tidak akan menyangka, kami begitu spesial.

Saya ingin merekap semuanya dalam satu tulisan. Dengan hati yang paling dalam, Saya persembahkan tulisan ini untuk teman-teman yang terbagi menjadi dua kubu, dan mengatasnamakan dirinya Black Cobra & Red Dragon ketika disuruh salah satu Dosen untuk membentuk sebuah kelompok belajar pada mata kuliah yang diampu. Kami adalah satu kesatuan!

Dan, terlebih kepada kedua orang tua Saya yang sangat spesial. Mereka adalah orang tua SUPER. Benar kata Stan Lee "Not All Super Hero Wear Capes".

26 November 2018.

Hari dimana Saya diharuskan untuk berbicara didepan tiga orang Dosen.

Pertama, Dosen pembimbing
Kedua, Dosen penguji
Dan ketiga, Dosen penguji.

Saya harus mempresentasikan apa yang telah Saya buat dalam beberapa bulan terakhir, dengan tenaga dan waktu yang sangat-sangat terkuras, jam tidur yang dipotong habis hanya untuk mengerjakan revisi dari Dosen pembimbing skripsi.

....

Kita mulai dari awal.

Saya adalah tipe mahasiswa pemalas, empat semester lamanya Saya mengambil mata kuliah Skripsi, tetapi tidak pernah dikerjakan. Entah kenapa, Saya pikir mungkin karena masih ada beberapa teman yang juga mengikuti jejak Saya untuk tidak memperdulikan skripsi. Atau, mungkin, Saya yang mengikuti jejak mereka.

Pada semester ke-tiga pengambilan skripsi, tiga dari beberapa teman akrab Saya ternyata sudah berhasil menyelesaikan. Kemudian masuk pada tahap wisuda. Bangga? Jelas! Saya sebagai seorang teman sangat bangga melihat mereka berhasil melalui tahap skripsi hanya dalam waktu satu semester! Tapi, munafik jika Saya tidak iri melihat keberhasilan mereka. Saya meniatkan diri untuk menuntaskan skripsi pada semester ke-empat pengambilan mata kuliah skripsi.

Waktu berlalu, Saya menjadi semakin malas! Mendapatkan Dosen dengan banyak aturan. Pada tahap pembuatan proposal, Saya sempat mandek satu bulan karena tidak adanya niat untuk memperbaiki revisi.

Lalu datang tamparan keras. Orang tua Saya yang notabene sudah pensiun dari BUMN tidak memiliki uang lebih untuk memberikan beasiswa sehari-hari bagi anaknya. Padahal perencanaan awal sudah matang. Sebelum pensiun orang tua Saya telah merencanakan keuangan yang benar-benar baik, dengan catatan "Saya harus lulus, tepat empat tahun. Atau boleh kurang". Rencana berubah, Saya menjadi seorang mahasiswa pemalas yang kerjanya tidur pada pagi hari, lalu bangun sore hari, dengan value yang dihasilkan adalah nol (0).

Orang tua Saya berbicara, jika mengulur waktu untuk semester depan, mereka terpaksa meminjam dari salah satu bibi Saya yang lumayan berada. Membayarnya? "Dipikir sambil jalan" kata orang tua Saya.

Perasaan bersalah muncul, kemudian dengan niat gegap gempita sembari menggendong perasaan bersalah yang teramat sangat, Saya melanjutkan skripsi.

Dalam waktu tiga bulan, Saya bisa menyelesaikan keseluruhan BAB. Meskipun menguras waktu, tenaga, dan jam tidur tidak akan bisa memperbaiki kesalahan Saya kepada orang tua.

Saya mendaftar presentasi skripsi dengan waktu yang sangat mepet, tak masalah Saya tidak tidur dua hari, asal wisuda tepat waktu! Pikir Saya.

Saya mendapat jadwal pada tanggal 26 November 2018. Hari dimana Saya harus mempresentasikan apa yang sudah Saya kerjakan dalam beberapa bulan terakhir. Hari-hari yang lumayan berat, karena harus mengerjakan semuanya hampir sendiri. Saya bilang hampir karena ada beberapa teman Saya yang masih stay di Jogja membantu dalam pengerjaan.

Ahmad Murtafik. Seorang sarjana yang sudah sibuk dengan pekerjaannya dibidang kreatif. Bekerja sama dengan beberapa Artis, Penyanyi, & Youtuber ternama. Jam terbangnya sudah tinggi! Tapi dengan ikhlas membantu Saya dalam pengerjaan Produksi & Pasca Produksi pembuatan skripsi. CATAT! Dia tidak pernah menolak ketika Saya meminta bantuan! TANPA bayaran!

Oh iya, Saya lupa, terimakasih juga telah meminjamkan keseluruhan alat shoot dalam tahap produksi, fik.

Beberapa teman yang sudah lulus memilih untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Mereka sibuk dengan kehidupan barunya, dan Saya sebagai teman turut senang mereka sudah mendapatkan pekerjaannya masing-masing.

Dua hari sebelum hari-h presentasi, Saya menghubungi mereka semua melalui sebuah grup chatting. Mengatakan bahwa pada tanggal 26 November 2018, adalah jadwal Saya melakukan prensentasi skripsi.

Banyak dari mereka mengatakan tidak bisa hadir! Kecewa? Jelas! Dimana mereka ketika Saya yang adalah teman akrabnya membutuhkan semangat? Padahal ketika mereka semua berada diposisi Saya, Saya selalu datang dan membantu, memberikan semangat. Naif memang. Itulah buruk Saya.

Hari minggu, tepat satu hari sebelum Saya melakukan pendadaran. Smartphone Saya berdering, lalu Saya angkat.

"Dimana?"
"Di kos, knp?"
"Jangan kemana-mana, aku udah di McD Sudirman"
"Ngapain?"
"Lah kan besok kau pendadaran bangsat?"

Percakapan singkat yang membuat Saya sangat kagum, sekaligus senang. Padahal sebelumnya teman Saya mengatakan bahwa tidak bisa datang karena kesibukan barunya. Saya sudah memaklumi, meskipun sedikit munafik.

Malam sebelum Saya melakukan pendadaran, hampir semua teman akrab Saya di Jogja berada didalam kamar kos Saya. Berbicara seperti biasa, layaknya kontrakan yang pernah kami tinggali selama dua tahun.

Tau apa yang mereka berikan? Ya, semangat. Kegugupan Saya, kekhawatiran Saya akan besok hampir bisa dipastikan hilang karena mereka semua menyemangati Saya.

"Apa yang kau takutkan gak bakalan ada besok". Itulah kata mereka, dan Saya mempercayainya. Karena mereka sudah pernah berada diposisi Saya.

26 November 2018, Hari-H

Belum habis tadi malam, pagi ketika Saya bangun tidur, Saya mendapati ada teman Saya yang sudah tidur dikamar. Padahal sebelumnya dia masih berada di Jakarta untuk mendaftar pekerjaan.

Bangsat! Naik kereta katanya tadi malam dan baru sampai Jogja ketika subuh.

Senang? Jelas! Keperdulian mereka kepada Saya adalah keperdulian yang tidak ternilai harganya. Bukan perkara uang, tapi kebersamaan.

Semua teman-teman Saya berkumpul, memberikan dukungan! Sebelum Saya selesai dan keluar dari ruang pendadaran, mereka sudah melakukan sesi foto untuk menunjukkan betapa ekspresi Saya seperti orang bodoh ketika didalam. Haha lucu. Ketika selesai, mereka semua masuk kedalam untuk memberikan Saya selamat.

Meskipun gemetar Saya belum hilang sepenuhnya, Saya sudah bisa ketawa karena melihat tingkah laku jenaka mereka. Kesibukan mereka semua hilang seketika dalam satu hari, hanya untuk berkumpul dan merayakan.

Bagaimana dengan nilai? Jelas Saya mendapatkan yang terbaik! Saya boleh sombong! Keberhasilan Saya turut dibantu oleh semua teman-teman Saya, terlebih kepada Ahmad Murtafik. Maaf Saya ralat, bukan keberhasilan Saya, tetapi keberhasilan kami semua!

Saya senang bukan kepalang!

....

Kesenangan itu tidak ingin Saya bagikan hanya kepada teman-teman Saya. Orang tua yang sedari malam sudah memberikan semangat dan doa kepada Saya juga harus tahu bahwa anaknya sudah berhasil, dan mendapatkan nilai yang sangat-sangat memuaskan!

"Mak, Gipsy sudah selesai sidang pendadaran. Dapat Nilai A" Kata Saya melalui sambungan telepon.
"Puji Tuhann, Mamak betul-betul bangga sama Gipsy!" Sontak Ibu Saya menangis. Bahkan tulisan ini pun tidak bisa mewakili kebahagiaan Ibu Saya! Dia adalah orang tua SUPER!

