featured

Untuk diriku 10 tahun lagi

Selasa, Juni 11, 2019

Dari   : Gipsy Marpaung, 23 tahun.
Untuk  : Gipsy Marpaung, 33 tahun.

Dear, Gipsy.

Halo, Bagaimana kabarmu?

Aku harap kau baik-baik saja, ya! Aku sekarang sedang sibuk mencari pekerjaan, melamar banyak perusahaan yang sampai detik aku menulis ini belum ada yang mau menerima haha.

Kau, bagaimana? Aku harap kau sudah mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan keinginan kita, ya!

Oh iya, bagaimana dengan istrimu? Aku yakin kau tidak akan salah memilih pasangan hidup, bukan? Karena aku pasti akan melakukan hal yang sama. Memang sekarang aku sedang tidak dekat dengan siapa-siapa karena tidak percaya dengan diri sendiri. Tapi kau tidak melakukan hal yang sama bukan?

Aku sekarang sedang berada di titik dimana aku bingung, tidak tahu harus kemana. Rasanya sangat malas untuk berinteraksi dengan orang-orang diluar sana, meskipun itu adalah temanku, teman kita. Seperti kehilangan gairah untuk berkomunikasi dan berbagi. Tidak tahu juga apa penyebabnya. Terlalu banyak pikiran menumpuk dikepala belum bisa aku keluarkan sekarang. Sedikit takut melihat kedepan.

Bagaimana cita-cita kita menjadi seorang sutradara ternama? Apakah kau sudah berhasil menggapainya? Atau cita-cita kita yang lain untuk menjadi seorang illustrator hebat yang bisa menguasai Disney? Haha. Nanti ceritakan, ya!

Aku masih sibuk menulis buku yang entah kenapa susah sekali untuk aku selesaikan sekarang, dan aku harap ketika kau membaca ini nanti, bukumu sudah terbit diseluruh penjuru toko ya! Bukan hanya satu, atau dua judul buku, tapi sepuluh! Atau dua puluh juga boleh!

Kau tahu tidak, aku sekarang sedang semangat sekali untuk membuka sebuah bisnis. Ya meskipun aku masih bingung, bisnis seperti apa yang harus aku jalankan.. Tapi aku sekarang belum putus asa, ada beberapa hal yang harus aku coba lakukan, dan harus aku lakukan. Aku rasa, kau nanti juga masih melanjutkan apa yang aku kerjakan sekarang. Pokoknya, kau harus ceritakan semuanya nanti.

Kalau aku sekarang sedang merasa kesepian, aku yakin kau sudah tidak merasakan hal yang serupa kan? Aku penasaran sekali, bagaimana bentuk dan jalan yang sudah kau lalui selama 10 tahun nanti.

Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak mundur barang selangkah, agar nanti kau bukan tidak lagi menjadi aku yang sekarang, kau adalah kita yang baru...

Kau harus janji kepadaku satu hal, ketika kau membaca ini, kau akan membalasnya kelak, dan menceritakan semuanya kepadaku.


Dari aku, Gipsy Marpaung 23 tahun.

Gipsy Soritua Marpaung
Selasa, 11 Juni 2019.
Read More »

Daily Absurd

Zaman Gue Belum Ada Twitter, Instagram, Path, Facebook, Ask.fm, Etc...

Rabu, Agustus 12, 2015

Masa Kecil Bahagia itu Tanpa Teknologi Canggih
img src: nationalgeographic
Di era digital ini, semua kebutuhan bisa terpenuhi hanya dengan satu jari. Kantor pos tidak dibutuhkan lagi untuk berkirim pesan, wartel sangat jarang ditemui, bahkan dikota besar sekalipun. Sekarang, setiap pasang mata selalu melihat salah satu layar teknologi canggih dunia. Dari anak balita, hingga kakek tua, semua bergantung pada alat ini. Dia adalah, Gadget!

Tujuan dari tulisan gue yang satu ini cuma pengen mengenang masa lalu, waktu gue kecil. Bukan bermaksud menyalahkan generasi muda sekarang atas apa yang mereka lakukan.

Zaman semakin berkembang, dulu kita harus pergi ke kantor pos untuk mengirim surat kepada sanak saudara yang berada jauh dari kita. Sembari menunggu balasan hingga berminggu-minggu hanya untuk mengucap sapa.

Tapi sekarang? Semua serba instan. Mengirim pesan cuma butuh waktu 5-10 detik, supaya bisa dibaca oleh penerima (itu kalo gak pending ya, biasanya sih layanan seluler sekarang banyak yang cupu)

Seiring perkembangan zaman, handphone yang bermula hanya untuk berkirim pesan ataupun telekomunikasi akhirnya berubah menjadi sebuah alat yang serba guna. Ditambah, banyak aplikasi pendukung yang dibuat untuk memuaskan konsumen.

Salah satunya sosial media. Banyak sekali media sosial baru yang berlomba-lomba ngebagiin kenyamanan untuk penggunanya. Banyak banget deh, gak perlu disebutin satu-satu ya.

Bukan munafik. Gue sendiri menikmati akan teknologi yang canggih ini. Gue juga gak bisa munafik, bahwa gue juga salah satu penikmat beberapa sosial media yang lagi jadi trending dikalangan anak muda (biasa mantan anak gawl).

Tapi, yang ngebuat gue miris adalah...

Banyaknya anak di bawah umur yang seharusnya ngehabisin masa kecil dengan bermain sama temen sebayanya terjebak kedalam teknologi canggih ini. Malahan, balita pun udah dikasih orang tuanya smartphone supaya lebih trendi dan dibilang orang banyak duit.

Kalo gue flashback jaman dulu gue waktu masih kecil, sebelum semua teknologi ini ada. Setiap hari, abis pulang sekolah gue selalu main bareng tementemen gue. Permainan tradisional yang memang udah turun temurun dimainin sama anak-anak seluruh Indonesia.

Mulai dari main karet (cewek taulah ya?), main ular naga panjang, main gundu, main bola, main gelasing, main tembaktembakan dari bambu, main dakon, dan masih banyak permainan lainnya yang emang jaman dulu itu asyik banget buat dimainin.

Gue belum tau sama yang namanya cinta-cintaan, gue belum tau sama yang namanya update sosial media atau apapun yang berbau teknologi.

Yang paling gue suka dulu waktu kecil adalah, pergi mancing bareng temen sampe jauh dari perumahan warga. Meskipun gak dapet ikan, tapi disana gue bisa cari sungai baru untuk mandi. Kedua, gue seneng banget sama yang namanya main bola (dulu gue kurus, item pula). Setiap hari sepulang sekolah gue udah nyusun jadwal buat kegiatan seharian. Dimulai dari mandi sungai yang selesai sampe jam 2 siang, terus dilanjutin main bola.

Dan pasti udah tau kan? Kami main bola gak kenal waktu. Gak punya wasit dan gak punya peraturan sama sekali. Bisa dibilang tarkam untuk anak kecil. Permainan simple, tapi bermakna.

Setiap harinya gue berhenti main bola kalo udah maghrib, terus ada salah satu temen gue yang dipanggil nyokapnya suruh pulang, sambil bawa sapu. Nyokap gue sendiri juga sering ngelakuin hal itu buat anak laki-lakinya.

Gue dulu belum ngerti yang namanya internet. Yang gue sama temen-temen gue tau itu cuma main. gak ada hal lain yang bisa kami lakuin, kecuali main.

Sering gue berpikir, apa karna gue orang kampung makanya gak pernah ngerti apa yang namanya teknologi? Beda sama orang-orang kota yang dari kecil udah dikenalin sama wi-fi. Tapi gue bersyukur punya masa kecil disebuah kampung dipelosok hutan Kalimantan. Gue bersyukur karena gue gak pernah mentingin teknologi canggih buat nyenengin hati gue. Gue cuma butuh pancingan, bola, sama ban bekas untuk dijadiin pelampung waktu mandi sungai.

Mungkin bukan cuma orang kampung kaya gue sih yang ngelakuin hal-hal dimasa kecil gue. Dulu, orang kota juga belum ngerti teknologi kaya sekarang. Buat seangkatan kaya gue ya.