Kemudian Saya berbicara melalui telepon dengan Ayah Saya.

"Pak, Gipsy sudah selesai sidang pendadarannya, dapat nilai A pak"
"Yang benar? Puji Tuhan, Tuhan mengabulkan doa Bapak Gip. Kerja kerasmu membuahkan hasil yang baik. Bersyukurlah kepada Tuhan." Jawab Ayah Saya yang dari sambungan telepon terdengar bahwa dia sedang menangis.

Betapa bahagianya Saya hari itu, betapa senangnya Saya hari itu. Keberhasilan Saya, adalah keberhasilan mereka juga. Keberhasilan orang tua Saya!

Dan, Saya juga memberitahukan kepada kedua kakak Saya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Respon mereka sangat positif, dan Saya senang. Tuhan baik kepada Saya, sepanjang hari!

Teman-teman Saya, Orang tua Saya, dan Kakak Saya, adalah hadiah dari Tuhan untuk membuat hari-hari Saya begitu terasa spesial. Terasa menyenangkan. Saya berterimakasih Kepada Tuhan akan itu semua!

Saya ucapkan juga terimakasih kepada kedua orang tua Saya, kedua kakak Saya, dan kepada seluruh teman-teman Saya. Terimakasih dalam segala hal, terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian! Kalian semua luar biasa!

Salam hangat


Dari Gipsy Soritua Marpaung yang sebentar lagi menyandang gelar S.Kom.
Read More »

Review

THE NIGHT COME FOR US: GORE YANG KETERLALUAN [REVIEW]

Senin, Desember 10, 2018

THE NIGHT COME FOR US: GORE YANG KETERLALUAN [REVIEW]
Img src: imdb.com
Catatan: Ini adalah review pribadi, dari seorang yang lumayan mengerti film.

Sinopsis: "Ito, a gangland enforcer, is caught amidst a treacherous and violent insurrection within his Triad crime family upon his return home from a stint abroad."

Film ini dirilis oleh Netflix, dimana semua orang yang memiliki akses internet dapat menonton. Saya yang terlalu sering menonton film aksi dari dunia barat yang rata-rata sudah dibalut dengan teknologi CGI jadi ikut-ikutan meng-compare film ini dengan film aksi barat yang sudah banyak Saya tonton.

Film garapan Timo Tjahjanto ini Saya rasa terlalu gore, dan brutal. Entah apa tujuannya, tetapi dari awal hingga akhir, Saya tidak menemukan penguatan karakter didalamnya, meskipun sudah dibumbui dengan flashback. Pada menit-menit pertama Saya masih bisa memaklumi banyaknya adegan kekerasan yang terlalu brutal, darah dimana-mana, tulang patah, dan seluruh adegan sadis yang berlangsung. Setelah lebih dari 30 menit, kebosanan Saya mulai datang. Saya pikir, akan ada istirahat sejenak dari bunuh-bunuhan dan saling pukul antar seluruh warga film, nyatanya kekerasan datang silih berganti.

Sebenarnya hal tersebut yang membuat Saya jenuh, tidak ada penguatan antar karakter utama ataupun karakter lain yang turut berperan penting dalam cerita. Sepanjang isi film hanya ada adegan sadis, dimana levelnya sudah sangat keterlaluan untuk ditonton. Ini karena Saya mengcompare film ini dengan film aksi barat yang menurut Saya meskipun tidak dibalut dengan 'banyak darah' tetapi jalan cerita masih bisa dinikmati.

Film mainstream seperti ini sebenarnya sudah banyak, tetapi dengan apa yang banyak Saya baca, western movie tidak berani mengambil langkah membuat film aksi terlalu gore, entah apa alasannya. Menurut Saya, film ini hanya menitik beratkan cerita pada aksi, dan melupakan cerita dibalik aksi tersebut. Salah satu alasan Saya berkata seperti ini adalah: Alasan bagi seorang Ito (Joe Taslim) menyelamatkan seorang bocah itu apa? Yang Saya tangkap hanyalah, dia tidak ingin melihat banyaknya pembantaian, atau dia ingin menebus dosa selama 3 tahun bersama TRIAD, atau dia ingin sekali saja melihat kehidupan.

Lalu tidak ada alasan lain bagi seorang Ito (Joe Taslim) dalam menyelamatkan seorang bocah yang Saya tidak tahu sebenarnya dia itu siapa. Kenapa harus dia? Kenapa tidak orang lain?

Jika disandingkan lagi dengan film aksi Indonesia yang sudah banyak beredar, Saya mengakui bahwa pengambilan gambar sudah baik dan 'enak' dilihat. Tetapi dari segi cerita, dan plot, Saya tidak benar-benar bisa memahami esensi apa yang didapat.

Tanpa mengurangi rasa hormat, Saya rasa film Indonesia sudah maju dan berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, harapan besar bagi Saya untuk film Indonesia dapat bersaing dipasaran Internasional. Begitu pula The Night Come For Us, terimakasih sudah menyuguhkan film bercita rasa Internasional, dengan para pemain hebat didalamnya.

Ratting Pribadi: 6,5/10

Btw, Dian Sastro tetep cantik ya hehe.
Read More »

Puisi

JATUH CINTA KEPADA ORANG YANG SALAH

Kamis, Oktober 18, 2018

Saya jatuh cinta kepada orang yang salah, maka dari itu
pembenarannya sulit dicari

Saya jatuh cinta kepada orang yang salah, maka dari itu
pembenarannya tidak ada

Saya jatuh cinta kepada orang yang salah, maka dari itu
Saya takut

Saya jatuh cinta kepada orang yang salah, maka dari itu
Saya bodoh

Padahal sedari awal Saya sudah tahu.
Lalu, kenapa masih terjatuh?
Karena Saya bodoh.

Kalau masih Saya permasalahkan,
berarti Saya terlihat semakin bodoh.
Cinta memang bodoh, dan mutlak.

- Gipsy Marpaung, 2018.
Read More »

Celotehan Sok Bijak

Bowo, Youtuber Reaction, Beserta Kesalahan Aplikasi Penggerus Moral

Kamis, Juli 05, 2018

Bowo, Bowo, dan Bowo. Semua timeline media sosial Saya dipenuhi dengan nama beserta foto dari seorang lelaki bernama Bowo. Entah apa nama panjangnya, mereka memanggilnya seperti itu. Jadi, Saya akan sedikit berbicara, atau mungkin banyak berbicara, bukan mengenai Bowo, tapi mengenai Anda yang dengan sengaja ikut menjadi pelaku bullying.

Bowo Tiktok
Img Src: jakarta.tribunnews.com
Bowo adalah seorang anak laki-laki yang Saya perkirakan masih berumur dibawah 21 tahun (standar kedewasaan di Indonesia). Memiliki hobi menggunakan media sosial seperti teman-teman sebayanya.

Baru-baru ini menjadi perbincangan hangat diseluruh laman media sosial. Perkara simple, Bowo menggelar "Meet and Greet" dengan para fansnya dengan mematok harga yang untuk banyak orang Indonesia berada pada kategori "Mahal". Perkara ini yang seterusnya menjadi perbincangan hangat dikalangan Youtuber Reaction (Penggiat youtube yang doyan merekam dirinya sendiri saat sedang memberikan reaksi).

Pembahasan pun semakin meluas karena beredar video ketika Bowo melakukan Meet & Greet dengan para penggemarnya disuatu tempat yang Saya sendiri tidak tahu dimana letaknya. Kali ini, penggiat youtube yang doyan merekam dirinya sendiri saat sedang memberikan reaksi membahas mengenai warna kulit Bowo yang sangat kontras dengan apa yang selama ini penggemarnya lihat di akun Instagram milik Bowo.

Semakin luas video beredar, semakin banyak pula netizen terhormat yang dengan memiliki kesadaran penuh ikut mem-bully seorang bocah bernama Bowo ini.

Dimulai dengan menghina, dan ikut menyebar luaskan konten yang paradigmanya sendiri sudah terlanjur buruk dimata penggiat internet. Dengan embel-embel "STOP MAKING STUPID PEOPLE FAMOUS", agar dirinya terlihat lebih keren, bijak, ah juga peduli terhadap kemajuan bangsa, dimata pengikutnya di laman media sosial.

Oke, cukup.

Bukan Bowo yang ingin Saya bahas. Tetapi Anda, pelaku bullying yang tidak mengakui perbuatannya.