Meskipun lahir ditahun 90an (ketahuan tua) tapi gue masih bisa ngerasain permainan-permainan tradisional yang emang EPIC banget kalo gue inget-inget masa itu. Masa waktu gue kecil dulu.

Terlalu keliatan mencolok perbedaan antara zaman gue kecil dulu, sama zaman anak-anak zaman sekarang. Dimana mereka sangat terpaku sama yang namanya gadget.

Anak kecil sekarang udah kenal sama yang namanya sosial media. Mereka juga gak pengen kalah sama kakak-kakaknya buat eksis dijagat dunia maya. Pfffttt... Mirisnya, sebagian dari anak kecil sekarang udah ngerti sama yang namanya video dewasa ehem eheman. Banyak video yang gak layak ditonton sama anak kecil beredar luas di internet, ngebuat anak-anak kecil dengan bebasnya menonton tontonan yang gak pantes. (kalo gue udah tua, pantes wkwk)

Parahnya lagi, banyak sekarang anak SD yang udah ngerti pacaran, cinta-cintaan atau ayang-ayangan sama temen sebayanya. Sms mesra, bbm mesra layaknya orang dewasa. Mungkin kata-kata dewasa sebelum waktunya itu beneran ada dimasa sekarang.

Banyak anak SD yang masih ingusan, udah berani pake lipstik, lipglos atau apalah itu namanya. Cuma buat ngebuktiin bahwa mereka anak gawl atau anak eksis atau anak setan mungkin.

Anak SD, dengan bebasnya ngerokok ditempat-tempat umum tanpa ngerti rasa malu. Tragis.

....

Bukan cuma gue yang menyadari akan hal ini. Banyak orang diluar sana yang juga miris ngeliat teknologi sekarang yang sangat berguna rupanya mempunyai dampak negatif yang sangat besar untuk moral anak bangsa sendiri (sok nasionalis, mentang-mentang bentar lagi 17an)

Orang tua tidak bisa sepenuhnya bisa disalahkan. Mungkin memang kemajuan zamanlah yang ngerubah setiap orang.

Dulu, setiap gue ngumpul bareng temen gak ada yang namanya ngeliatin layar gadget masing-masing. Apalagi ngumpul sambil stalking gebetan, parah.

Banyak orang yang menyalahgunakan teknologi. Jujur, gue termasuk juga.

Tapi, coba kita telaah lebih jauh dan kita ingat-ingat tentang masa kecil kita dulu. Apakah masih ada anak-anak zaman sekarang yang main permainan tradisional?

Ada, tapi sangat jarang! Mereka lebih milih main game digadget ataupun playstation! Miris. Bayangin aja men, setiap anak kecil di Indonesia udah punya penyakit rabun sejak dini, bayangin coba.

Terus, apa pendapat orang tua mereka? Apakah mereka memperbolehkan anaknya dengan leluasa bermain gadget sepanjang hari? Seharusnya sebagai orang tua bisa lebih bijaksana, apalagi untuk anaknya sendiri.

Makanya, mulai sekarang ajarin anak-anak kecil buat ngehidupin lagi permainan tradisional yang udah lama ditinggalin. Coba ajak anak-anak kecil untuk gak terpaku sama gadget, lama-lama jadi idiot!

Ajarkan mereka bermain layaknya anak kecil. Bukan mengajari mereka untuk pacaran, dan dewasa sebelum waktunya. Apalagi sekarang banyak acara TV yang sangat-sangat tidak mendidik untuk anak-anak dibawah umur. Program TV hanya mengejar rating semata, demi meningkatnya penghasilan yang mereka dapatkan dari iklan.

Buat lo yang punya umur dibawah 18 tahun, gue saranin berubah. Inget, lo harus bersosialisasi sama sekitar, bukan cuma sama gadget lo doang!
Read More »

Daily Absurd

HP RUSAK? HUBUNGAN JANGAN IKUT-IKUTAN RUSAK DONG!

Selasa, Agustus 11, 2015

HIKMAH DIBALIK HP RUSAK GIPSY MARPAUNG
cuma gambar ilustrasi


6 Agustus kemaren gue baru dateng ke Jogja, buat ngelanjutin rutinitas sehari-hari gue sebagai mahasiswa. lengkapnya, mahasiswa males wkwk. Sebenernya males banget buat cepet-cepet pulang kesini, karna libur semester ini gue dikasih jatah sampe 21 September. Tapi, karna desakan dari orang tua yang nyuruh gue supaya cepet lulus, akhirnya gue memutuskan untuk pulang ke Jogja dan ngambil remedi. Karena nilai semester 2 gue ini sangatsangat menyedihkan, miris deh pokoknya.

Seneng sih bisa balik ke Jogja. Karena bisa pake handphone baru lagi. Bukan karna baru beli, tapi baru selesai digaransi -___- Ya, itungitung sih masih baru lah ya, karna gue belinya belum sampe sebulan gitu langsung rusak, kan anji*sensor*.

Karna proses garansi yang sangatsangat lama, alhasil gue pulang ke Kalimantan tanpa bawa handphone. Jadinya, selama di Kalimantan gue gak bisa update path, instagram, twitter, facebook, line, ask.fm, dll (maklum anak gawl akut)

Sampe dijogja, ternyata handphone gue yang udah selesai direnovasi (garansi) udah dibawa temen gue dan langsung seserahan sama yang punya. Tapi, kesenangan gue berakhir dengan sangat cepat. Sehari setelah gue pake tuh hp, tibatiba tuh handphone mati sendiri, iya mati total, kan anji*sensorlagi*.

Emosi gue memuncak saat itu, cie memuncak. Alhasil, gue langsung hubungi tuh tukang service tukang counter sampe tukang laundry. Gue tanya dengan berbagai pertanyaan kemarahan.

"Pak, ini yang dijual ke Saya barang bekas? Baru pake sebulan udah rusak, terus garansi. Selesai garansi, 2 minggu rusak lagi. APAAAAAAAAAAAN NIHHH !"

Emosi gue sangatsangat memuncak saat itu. Sampe-sampe semua barang yang ada didalem kamar gue jadi pelampiasan. Biasa, anak muda wkwk.

Setelah adu mulut cukup lama sama penjaganya, akhirnya gue memutuskan untuk garansi ulang dan meminta pertanggung jawaban dari pihak tersebut. Udah kaya kasus besar nih, padahal cetek. Meskipun gue masih emosi saat itu, tapi gue coba buat tenang. Calm down, kalo bahasa inggrisnya. kalo gak salah ya.

Tapi setelah dipikir-pikir. Kejadian ini lumayan lucu. Mungkin hampir persis sama kisah hidup gue diranah percintaan. Hampir.

Mungkin juga, hikmah dari handphone gue yang 2 kali rusak ini bakal ngebawa gue untuk mendapatkan handphone yang lebih canggih dan baru, mahal kalo bisa.

Kalo dibayangin, sama aja kaya kisah percintaan. Kisah percintaan sering rusak (kandas), padahal kita baru aja beli (ngerajut) tali percintaan kita sama seseorang yang kita sayangi. Tanpa sadar, ternyata dari kerusakan tersebut membawa hikmah yang ngebuat kita lebih dekat sama orang yang lebih baik dari sebelumnya.

Bukan hanya itu, kita jadi sadar kenapa kisah percintaan yang kita buat cepat sekali untuk kandas. Lagi-lagi sama kaya barang. Kita punya sayang yang berlebihan sama barang yang baru kita beli, alhasil barang itu cepet banget rusak. Sama aja kaya percintaan. Kita, sayang banget sama pacar baru kita, alhasil kita jadi over dan rada aneh gitu. makanya hubungan pun cepet banget buat rusak (kandas).

Gue belajar satu hal dari peristiwa ini. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas muka bumi ini haruslah dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan, dan pri keadilan. Lagi sakit gue. Butuh tidur.
Read More »

Daily Absurd

Kata "MAAF" Tidak Akan Menurunkan Harga Diri Seseorang

Minggu, Agustus 09, 2015

Kata Maaf Gak Akan Nurunin Harga Diri Seseorang


Karena udah lama gue gak update, kali ini gue sempetin buat update dikit ya masalah pribadi sih wkwk tapi berguna juga kok buat orang lain yang ngebaca ini. So, let's get rich, eh, maksudnya let's begin read this article...