Jika Anda dikatakan sebagai pelaku bullying, lalu Anda tidak terima dengan julukan tersebut, maka izinkan Saya untuk mengutip arti kata bullying dari laman wikipedia.

Bullying/Penindasan
Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.

Ada satu kata disana. Mengintimidasi. Tak perlulah Saya artikan lagi, apa itu arti Intimidasi.

Banyak penggiat internet, yang dengan secara sengaja mengintimidasi Bowo karena dianggap sudah memberikan dampak buruk bagi anak-anak diseluruh Indonesia. Merusak bangsa, dan hal buruk lainnya yang Bowo sendiri pun tidak tahu apa maksudnya.

Anda, sebagai netizen yang sangat-sangat terhormat, Saya masih sedikit bingung dengan apa maksud dan tujuan Anda melakukan hal tersebut? Untuk kepuasaan pribadi? Menyangka bahwa telah menolong banyak orang? Mengira hal tersebut adalah baik?

Banyak pelaku bullying yang tidak sadar, bahwa mereka sedang melakukan hal tersebut. Menurut mereka, hal tersebut sangat-sangat biasa, dan tidak menyalahi norma. Menurut Saya, persentase terbesar penyebab bullying berasal dari hal tersebut. Dan disini, Anda adalah orang yang Saya bahas.

Menurut Saya, jangan terlalu besar Anda melakukan suatu hal di internet agar menjadikan Anda terlihat baik dimata orang lain, cukup jangan buang sampah sembarangan didunia nyata dan jangan menerobos lampu merah saja itu sudah membuktikan bahwa Anda adalah orang yang patut di contoh. Saya tidak bilang, bahwa Saya adalah orang yang patut di contoh.

Dampak bullying terhadap Bowo sangat besar, hingga akhirnya sampai pada keluarganya. Keluarga Bowo tak pernah mengira hal ini akan berimbas besar untuk anaknya. Dan, jika kalian ada diposisi kedua orang tua Bowo, apakah kalian mau anak kalian menjadi bahan bully oleh seluruh penggiat internet?

Lalu, apa kesalahan Bowo yang menjadikannya buruk dimata penggiat internet?

Apakah karena dia menggunakan suatu aplikasi yang memiliki paradigma buruk?
Apakah karena timbulnya kata 'alay' dikalangan masyarakat?
Apakah karena dia menghabiskan uang seluruh anak-anak karena acara berbayarnya?

Ketiga hal tersebut menjadi landasan Anda untuk ikut mengintimidasi seorang anak kecil?

....

Pertama, tidak ada aplikasi yang buruk (buruk bukan dalam artian sistem, fitur, serta kegunaan). Hanya ada pengguna yang buruk.

Pertanyaan: Apakah Bowo menggunakan aplikasi tersebut dengan buruk, dan tidak layak dicontoh?
Jawaban: Tidak. Bowo menggunakan aplikasi dengan semestinya. Bahkan jika kita melihat budaya yang ada di Indonesia, banyak orang lain yang dengan sengaja menggunakan aplikasi itu dengan buruk. Salah satu contohnya adalah, banyak perempuan yang dengan sengaja menunjukkan kemolekan tubuhnya diaplikasi tersebut. Lalu, kenapa Anda tidak protes? Bahkan, ada salah satu youtuber reaction yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah pengecualian.

Kedua, semua orang (tidak terkecuali Saya dan Anda) pernah mengalami dan melewati fase tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada media yang sekarang sudah berkembang dengan pesat. Dulu, kenakalan kita hanya disaksikan oleh orang-orang terdekat, ruang lingkupnya kecil. Sekarang, karena perkembangan teknologi, kenakalan yang dilakukan oleh seorang anak kecil dapat diketahui oleh banyak orang.

Pertanyaan: Apakah Bowo Alay dan tidak layak dicontoh?
Jawaban: Ya, Bowo alay (jika alay adalah sebuah kata). Lalu, apakah Anda tidak pernah melewati fase tersebut? Saya rasa, Anda dan Saya pernah mengganti sebuah huruf dalam satu kalimat menggunakan angka.

Ketiga, acara Meet & Greet yang digelar oleh Bowo. Saya tanya, apakah anak dengan umur seperti itu sudah bisa mengatur, dan mempersiapkan suatu acara dengan baik? Simple, ada orang-orang dibalik Bowo yang dengan sengaja ingin meraup keuntungan dari penggemarnya Bowo. Diposisi ini, Bowo adalah seseorang yang digunakan oleh orang lain untuk mendapatkan keuntungan. Banyak management yang tiba-tiba muncul, mengadakan Meet & Greet, dengan harga yang lumayan menguras dompet.

Saya tidak serta merta membela Bowo. Jika dilihat dari sudut pandang Saya, Bowo juga salah. Jadi, jangan mengatakan bahwa Saya membela Bowo, atau berkata, Saya adalah keluarga Bowo.

Kesalahan terjadi dari dua belah pihak, yaitu antara pihak Bowo, dan pihak Penggemar.

Bowo bersalah karena dia sebagai influencer, tidak bisa memberikan kebijaksanaan bagi para penggemarnya.

Penggemarnya bersalah karena mereka sebagai penonton tidak bijaksana dalam mengambil suatu tindakan.

Adil bukan?

Sekarang, banyak pengguna media sosial yang sebenarnya belum layak menggunakannya karena mereka belum memiliki cukup umur. Anak kecil belum dapat memilah, mana yang baik dan mana yang buruk. Hal tersebut sebenarnya bergantung pada apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya sejak dini.

Jadi, Anda yang mengaku sudah tua dan berpengalaman, seharusnya memberikan wejangan kepada orang yang umurnya lebih muda dari Anda. Batasi penggunaan media sosial pada anak-anak, meskipun Saya tahu Anda sebagai orang tua tidak akan bisa mengawasi setiap hari. Berikan pemahaman yang lebih kepada anak-anak Anda untuk tidak terlalu sering menggunakan media sosial.

Jangan menyalahkan seorang anak kecil bernama Bowo, yang berakibat pada mental anak tersebut dimasa yang akan datang. Pun, kemenkominfo sudah memblokir akses pada aplikasi tersebut. Jadi, stop melakukan tindakan bullying yang berdampak buruk bagi orang lain.

Anak kecil itu suka meniru apa yang dia lihat. Untuk itu, bijaklah dalam menggunakan internet!
Read More »

Puisi

All of My Poems [2] [PUISI]

Selasa, Juni 19, 2018

Kumpulan Puisi Gipsy Marpaung

Sudah Cinta, Mau Apa?
Bagaimana jika orang tuamu marah?
Bagaimana jika orang tuaku juga?
Bagaimana pula jika laki-laki itu tak setuju?
Atau, teman-temanmu ikut melarangmu?

Tak apa! Kalau sudah cinta, mau apa?
-Gipsy Marpaung, 2018.

Mutlak
Lidah bisa membual
Tulisan dapat direkayasa
Tapi jika aku bilang bahwa aku menyukaimu,
itu bernilai benar, dan mutlak.
-Gipsy Marpaung, 2018.

Katanya
Kata orang, kamu wanita
Kata orang, kamu juga cantik
Kata orang, kamu juga manis
Kata orang, kamu pun sabar

Ah aku tidak mau mengenalmu dari kata orang

Setahuku, kamu segalanya
Tapi, yang baik-baik saja.
-Gipsy Marpaung, 2018.

Bisaku Apa?
Jika dirimu terbuat dari es, sini aku bisa mencairkannya
Jika dirimu ternyata terbuat dari api, bisa pula aku memadamkannya
Atau, jika dirimu terbuat dari batu, aku bisa melunakkannya

Tapi jika dirimu terbuat bukan untuk diriku, aku bisa apa?
-Gipsy Marpaung, 2018.
Read More »

Puisi

Resah, Bertahan Lalu Lepas [PUISI]

Kamis, Juni 07, 2018


Siapa menyangka, jika selama ini aku,
masih terhalang oleh dinding kerinduan.
Dinding tebal penghalang; penyesat sukma,
menjelma menjadi duka pada setiap purnama

Aku bagaikan seseorang yang tersesat,
hilang diantara kesedihan dan duka.
Lalu, tak seorang pun yang aku percaya,
dapat menuntun hingga kembali pada saat aku mengerti apa itu bahagia

Seperti berjalan pada sebuah jembatan kegelisahan,
pun tetap dalam keadaan rindu yang sangat mendalam.
Antara mengutuki diri dengan kebodohan, dan keangkuhan

Entahlah, kapan waktu bayang akan dirimu dapat menghilang
Berharap ketika waktu itu datang, aku telah siap melepasmu.
Meskipun hanya dalam keheningan.

-Gipsy Marpaung, 2013.
Read More »

Puisi

HUJAN DAN TANAH [PUISI]

Sabtu, Juni 02, 2018


Hey! Malam ini tanah sedang rindu hujan katanya
Dia bersabda, ingin menyuburkan tanaman yang hampir layu

Ternyata, Tuhan mengabulkan!

Hujan membasahinya
Membawa rintikan khas dan bau yang semerbak

Kata tanah, hujan adalah hal yang paling Ia sukai
Meski hujan sering merusak tanah jika terlalu deras,
bahkan melongsorkannya.
Tanah tak pernah benci,
Masih pula diharapkannya hujan sebagai pendamping

Hujan itu anugerah
Hujan tak datang, keringlah dirinya
Tak dapat lagi tanaman subur, lalu rusak!

"Hey hujan!" Tanah berseru keras
"Maukah kau tiap hari datang?" Tanya tanah
Hujan menjawab, "Aku turun saat Tuhan mengizinkannya!"

-Gipsy Marpaung, 2018
Read More »

Review

[REVIEW] Shutter Island (2010)

Jumat, Mei 25, 2018

Review Shutter Island Indonesia
Img Src: slashfilm.com
Late review kali ini disponsori oleh kemalasan menulis.

Balik lagi di review film yang sangat-sangat telat! Film yang ditayangkan pertama kali pada tahun 2010, dan baru gue review tahun 2018. Gue adalah reviewer paling mantap!

Shutter Island diadaptasi dari novel karya Dennis Lehane yang pernah menulis Mystic River, Gone Baby, Gone. Novel Karya Dennis memang lebih cenderung ke Dark dan Twisted Plot. Sama halnya dengan novel Shutter Island yang sangat-sangat membingungkan. Menurut gue, sutradara sekelas Martin Scorsese sukses banget mengadaptasi novel tersebut ke dalam film garapannya. Film ini sangat-sangat terasa membingungkan, dan harus ditonton berulang-ulang untuk mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi didalamnya.

Img Src: amazon.com


#SINOPSISSINGKAT
Bersetting tahun 1954, film ini menceritakan seorang anggota federal U.S Marshall bernama Teddy Daniels (Leonardo DiCaprio) dan partner kerja barunya Chuck Aule (Mark Ruffalo) yang sedang ditugaskan untuk berkunjung ke sebuah pulau terpencil guna menyelidiki tentang misteri hilangnya seorang pasien dari rumah sakit jiwa Ashecliffe.
Sebenarnya Teddy memiliki maksud pribadi yang mengharuskannya menyelidiki rumah sakit jiwa tersebut, namun belum jelas dengan yang ingin dicarinya disana, ia dan partnernya malah merasa ada yang tidak beres dengan kepala rumah sakit jiwa, Dr.Cawley (Ben Kingsley), yang terkesan menutup-nutupi sesuatu.
Teddy berusaha keras mencari bukti-bukti yang ada disana, namun selalu ditutupi oleh pihak rumah sakit. Sampai tiba-tiba Teddy selalu mendapatkan halusinasi dan mimpi aneh setiap hari sehingga ia mulai meragukan mana yang nyata dan mana yang halusinasi. Sebenarnya apa yang terjadi disana? Apakah Teddy tidak akan bisa keluar dari pulau tersebut?

Buat kalian yang gak doyan nonton film dengan alur lambat, membingungkan dan membuat otak kalian berasap, Gue saranin untuk tidak menonton film ini.

Menurut gue, akting dari Leonardo DiCaprio (Teddy) sudah tidak perlu diragukan lagi. Meskipun pada saat bekerja dalam film ini Leo belum mendapatkan Oscar, dan baru saja mendapatkan Oscar pada tahun 2016 berkat aktingnya di film The Revenant. Ya, meskipun sempat gagal empat kali hehe.

Yang paling menarik dari film ini adalah, plot twist yang tidak bisa disimpulkan. Seperti paradox, yang memiliki banyak premis didalamnya.

#ENDINGFILM
Ada dua jenis manusia yang memperdebatkan ending film Shutter Island.

Pertama: Sebagian menganggap jika Teddy (Leonardo DiCaprio) sebenarnya tidak gila, dia hanya sudah masuk jebakan yang dibuat sedemikian rupa oleh pihak rumah sakit (Ben Kingsley) dengan cara memberinya rokok yang sudah diberikan racun, dan memberinya Aspirin yang sudah jelas itu adalah racun agar Teddy selalu berhalusinasi.

Fakta ini dapat ditarik dan disimpulkan karena didalam film terdapat scene dimana Teddy bertemu dengan Rachel Solando (Patricia Clarkson) yang asli, yang sedang bersembunyi didalam goa ditebing laut. Menceritakan ke Teddy bahwa dirinya adalah mantan Dokter yang ada di rumah sakit tersebut, lalu karena dirinya mengetahui niat jahat yang dilakukan oleh pihak rumah sakit dan tidak menyetujuinya, akhirnya dirinya dituduh menjadi orang gila agar tidak ada seorang pun yang percaya kepada kata-katanya.

Di goa tersebut Rachel Solando mengatakan bahwa Teddy sudah diberikan racun agar dirinya sering berhalusinasi, dan itu adalah salah satu cara agar orang-orang mengira dirinya gila dan tidak ada yang percaya lagi dengannya.

Akhir cerita, Teddy pasrah akan keadaan tersebut dan dia sadar bahwa dirinya tidak akan pernah bisa meninggalkan rumah sakit tersebut. Untuk itu, dia tetap pura-pura menjadi orang gila. Hal ini diperkuat dari percakapan terakhir antara Teddy (Leonardo DiCaprio) dengan Chuck (Mark Ruffalo) yaitu Teddy berkata "Which would be worse, to live as a monster or to die as a good man?"

Kedua: Sebagian menganggap jika Teddy memang benar-benar orang gila. Keadaan Teddy sendiri adalah kambuh-tidak-kambuh-tidak, sehingga dia memilih untuk 'lobotomi' (mati). Keadaan Teddy sendiri bermula karena Teddy mengalami trauma berat pasca kematian istri dan anak-anaknya. Pasalnya, Istri Teddy dengan sengaja membunuh ketiga anak-anak mereka, dan karena tidak terima akhirnya Teddy juga membunuh istrinya. Hal ini menjadi penguat bahwa Teddy memang benar-benar gila karena mengalami traumatis yang sangat dalam.

Ditambah, Teddy sering mengalami halusinasi berlebihan yang mengakibatkan dirinya sering membuat sebuah dunia untuk dirinya sendiri, dengan pemeran hayalan yang dikarang dan dibuat sendiri. Dan diperkuat lagi pada saat scene sebelum bertemu dengan Rachel Solando didalam goa. Teddy melihat banyak tikus-tikus disekitarnya.

Well, kalo Gue pribadi lebih setuju dengan kesimpulan pertama. Gimana ya, Gue lebih percaya aja sih kalau Leo sebenarnya tidak benar-benar gila. Ditambah pada saat scene terakhir, Mark Ruffalo memanggilnya dengan nama 'Teddy' bukan 'Andrew'. Padahal sebelumnya mereka sudah memanggilnya dengan sebutan 'Andrew'. Dan ekspresi Mark Ruffalo yang terkejut karena sebenarnya Leo masih sadar bahwa dirinya sedang dijebak.

Semua tergantung dari persepsi penonton. Tidak semua persepsi bisa disatukan, satu manusia memiliki banyak persepsi dan semuanya berbeda.

Bagaimana dengan kamu?
Read More »

Celotehan Sok Bijak

BUDAYA "MENGIKUTI"

Kamis, Mei 24, 2018

Sifat alami manusia adalah mengikuti. Sejak lahir, kita dituntut untuk mengikuti instruksi dari orang tua, entah itu berjalan, berbicara, mendengar dan lain sebagainya. Mengikuti adalah salah satu cara manusia agar dapat 'sama' dengan manusia lainnya. Jika tidak, maka kau akan beda katanya.

Begini, budaya 'mengikuti' sudah ada sejak zaman dahulu kala. Saya pribadi, tidak percaya dengan yang namanya orisinalitas. Semua yang diciptakan adalah plagiarisme, dalam tanda kutip "dikembangkan". Saya tidak mau berdebat, logika kan sendiri saja.

Salah satu budaya mengikuti yang akan Saya bahas adalah, mengenai sastra, bahasa tingkat dua, dan membaca.