Normalnya sebagai manusia, pasti banyak salah yang disengaja maupun ga disengaja. Gak bisa dipungkiri, kalo manusia gak ada yang sempurna, kecuali Andra and the Backbone.

Gue banyak kenal sama orang selama 19 tahun gue hidup (walaupun selama 5 tahun gue belum ngerti apa-apa karna masih bocah). Dan rata-rata dari semua orang yang pernah gue kenal, banyak diantara mereka yang sulit buat ngucapin kata maaf. Mungkin mereka termasuk golongan Andra and the Backbone tadi.

Memang sih satu kata yang simple banget ini susah buat diucapin dan keluar dari mulut seseorang. Apalagi, kalo orang itu punya otak yang kaya batu. Pengenny menang sendiri, gak pernah ngerasa dirinya salah dan meskipun udah keliatan salah masih aja nyari kesalahan orang lain.

Gue sendiri pernah ngalamin masa-masa seperti ini. Dimana mulut gue serasa membeku, waktu gue pengen ngucapin kata maaf. Padahal, udah jelas kalo gue ngelakuin kesalahan dan kesalahan itu sengaja gue lakuin.

Semua orang juga gue rasa pernah punya pengalaman yang sama. Kecuali doi emang bener-bener punya anu yang besar (baca: hati).

Menurut gue, itu adalah salah satu proses untuk menuju kedewasaan yang sebenernya. Semua orang punya prosesnya masing-masing untuk menjadi dewasa. Dewasa yang sebenernya, dan bukan dewasa seperti anak remaja jaman sekarang. Dewasa belum pada waktunya. Dewasa yang dibuat-buat, dan lebih mengedepankan penampilan, bukan perasaan.

Yang ngebuat aneh adalah. Ada diantara orang-orang yang gue kenal dan yang notabene sudah dewasa, tetapi belum bisa mengatakan maaf untuk kesalahan yang dibuat sendiri.

Gini bray. Gue tekankan sekali lagi. Maaf gak akan nurunin harga diri lo. Maaf juga gak bakal nurunin tingkat kegantengan atau kecantikan yang lo punya.

Malahan, semua orang akan terkejut kagum kalo lo berani ngucapin maaf secara gentle. Apalagi kalo lo seorang laki-laki.

Makanya, kalo lo ngaku sebagai orang yang udah dewasa. Lo harus berani ngakuin kesalahan lo dan lo juga harus berani minta maaf atas apa yang lo perbuat. Bukan malah menyalahkan orang lain atas kesalahan lo, dan membebankan permintaan maaf ke orang lain. Kalo lo tipe orang yang kaya gini, berarti lo ga gentle bro! Laut aja!
Read More »

Daily Absurd

CLEAR!

Minggu, Juli 26, 2015

Menyelesaikan Nazar Kepala Botak

Kemaren, gue udah nyelesein nazar yang gue buat. Iyaaaps, gue bikin nazar dan semisalnya keinginan gue tercapai, gue bakalan potong rambut kesayangan gue. Meskipun sangat berat, tapi semua bakal gue lakuin.

Hampir setahun gue coba manjangin rambut, meskipun hasilnya keriting (kribow) tapi gue puas karna punya rambut panjang adalah keinginan gue dari smp.

Niatannya sih, gue pengen manjangin rambut dari pertama gue kuliah sampe nanti gue wisuda baru gue potong tuh rambut. Walau banyak pro dan kontra tentang rambut gue yang panjang wkwk, tapi begitulah gue. Dan gak ada seorang pun yang bisa ngebuat gue motong rambut kesayangan gue ini. Meskipun bokap nyokap gue udah ngomel tiap hari tiap malam, tiap jam, tiap detik (lebay), tapi gak bisa bikin gue kapok. Gue tetep kekeuh sama pendirian gue, potong rambut tunggu wisuda. asek.

Yahh, meskipun akhirnya pendirian gue goyah, tapi gak masalah. Rambut yang gue korbanin ini setara sama yang gue inginkan selama setahun ini.