Jika dilihat beberapa tahun kebelakang, budaya membaca, sastra, dan bahasa tingkat dua mulai bangkit lagi. Banyak anak-anak muda katanya menjadi penggemar sastra, berlomba-lomba menuliskan sebuah kata-kata manis dilaman media sosial mereka. Bahasa yang digunakan pun tergolong menarik, Anda dan Saya sebagai pembaca dituntut untuk mengetahui tingkatan bahasa yang lebih dalam. Dituntut untuk membuka kamus tesaurus jika ingin mengerti. Entahlah, mungkin mereka berkolaborasi dengan developer aplikasi kamus di smartphone agar banyak di unduh dan digunakan.

Saya tidak mengerti akan mereka yang melakukan hal tersebut, entah untuk apa tujuannya dan apa maksudnya. Saya sendiri sudah mulai menulis sejak pertama kali masuk ke Sekolah Menengah Atas, sekitar tahun 2012 dan hingga sekarang terus "belajar menulis". Saya akui, awal mula Saya tertarik dengan penulisan ketika seorang Raditya Dika yang memulai karirnya menjadi seorang blogger bisa terkenal dan banyak uang hanya karena menulis. Lalu menjadi sutradara hebat yang memiliki rumah dan kucing seharga motor Saya.

Dengan bodohnya, saya mengikuti gaya penulisan yang dilakukan oleh beliau. Dengan harapan yang sama, "terkenal". Karena dengan sombong saya berkata dalam hati "Saya lebih lucu dari Raditya Dika". Nyatanya? Sejak 2012 Saya menulis buku untuk pertama kalinya dengan judul "BATAITUKERAS", dan hingga sekarang Saya tidak dapat menerbitkan satu buku pun.

Mengerti? Tidak selamanya budaya mengikuti adalah baik.

Kembali lagi, dengan segelintir orang yang katanya sangat cinta dengan sastra. Padahal jurusan yang diambilnya pada saat kuliah adalah ilmu ekonomi, pemerintahan, pertambangan. Lalu, dimana seninya?

Semenjak munculnya kutipan-kutipan yang dengan sengaja di copy-paste dari Google ke Instagram. Semakin banyak anak-anak yang mendadak menjadi pujangga. Mereka membawa buku yang Saya perkirakan halamannya berjumlah 300+ untuk ditenteng ketika mereka sedang berpergian, entah itu ke sebuah cafe, ataupun warkop. Dibaca? Oh, tentu saja! Mungkin hanya 2-3 lembar halaman. Lalu mengobrol dengan teman-temannya. Dan Saya yakin, ketika sampai rumah dan ingin melanjutkan membaca, mereka sudah lupa dengan isi bacaan yang sebelumnya. Lalu di ulang kembali. Dan begitu seterusnya. Atau mereka terlalu malas untuk mengetahui apa isi yang ingin disampaikan si penulis. Yang paling penting, ada bahan untuk feed instastory dan feed Instagram.

Bukan menghakimi, tapi apa esensi yang didapatkan dengan membawa buku bacaan ditempat umum? Ingin terlihat pintar atau bagaimana? Saya masih tidak mengerti.

Sepengetahuan dan sepengalaman Saya didalam membaca, apapun bacaannya. Saya harus bisa tenang dan berkonsentrasi penuh didalamnya, dengan tujuan supaya Saya dapat mengerti apa yang dimaksudkan oleh penulis. Lalu, apakah ditempat umum dengan tingkat kebisingan yang sangat tinggi dapat membuat mereka berkonsentrasi? Saya rasa tidak.

Saya beranggapan, beberapa tahun belakangan ini ada beberapa orang yang memang benar-benar suka dengan hal tersebut, lalu dicontoh oleh orang-orang yang hanya 'mengikuti' tren sesaat. Tak perlulah berdebat, ya? Sudah banyak contohnya, dan jika Saya tidak memberi contoh maka bodohlah Saya. Oke, Film Horror di Indonesia. Sempat hilang dari peredaran, dan tergantikan oleh film-film komedi. Lalu bangkit kembali karena "Pengabdi Setan". Lalu banyak Sutradara berlomba-lomba untuk membuat film dengan genre yang sama. Dengan harapan? Jelas, kesuksesan!

Sama halnya dengan apa yang sedang kita bahas. Mungkin apa yang sedang mereka lakukan sekarang adalah representasi dari keberhasilan novel-novel romansa yang beredar juga di Indonesia. Lalu di ikuti dengan harapan didalam kehidupan nyata cerita yang ditulis dapat direalisasikan.

Mungkin juga, banyak dari mereka berharap dengan menulis sastra dapat memikat wanita. Dan membuat mereka terlihat lebih pintar dan berpendidikan didalam segala hal. Padahal tidak, mereka tak lebih dari seorang anak kecil yang habis menonton film Ultraman, dan berharap di kehidupan nyata mereka dapat menemukan Ultraman. As Simple As That.
Read More »

Puisi

AKU SUKA [PUISI]

Kamis, Mei 24, 2018

Aku Suka Puisi
Img src: blog.ink361.com
Duduklah menepi bersamaku ketika ombak datang
Berbaringlah dipundakku ketika malam menyapu senja
Berdua dibawah pohon yang sayu terhantam angin
Sembari sesekali tanganmu menyentuh lembut pipiku
Lalu usil memetik gitar merayu bernyanyi

Tertawamu bagus, dan aku suka
Melihat rambutmu yang sedang digerayangi angin
Menatap mukamu yang seketika cemberut kala kakimu dipenuhi pasir
Menyanyikanmu lagu tentang cinta
Lalu tenggelam dalam malam bersama kegelapan dan suara desiran

Aku suka
Apakah kau sama?
-Gunung Kidul, 2018.
Read More »

Puisi

TUHAN BAIK [PUISI]

Kamis, Mei 24, 2018

Img src: steller.co
Tuhan baik
Malam ini aku diberiNya kesempatan untuk melihat wajah cantikmu
Tuhan baik
Malam ini aku di anugerahi tawamu yang manis
Tuhan baik
Malam ini aku bisa berbicara dan bercerita banyak denganmu
Tuhan teramat baik
Malam ini masih diberiNya perasaan yang sama terhadapmu
Rasa sayang yang entah kenapa lambat laun terus memuncak pada kabut rindu,
dan kesadaran bahwa aku masih mencintaimu dalam bisu
Tuhan sangatlah baik
Mengenalkan dirimu padaku.
Hingga tak perlu mencari jauh, lalu kecewa.
-Gipsy Marpaung. Yogyakarta, 2018
Read More »

Puisi

DALAM DIAM [PUISI]

Kamis, April 12, 2018

Img src: thephoblographer.com

Pada bagian ini, aku ingin berkata aku telah hilang dipalung terdalam sebuah rasa
Pekat pesonamu semakin mengharuskanku tidur terlelap diantara dinding kabut ketakutan

Aku takut mengatakan
Aku takut berterus terang
Aku takut, rinduku dalam diam tak bisa lagi aku kenang

Tak perlu kau tahu aku anggap apa dirimu
Cukuplah sebatas manusia yang menyukai dan mengagumi mahakarya Tuhan yang sangat mempesona
Tak perlu kau tahu aku anggap apa dirimu
Cukuplah sebatas perasaan yang takut kehilangan
-Gipsy Marpaung. Yogyakarta, 2018
Read More »

Review

[REVIEW] PARADOX Dalam Film Predestination

Kamis, April 12, 2018

Img src: http://kenwytsma.com
Pernah dengar paradox sebelumnya? Mungkin sebagian besar dari kalian sudah pernah mendengar kata tersebut, atau paling tidak mendengar kata 'riddle'.

Menurut wikipedia, paradox adalah:
Suatu situasi yang timbul dari sejumlah premis (apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan kemudian; dasar pemikiran; alasan; (2) asumsi; (3) kalimat atau proposisi yg dijadikan dasar penarikan kesimpulan di dl logika), yang diakui kebenarannya yang bertolak dari suatu pernyataan dan akan tiba pada sekelompok pernyataan yang menuju ke sebuah kontradiksi atau ke sebuah situasi yang berlawanan dengan intuisi. Biasanya, baik pernyataan dalam pertanyaan tidak termasuk kontradiksi, hasil yang membingungkan bukan sebuah kontradiksi, atau "premis"nya tidak sepenuhnya betul (atau, tidak dapat semuanya betul). Pengenalan ambiguitas
 Oke, disini gue gak pengen ngebahas hal ini terlalu berat.

Keinginan gue untuk membahas hal ini adalah, karena gue baru aja kelar nonton film Predestination, dan membawa pikiran gue untuk menuliskan sesuatu mengenai kesimpulan dari apa yang telah gue tonton.

Sebenarnya, banyak sekali paradox didunia ini yang sampai sekarang bikin bingung semua orang kalau ngebacanya. Salah satu contoh paradox yang paling terkenal adalah Grandfather Paradox yang isinya:

"Jika saja anda bisa pergi ke masa lalu, dan kemudian dimasa itu anda membunuh kakek anda. Apakah yang akan terjadi?"

"Tidak akan bisa. Jika kakek Anda terbunuh, otomatis salah satu dari orang tua Anda tidak dilahirkan, dan dengan begitu Anda juga tidak akan lahir kedunia. Lalu, siapa yang pergi untuk membunuh kakekmu jika itu benar terjadi? Padahal sudah jelas Anda tidak pernah lahir kedunia."

Premis yang lebih dari satu adalah alasan utama sebuah paradox tidak bisa masuk kedalam logika kita. Paradox yang terdapat pada film Predestination adalah Sexual Paradox. Yang dimana, hanya ada satu orang didalamnya, dengan satu takdir. Lalu, inti film tersebut adalah Takdir tidak dapat dirubah.

Predestination Sinopsis:
For his final assignment, a top temporal agent must pursue the one criminal that has eluded him throughout time. The chase turns into a unique, surprising and mind-bending exploration of love, fate, identity and time travel taboos.

Meskipun sinopsisnya sangat berbeda jauh dari isi filmnya, overall film ini layak banget ditonton. Dan meskipun sangat sedikit sekali adegan berantemnya, film ini gak bakal bikin penonton bosen!

Menurut gue, film ini adalah salah satu film yang memiliki teka-teki ringan yang mudah ditebak oleh para penonton. Tetapi, sutradara sangat apik dalam mengemas masing-masing karakternya. Mereka memiliki porsi yang sangat tepat dalam film tersebut, ditambah jalan ceritanya yang tidak terlalu seperti 'action' yang sebagian besar filmnya mengisahkan cerita takdir si pemeran utama.

Dengan demikian penonton pun akan berkata "oh, jadi gitu" pada film garapan Peter dan Michael Spirieg ini. Meskipun banyak film-film besutan Christopher Nolan yang memiliki tingkat kesulitan teka-teki yang lebih rumit, tetapi film Predestination cocok buat lo yang doyan berpikir untuk mengetahui inti cerita dari film.

Gue bukan pengulas film, gue juga bukan pakar film. Gue hanya penikmat film, dan film ini akan gue beri nilai 8/10. Gak beda jauh dari IMDb yaitu 7.5/10
Read More »

Celotehan Sok Bijak

BISNIS DAN ETIKA

Senin, Maret 26, 2018

Dalam bisnis, mengambil resiko itu penting. Tetapi, carilah untung sebesar-besarnya, dengan mengambil resiko sekecil-kecilnya. (Prinsip dasar bisnis yang gak tau siapa yang ngomong, intinya gue percaya akan prinsip ini).

Berbicara soal bisnis, dan etika. Gue sebagai orang yang sangat baru didalam dunia bisnis tentunya masih harus banyak belajar akan pengertian bisnis, dan etika.

Karena, etika sangat penting didalam bisnis. Apapun bisnis yang sedang dijalankan.

Lebih kurang 4 tahun ini, gue di tatar dan di didik untuk menjadi seorang pebisnis. Pebisnis kelas besar tentunya, bukan sekedar bisnis kecil. Gue bangga akan hal itu. Dikampus, setiap harinya gue diajari "Bagaimana membuka lahan pekerjaan, bukan menjadi sarjana pencari lapangan pekerjaan".

Hal ini didasari karena banyaknya sarjana yang menjadi 'pengemis' pekerjaan. Bukan hanya di Indonesia, hal ini banyak terjadi dihampir setiap Negara yang ada didunia. Entahlah, gue gak melakukan riset, gue cuma menebak.

Pernah, pertama kali gue masuk didalam area kampus dan mendapati pelajaran tentang bisnis. Si 'empunya' kampus berkata "Saya adalah orang bodoh, IPK saya selalu rendah, tetapi cita-cita Saya ingin menjadi seorang dosen. Bagaimana cara Saya mewujudkannya? Pilihan satu-satunya adalah, Saya harus membuat sebuah kampus. Dengan begitu, Saya bisa bebas menjadi dosen".

Dan sedikit tambahan, "Kampus atau tempat belajar adalah salah satu bisnis yang sangat berkompeten untuk mendapatkan keuntungan. Untuk itu, salah satu tujuan saya mendirikan kampus adalah, untuk berbisnis".

Salah? Tentu saja tidak. "Setiap masalah pasti ada peluang, ambil peluang itu dan buatlah masalah orang lain menjadi uangmu". Satu lagi prinsip dasar bisnis yang paling gue demen.

Untuk itu, dari semester 2, gue udah berusaha mati-matian untuk menjadi seorang pebisnis. Dimulai dari bisnis yang gak jelas, sampai bisnis yang semakin gak jelas. Hehe.

Bisnis pertama yang gue mulai sebenernya udah terjadi jauh-jauh hari sebelum gue menerima semua mata kuliah yang berhubungan dengan bisnis. Dulu, waktu gue masih TK sampai SD, gue sering menjual kelereng ke temen-temen gue dengan harga murah, tapi syaratnya, mereka harus mainin dan ngejudiin kelerengnya sama gue 'lagi'. Gak perlu panjang lebar, toh gue tetep memenenangkan perjudian kelereng dari temen-temen gue yang basicly membeli dari gue. Intinya, gue mendapatkan uang tanpa harus kehilangan barang. Sedikit curang, tapi semua adil dalam cinta dan peperangan bukan? Oh iya, semua adil dalam cinta, peperangan, dan bisnis.

Adil? Jelas! Tapi, tidak beretika.

Lalu apa yang terjadi dengan pebisnis yang tidak memiliki etika?
Simple, gue dengan sangat yakin akan menjawab, HANCUR!

Hal ini terjadi disegala aspek bisnis. Entah bisnis apa yang sedang lo jalankan.

Disini gue pengen ngomongin tentang etika dalam berbisnis, yang belum lama ini gue ngerasain pahitnya dalam berbisnis. Sempat pengen mandek, tapi, gue pikir, ini adalah salah satu pengalaman yang menunjukkan kredilitas gue sebagai seorang pebisnis.

Beberapa bulan belakangan ini, gue disibukkan dengan bisnis baru. Sebenernya udah lama, tapi gue baru masuk aja ke dunia ini. Gue berbisnis dalam hal ekspor barang ke luar negeri, tentunya dengan izin yang jelas.

Awalnya, gue kurang berminat dengan bisnis ini. Tetapi karena paksaan dan godaan dari temen-temen gue yang sudah lebih dulu menggeluti bisnis ini, akhirnya gue tergoda. Karena bisnis ini menawarkan suatu hal yang gak banyak dimiliki bisnis-bisnis lain. Tanpa modal finansial.

Ya, ada baik ada buruk. Meskipun tanpa modal uang, tapi gue diharuskan mencari pelanggan dari jam 2 malam sampai jam 10 pagi. Hal ini dikarenakan perbedaan waktu yang cukup menonjol antara Indonesia dengan Negara luar.

Singkat cerita, lambat laun gue mulai mendalami dan mengerti akan dunia bisnis ini. Dengan banyak kerja keras tentunya, gue mendapatkan pelanggan-pelanggan yang mengerti akan keadaan bisnis disini. Satu hal yang gue suka dari orang-orang luar, mereka sangat loyal terhadap orang yang sudah mereka percaya.

Akhirnya, bisnis gue mulai meningkat. Lalu, dengan cepat pula bisnis gue turun.

Penyebabnya "BERBISNIS DENGAN TEMAN". Penggunaan teman didalam bisnis sepertinya kurang tepat, "KOLEGA".

Sebenarnya, gue tidak menjalankan bisnis ini berbarengan dengan teman gue, tetapi gue hanya meminta bantuan pengiriman melalui doi, yang memang dari awal doi yang ngajakin gue untuk masuk ke dunianya.

Alasannya, karena gue sekarang lagi kuliah di Jogja. Dan pemasok produk hanya ada di daerah asal gue. Karena temen gue ini udah lumayan lama, jadinya dia banyak kenalan dan udah bisa ngirim sendiri ke luar negeri menggunakan jasa pengiriman.

Temen gue bilang:
"Masalah pengepakan produk dan pengiriman nanti gue yang atur, lo tinggal cari pelanggan. Ibaratkan, lo itu cuma bekerja sebagai marketing, masalah pengiriman gue yang ngurus. Tapi, dari hasil penjualan lo, lo dapat keuntungan penuh, gue dapet bayaran dari mark up produk."

Misal, harga produk yang dijual dari tangan pertama adalah 20rb, terus temen gue naikin jadi 50rb. Nah, dari situlah keuntungan doi.