Cuma lo yang bisa ngebikin gue motong rambut kesayangan gue. Cuma lo yang bisa bikin gue setahun ini kaya orang bego, nunggu, nunggu. Meskipun gue udah tahu, hasilnya bakalan gak ada.

Akhirnya, lo ngerti juga kalo yang gue pengen itu cuma bisa ketemu lagi. Dan sesuai nazar yang udah gue buat. Karna keinginan gue tercapai, gue juga harus nepatin janji yang udah gue buat.

Selamat jalan rambut kesayangan. Tahun depan kamu akan panjang lagi, dan gak akan ada yang bisa motong, kecuali dia.
Read More »

Daily Absurd

Hilal Buat Lebaran Udah Keliatan, Terus Hilal Jodoh Kita Kok Belum Keliatan?

Sabtu, Juli 18, 2015

Selamat Idul Fitri 1436H
img src: punyasaya.co
Sebelumnya, Gue pengen ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436H buat kalian semua yang lagi ngerayain, ataupun buat lo yang lagi ngeharap dapet banyak THR lebaran kali ini.

Tanggal 16 kemaren Kementrian Agama di Indonesia mengadakan sidang isbat dan udah nentuin kalo 1 Syawal jatuh pada 17, Jumat. Katanya sih, rapat Kemenag kemarin gak mengalami halangan karna hilal udah keliatan dengan jelas. Karena menurut yang gue tahu, nentuin 1 Syawal itu harus ngeliat hilal udah keliatan apa belum. Ini deh buat lo yang gak tau, gue nyontek dari wikipedia penjelasan tentang hilal.

Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (itjimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam. Biasanya hilal diamati pada hari ke-29 dari bulan Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Hilal juga merupakan bagian dari fase-fase bulan.

Setelah ditentuin kalo lebaran pertama itu jatuh pada hari Jumat, maka umat muslim diseluruh dunia ngerayain malam sebelum lebaran itu dengan takbiran. Kebetulan malam lebaran tahun ini gue lagi dikampung halaman tempat bokap nyokap gue tinggal, jadi gue ngikutin kemeriahan malam takbiran disini bareng temen-temen kecil gue yang dulunya unyu-unyu sekarang udah besar dan berotot itunya, maksudnya badannya.

Sayangnya, malam takbiran yang udah meriah dikotori sama anak-anak muda yang ngakunya pembalap jalanan yang suka ngedit-ngedit motor bagus jadi 'makin bagus' dengan geber-geber motor dibelakang rombongan orang masjid yang lagi keliling.

Memang sih udah jadi kebiasaan di Indonesia mungkin, kalo malam takbiran, malam tahun baru dan sebagainya malah dimanfaatin untuk ngebut-ngebutan dijalan sambil mamerin motor hasil kerja keras orang tuanya yang udah di edit sedemikian rupa. Meskipun konsep awalnya memang buat memeriahkan acara, tapi bukan berarti masyarakat harus mengotori dengan cara balapan ataupun ngeganggu aktivitas masyarakat lain.

Atau gue aja yang sok bijak?

Ya, lebaran kali ini meriah banget. Gue juga seneng, lebaran kali ini ngumpul lagi sama keluarga besar walaupun kakak pertama gue gak bisa pulang gegara jauh. Meskipun gue juga bukan seorang muslim, tapi gue tetep menghargai sebagai sesama umat beragama yang tinggal disuatu daerah. Harapan gue sih, kita sebagai makhluk sosial yang beragama harus bisa saling menghargai antar sesama umat beragama yang memegang kepercayaannya masing-masing.

Karna, gak ada satupun kepercayaan yang ngajarin umatnya untuk berbuat jahat. Dan harapan gue yang dari dulu susah banget buat tercapai sih. Kapan, hilal jodoh kita keliatan?
Read More »

Daily Absurd

Gue Siapa?

Jumat, Juli 10, 2015

Penjelasan Mengenai Gipsy Marpaung

Sebenernya, gak ada yang pernah nanya-nanya atau kepo gitu sih. Tapi, gue buat-buat sendiri aja biar kayanya gue itu orang terkenal banget. Jangan protes.

Banyak yang tanya, siapa sih gue? Kenapa gue seneng banget bikin artikel cerita-cerita aneh. Kadang bikin cerita sedih, bikin cerita sok bijak dan sok nasehatin. Kadang juga bego (kalo bego sih gak kadang-kadang lagi).