2 bulan pertama, semua normal. Lancar jaya aslemehoy.

Bulan selanjutnya, kaya ada yang salah

Bulan selanjutnya, gue mulai curiga

Bulan selanjutnya, oke ini udah gak beres.

Banyak pelanggan gue yang dari luar ngirim email yang berisikan "NAMA TEMEN GUE". And guess what? Temen gue mencoba mencuri pelanggan gue dengan cara yang super duper picik! Dem boy.

Gimana caranya temen gue tau pelanggan gue? It's so simple.

> Gue cari pelanggan
> Lapor ke temen gue sekalian ngasih NAMA dan ALAMAT pelanggan gue
> Temen gue ngirim produk
> Doi nyatet semua nama pelanggan gue
> Di kontakin satu-satu dah hehehehehehe.

Kecurigaan gue bermula ketika pelanggan gue (ini adalah pelanggan yang berpotensi menghasilkan uang yang lumayan besar, pelanggan gue ini adalah penyuplai produk yang ada di Negaranya. Untuk itu, pengiriman yang dilakukan dalam jumlah yang besar pula) meminta sebuah bonus karena sudah sering memesan. Tetapi, setelah gue tanyakan ke temen gue, doi bilang GAK BISA. Oke, gue turuti karena disini gue hanya sebagai marketing dan pengiriman doi yang ngurus.

Tapi, beberapa hari kemudian pelanggan gue mengirimi sebuah email yang berisikan NAMA + FOTO temen gue, dengan tulisan bahwa dia menawarkan BONUS. What the heck?

Disinilah etika dalam berbisnis harus dipelajari dan diterapkan.

Gue adalah teman, udah bisa dikatakan sahabat dekat. Tetapi didalam bisnis, gue tidak lebih hanyalah seorang partner, kolega. Bangsat.

Gue bener-bener gak nyangka akan hal ini. Untuk itulah gue katakan, gue adalah pemula dalam berbisnis yang bener-bener gak tau jahatnya bisnis.

Etika seorang sahabat akan hilang ketika harus berurusan dengan UANG.

Ini yang paling gue sesali dari sifat seorang yang katanya adalah teman. Apakah seorang teman akan tega membunuh hanya demi uang? Jelas! Banyak kasus yang terjadi, tidak perlu jauh-jauh untuk membahas seorang teman. Pernah lihat sebuah headline berita yang bertajuk "Seorang anak melaporkan IBUnya karena hutang" Wow, seorang anak saja tega melaporkan Ibunya ke polisi hanya perkara hutang yang tidak bisa dibayarkan Ibunya kepada anaknya. Apalagi hanya seorang teman?

Mereka banyak melupakan etika dalam mencari uang. Mereka mengaku bahwa mereka memiliki agama dan Tuhan, tetapi kenapa mereka masih menyangsikan kekuatan Tuhan? Rejeki sudah diatur, dan tidaklah baik merusak rejeki orang untuk mendapatkan rejeki. Plus, gue sedikit heran dan terhenyak (ciaelah bahasanya) ketika banyak orang mampu diluar sana yang memiliki sifat "PELIT". Apakah mereka tidak percaya akan perkataan Tuhan? Apakah mereka menyangsikan Tuhan? Padahal, Tuhan berkata bahwa dia akan mengembalikan berkali-kali lipat untuk apa yang telah kau beri ke orang yang membutuhkan. Dan Tuhan tidak pernah ingkar janji.

Gue sedikit heran.

Untuk itulah etika didalam bisnis sangat diperlukan.

Ingat perkataan gue diawal? Kita sebagai pebisnis harus mengambil resiko yang sekecil-kecilnya, tetapi mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. That's right, tetapi yang sangat fatal adalah. Mencuri pelanggan teman adalah resiko yang sangat besar! Ditambah, dia bukan sekedar teman dikehidupan nyata, tetapi sahabat dekat.

See you!
Read More »

BERUBAH

Sabtu, Februari 10, 2018

Setiap orang, memiliki masa lalunya sendiri. Entah itu baik, atau buruk. Berhasil, atau gagal. Kaya, atau miskin. Pelit, atau murah hati.
Setiap orang, pasti punya sebuah titik. Dimana itu adalah masa penentuan, perubahan, dan kesadaran.

Aku percaya,

Aku sekarang, adalah bentuk dari tunas yang aku tanam dahulu.
Aku sekarang, adalah hasil dari apa yang aku lakukan terdahulu.

Ada masanya, setiap orang pasti akan berubah.

Entah itu menjadi lebih baik, atau buruk. Hasil yang ditentukan oleh kesadaran diri, hati, dan nurani.
Perubahan itu perlu, supaya kau tak hidup dalam kesia-siaan. Kau harus menerimanya, dapat pula kau menolaknya, asal tak menganggu.

Perubahan itu penting. Hidup terus berjalan, apakah kau mau hal monoton yang kau lakukan dimasa lampau yang akan teringat dibenak orang lain?

Aku pribadi, siap menerima perubahan. Bukan, maksudku, aku selalu mau untuk berubah.
Read More »

Puisi

MY COLLECTION OF POEMS :) [PUISI]

Selasa, Januari 30, 2018

Img src: familyfriendpoem.com


-MODALKU CUMA BAIK-

Kamu cantik
Baik
Pintar
Ah, kamu adalah sosok perempuan yang tepat

Tapi aku,
Tidak menarik
Tidak pintar
Ditambah, katamu, kepercayaanku beda denganmu

Tapi, menurutku, aku baik.

Apa hanya bermodal baik, bisa mendapatkanmu?
- Meliau, 2018

-DIA ADALAH AKU-

Ada seseorang berkata lelah,
namun tetap bertahan
Dia juga berkata lepas,
namun tetap memperjuangkan
Dia berkata lupa,
namun tetap mengingat semua hal
Dia berkata murka,
namun tetap setia cinta

Dan dia adalah, Aku.
- Pontianak, 2018

-PENYESALAN-

Kau menangis diantara sepinya kabut malam itu
Meraung meratapi kata perkata yang telah terucap
Duduk lesu dipelataran rumah menunggu siempunya muncul dari balik pintu.

Berteriak, terisak,
sembari mengelap tetesan air yang keluar dari pelupuk mata
Maaf kau lontarkan pada sebuah pagar pembatas,
siempunya tetap tak bergeming.

Kau tetap terjaga sembari memohon pada pintu hingga pagi menjelang
Meminta agar ada yang sudi menggeser.
Tak peduli kantuk, tak peduli kotor, sudah tak peduli lagi akan apa yang ada disekitar
Kau terus meronta, berucap maaf,
Meskipun siempunya tak sudi menjawab.
- Meliau, 2017

-SEBUAH PERMINTAAN-

Aku sangat ingin bertemu denganmu malam ini,
menanyakan perihal apa yang pernah kita janjikan.
Aku ingin berdua denganmu malam ini,
memberi pelukan hangat; memanjakan, dan melindungi dirimu

Aku tak butuh memilikimu seutuhnya,
hanya saja aku ingin menghabiskan waktuku hanya berdua.
Menghabiskan rasa sayangku hanya untukmu,
mencintaimu dengan segala upaya
Tanpa berharap kau melakukan hal yang sama,
tanpa rasa skeptis berlebih

Aku mencintaimu dalam diam yang perih
Aku mencintaimu tanpa meminta balasan lebih
Aku menyayangimu dulu, sekarang, atau tahun depan
Bahkan hingga saat kau sudah dimiliki pria mapan.
- Pontianak, Penghujung tahun 2017

-Gipsy Marpaung
Read More »

Puisi

ETIKA [PUISI]

Selasa, Januari 30, 2018

Img src: commons.wikimedia.org


Sebenarnya, jika pasanganmu direbut oleh orang lain
yang ternyata dia adalah temanmu sendiri,
itu tidaklah salah dan melanggar hukum.

Hanya perkara etika, kurang pas.
Jadi, kau tak berhak menghakiminya.
Biarkan saja dia belajar etika terlebih dahulu.

Dan, untuk pasanganmu
tinggalkan saja
dia adalah sumber dan penyebab etika itu tidak ada.
-Gipsy Marpaung
Read More »

Celotehan Sok Bijak

"PELIT"

Selasa, Januari 30, 2018

Img src: dragoart.com
Pasti tahu bukan, kenapa ilustrasi gambar menggunakan Mr. Crab?

Oke, sebelum gue mulai membahas sesuatu yang menurut gue penting, tapi menurut lo gak penting. Gue minta izin dulu untuk berbicara sepatah dua patah kata bahaha.

Setelah sekian lama gak nulis karena 'sok' menyibukkan diri dengan kegiatan yang sangat dibuat-buat, akhirnya, ini tadi, pas keluar dari WC, gue memikirkan sesuatu. Sebuah pengalaman getir, elah bahasanya haha. Berkaitan dengan pelit, dan kehidupan gue sebagai mahasiswa rantau.

Dalam KBBI, pelit adalah:
pelit/pe•lit/ a kikir; lokek: orang -- tidak suka memberi sedekah;

Dalam artian gue pribadi, pelit adalah:
pelit/pe-lit/ a njing.

Sampai saat ini, gue belum bisa memahami sifat pelit itu sendiri. Dan gue juga belum bisa sepenuhnya sadar, apakah gue ini termasuk tipe orang yang pelit atau tidak.

Pada dasarnya, setiap orang punya sifat pelitnya masing-masing. Tapi, disini yang akan gue bahas adalah sifat pelit dalam hal uang dan ilmu.

Dua hal ini kaitannya sangat erat. Ilmu bisa disebar luaskan untuk mendapatkan uang, beberapa contoh penyebaran ilmu untuk mendapatkan uang antara lain:
1. Seminar (Tidak semua seminar, tapi rata-rata)
2. Penjualan Tutorial (Berbentuk buku, ataupun E-book)
3. Bisa lo isi sendiri.

Gak ada yang bisa menyalahkan kegiatan tersebut. Sebenernya, gak ada hukum yang melarang. Tapi, apakah seseorang dengan teganya menjual "JASA" kepada temannya sendiri?

Gini, sebenernya hal itu lumrah dilakukan jika seseorang sudah masuk kedalam dunia kerja. Kalau masih berstatus mahasiswa? Lalu, apakah suatu pertolongan harus mendapatkan imbalan?

....

Dari pengalaman pribadi gue selama kurang lebih 9 tahun menjadi seseorang yang “jauh dari orang tua” (red: perantau) pelit bukanlah suatu tindakan yang tepat untuk menjadikan kita berarti dimata orang lain.

Ada suatu perumpamaan:
“Jika seseorang melemparmu dengan batu, lemparlah dia dengan pisang”

Tapi dalam hal ini, tidak akan bisa. Pelit akan dibalas dengan pelit, lalu kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Sifat manusia, hehe.

Dalam sepak terjang gue selama menjadi perantau, hahaha bahasanya elah anj banget. Banyak orang yang gue temuin, dengan sifat mereka masing-masing. Tapi, disini, ditempat gue sekarang, kepelitan adalah suatu sifat yang hakiki dan mutlak (tidak dapat diganggu gugat). Entah, secara sadar atau tidak, mereka tetap berdiri kokoh menjadi seorang yang pelit!

Gue punya sedikit cerita, gak panjang, biar lo gak males baca.

Gue pernah hidup satu kontrakan dengan banyak orang selama 2 tahun, sebelum akhirnya gue terdampar lagi dikos bareng anak setan yang dari awal masuk kuliah bareng terus kemana-mana.

Salah satu diantara kami semua, bisa dibilang punya kehidupan yang lumayan rumit dalam urusan ekonomi. Bukan karena dia punya sifat hedonisme yang tinggi, tapi memang faktor ekonomi keluarga yang gak memungkinkan. Ibaratkan kata, makan aja susah.

Ada beberapa orang diantara kami yang ‘peduli’, dan sedikit membantu sesuai kemampuan kami. Ada juga yang acuh, gak peduli, dan gak mau tau sama isi perut orang lain.

Pernah suatu hari, ketika orang-orang yang peduli ini lagi ngalamin masa krisis (otomatis tidak bisa membantu, meskipun sekedar membelikan makan, karena perut mereka juga belum makan haha). Contoh kecil: orang-orang yang mampu dan masih memiliki uang lebih ini, gak mau tau sama sekali.

Jadi, temen gue ini kerjaannya tidur terus selama 2 hari, dan bangun cuma sebentar. Penyebabnya ya, karena emang dia belum makan selama 2 hari, jadi cara ampuh satu-satunya biar gak kelaperan ya tidur. Selain nyemil promag.

Waktu itu, gue dan sebagian temen gue yang peduli sama sekali gak punya uang lagi.

Satu tongkrongan, gak mungkin dong ‘sipelit’ ini gak sadar kalo temennya udah gak makan 2 hari? Nah, dia dateng nih dengan gagahnya sambil bawa kantong kresek item yang isinya makanan. Terus, makan deh didepan temen gue yang belum makan 2 hari ini. Santai, tanpa beban.

Pengen gue tonjok, tapi dia gak salah apa-apa. Cuma otaknya aja yang agak sengklek, dikit.

Salah satu sifat pelit dalam hal uang, yang pernah gue temuin.

Lagi, tadi udah bahas pelit masalah harta. Sekarang gue pengen bahas masalah ilmu.

Kalau seorang mahasiswa tidak mengerti akan apa yang dijelaskan oleh dosen, kemana dia seharusnya bertanya?
A. Teman
B. Pak Satpam
C. Tukang Angkringan

Beberapa dari temen gue, ada yang dengan suka hati menjelaskan apa yang mereka tahu. Entah itu ilmu yang bisa diperjual belikan ataupun sekedar ilmu yang digunakan dalam mata kuliah. Tapi, ada beberapa komplotan yang memiliki banyak alasan supaya “ILMU” yang mereka punya tidak tersebar. Tidak gratis, harus bayar.

Pernah gue bertanya suatu hal yang gue sama sekali gak ngerti, berharap dengan mendengar penjelasan temen, gue bakal ngerti. Tapi apa yang gue dapet? Berikut penulis himpun langsung dari sumbernya ahahha:

Gue: “Bro, ini gimana ya? Kok gue gak ngerti ya? Jelasin dong tolong”
Si Dermawan: “Cari di Google banyak bro, gue juga cari di Google”

Ntap!

Bagi gue, tidak ada salahnya berbagi dengan seseorang yang sedang membutuhkan. Pun, suatu saat kebaikan yang pernah lo lakukan akan berimbas baik untuk kehidupan lo juga. Meskipun lo gak tau kapan balasan itu bakal lo terima, tapi apa salahnya menjadi orang yang ‘tidak pelit’ untuk orang lain?

Parahnya, ada salah satu temen gue yang punya sifat pelit dalam kedua hal tersebut. Pelit uang, pelit ilmu. Double pelit! Mungkin panutannya Mr. Crab. Pengen cepet kaya.

Entahlah, gue gak ngerti lagi sama orang ini.

Gini, apasih untungnya jadi orang pelit? Terus, kenapa coba pelit? Dalam hal uang, bro kita yang masih mahasiswa dan digaji orang tua, apa salahnya ngebantuin orang lain? Emang apasih yang mau lo beli? Lambo? Gue gak minta setiap ada yang membutuhkan bantuan, harus selalu dibantu. Tapi bantulah sesuai apa yang lo punya dan lo mampu.

Dalam hal ekonomi, gue tidak memaksakan seseorang diwajibkan membantu, jika dirinya pun sedang dalam masa sulit, dan tidak memungkinkan untuk membantu. Tapi, disini, yang gue temuin. Orang-orang yang memiliki kapasitas pelit tertinggi, adalah orang-orang yang hidupnya jauh dari kata miskin. Uang jajan (gaji beserta tunjangan dari orang tua) lebih tinggi. Mampu beli ini itu, tapi gak mampu beliin temen makan?

Okelah dalam ilmu, lo boleh pelit karena lo susah mendapatkan ilmu itu, dan orang lain gak berhak dengan mudahnya minta penjelasan dari lo. Tapi, apakah lo setega itu?

Parahnya lagi, lo itu gak sadar kalo lo itu pelit pake banget! Itu hidup lo sampah banget sumpah dah.

Menurut gue, orang-orang pelit adalah orang-orang yang tidak percaya dengan Tuhan. Padahal, yang gue tahu, setiap agama mengajarkan agar tidak pelit dan berbagi dengan sesama yang sedang membutuhkan. Ditambah, sudah jelas dituliskan bahwa jika kita berbagi, kita akan mendapatkan balasan yang berkali-kali lipat lebih banyak. Lalu, kenapa orang-orang ini masih pelit? Karena mereka tidak percaya akan apa yang sudah difirmankan oleh Tuhan! Katanya taat, hehehehe.

Jadi, buat lo yang mungkin ngebaca ini, buanglah jauh-jauh sifat pelit yang lo punya. Karena pelit lo bakal berdampak buruk untuk kehidupan lo sendiri. Bisa-bisa, kalo lo lagi butuh pertolongan, gak bakal ada yang mau nolongin lo. Soalnya, roda kehidupan itu berputar hehehe.

Read More »