Dan... inilah jawabannya...

Gue adalah seorang mahasiswa biasa yang tahun ini masuk semester 3 disebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Kenapa Swasta? Karena otak gue gak nyampe buat masuk perguruan tinggi negri. Tau sendirilah ya, orang-orang beranggapan kalo anak yang bisa masuk ke PTN itu lebih pinter dan lebih berbakat, ketimbang anak yang masuk ke PTS. Yaaa, pemikiran lama. Old Fashion...

Gue bilang old fashion karna? Gak semua anak yang masuk ke PTS itu bego, dan gak semua anak yang masuk ke PTN itu pinter. Karena jaman sekarang siapa sih yang gak tau kalo banyak orang tua yang berusaha dan gak segan-segan ngeluarin dana segar supaya anaknya bisa masuk PTN? Gak perlu dijelasin lebih lanjut...

Skip...

Gue lahir disebuah desa dipedalaman Kalimantan Barat. Waktu SMP gue putuskan untuk merantau, sampe sekarang gue merantau dan jarang banget pulang. Dan kalo lo tanya, gue kangen gak sama orang tua gue? Tentunya kangen banget, makanya sebisa mungkin ada liburan semester gue sempetin buat pulang. Ini juga gue lagi dikamar, dirumah orang tua gue. Akhirnya setelah peperangan, gue bisa pulang dan tidur dikasur enak, sama ngerasain masakan yang enak pula.

Dari SMA gue sering dipanggil BATAK, gak tau sih mungkin karna gue emang orang batak. Masa mau dipanggil padang :) Uda dong.

Project baru gue adalah, eh sebenernya project lama sih.

Gue lagi ngebuat buku. Gak begitu bagus, tapi wajib dibaca. Bukunya gak enak, gak bisa dibuat rendang, apalagi digoreng. Cuma buku tentang kehidupan gue semasa SMA.

Dibuku itu lo gak bakal bisa nemuin cerita kaya AADC ataupun kata-kata motivasi Goldenways. Jadi jangan berharap banyak deh, lebih baik baca dulu biar ngerti #PROMOSIKERASLAE!

Yah, itulah gue. Gue ini banyak kekurangannya, dan sedikit lebihnya. Tapi dengan kelebihan itu gue bakal coba untuk nutupin kekurangan yang gue punya. Dengan sedikit bercerita, melepas semua kepenatan melalui sebuah blog. Semoga blog gue berguna. See yeah.
Read More »

featured

Short Story (Real Story) - This is My Mistake

Jumat, Juli 03, 2015



Aku adalah seorang anak laki-laki, tepatnya anak laki-laki yang sangat malas. Kehidupan ku hanya di isi dengan kemalasan yang tentunya akan merugikan diriku sendiri, dan berdampak buruk untuk masa depanku kelak. Aku hanya seorang anak laki-laki yang masih belum mengerti, tentang arti kehidupan yang sebenarnya.

Orang tua ku selalu menasehati tentang kebenaran, dan aku selalu mendengarkan. Aku selalu meresapi hingga kedalam, semua perkataan yang sudah diucapkan oleh orang tuaku. Tetapi, semua perkataan itu selalu sirna, hanya terngiang sebentar saja memutari kepalaku.

Apa aku terbuat dari besi? Apakah otak ku ini sudah mengeras seperti batu? Aku tak tahu harus menjawab apa dari semua pertanyaan bodoh yang aku sendiri belum tahu arti pertanyaan itu.

Aku terus menerus sudah merasa berusaha, untuk pendidikanku. Kenyataannya, aku hanyalah seorang pemalas yang selalu menunda-nunda pekerjaan yang ditimpalkan kepadaku. Aku hanyalah seorang anak bodoh, dan itu ada dipikiran setiap orang yang memandangku.

Apakah aku memang ditakdirkan untuk menjadi orang yang gagal? Membanggakan kedua orang tua yang telah susah payah membesarkan aku pun sangat sulit. Apa aku memang diciptakan hanya untuk menjadi bahan olokan orang lain yang memandangku?

Aku sendiri belum mengetahui apa kelebihanku, walau aku sudah tau apa kekuranganku selama ini. Meskipun begitu, aku tetap saja tidak mau mengoreksi kekuranganku. Aku tidak mau mengubah kekuranganku dan kebiasaan malasku menjadi lebih berguna.

Apa memang aku yang sengaja ingin seperti ini? Atau ini memang sudah jalan takdirku?

Bukan, ini bukan takdirku. Tuhan menciptakan aku karena Dia memiliki rencana yang besar untukku suatu hari nanti. Hanya, aku saja yang tidak siap menerima rencana Tuhan yang sangat indah. Kemalasanku berakibat fatal untuk diriku sendiri.

Aku selalu berteman, dan mengikuti orang yang lebih malas dari diriku. Aku malu memiliki teman yang pintar, dan rajin. Apa aku yang terlalu bodoh untuk memutuskan semuanya? Apa aku terlalu gengsi untuk berteman dengan mereka yang menggunakan kacamata?

Mereka memang tidak seperti pemuda lainnya. Mereka giat belajar, dan mereka serius akan pendidikan yang sedang ditempuh, terlebih mereka ingin membahagiakan orang tuanya. Tetapi, aku masih selalu tersangkut dipaku yang sama. Aku bagaikan sebuah batu besar ditengah sungai berarus deras. Batu besar yang tidak pernah bergerak meskipun arus sungai itu sangat kencang.

Tuhan, apakah engkau masih memberikan aku kesempatan untuk merubah semuanya? Apakah engkau masih percaya akan janjiku yang telah aku ingkari berulang-ulang kali? Tuhan, aku sangat ingin mengulang semuanya dari awal. Aku ingin memperbaiki semuanya, untukku dan masa depanku.

Tuhan, aku hanya ingin melihat senyum bahagia dari kedua orang tuaku :)
Read More »

Daily Absurd

Libur sih, Tapi Bikin Galau Pake Banget!

Rabu, Juli 01, 2015

Senin kemaren gue udah nyelesein UAS semester 2. Gak tau, ntar nilainya ancur semua atau keren semua. Soalnya, dari semester 1 gue takut banget buat nyontek. Padahal, dulu waktu SMA doyan banget gue nyontek, eh sekarang berubah total. Sebenernya perubahan itu gara-gara kelas juga sih, soalnya sekarang gue dikampus yang kelasnya penuh dengan CCTV *pft...

Takut gue, belum juga UAS semua dosen udah bilang kalo ketahuan nyontek di hasil rekaman CCTV, bakalan masuk berita acara. Gimana gak takut coba? Berita acara itu ada diseluruh mading kampus, dan bayangkan aja semisalnya foto gue lagi berpose nyontek dipajang disetiap mading. Kan gue jadi terkenal malu.

Semester 2 ini jujur, gue jarang banget kuliah. Beberapa faktor mendasari gue untuk jarang kuliah.

Pertama, gue males. Kedua, mungkin faktor dari temen juga. Yaaah, lo tau lah yah temen gue itu setan semua :)

img src: abwaba.com

Gue cuma takut aja, karna dikampus gue itu selalu ada evaluasi tahun pertama. Dimana setiap mahasiswa diperiksa dan diseleksi "Apakah dia layak untuk terus lanjut, atau dia dideportasi" (udah kaya acara tv Big Brother)

Semester 1 kemarin, gue sempet kekurangan nilai gara-gara ada salah satu mata kuliah yang dapet nilai E. Tapi, itu bukan murni kesalahan gue! Dosen yang salah! Ini bener! Gue gak bohong untuk kali ini!

Gini ceritanya. Gue ini beragama kristen, dan dari awal masuk kuliah ternyata ada mata kuliah Pendidikan Agama, gak dijelasin lagi itu untuk agama apa. Gue kira, karna gue udah masuk ke tingkat perguruan tinggi, pendidikan agama yang gue terima ini bakalan bersifat universal. Tapi, kenyataannya beda, gue malah setiap mata kuliah agama ini selalu masuk ke kelas untuk mahasiswa muslim (no sara). Usut punya usut, ternyata ada juga mata kuliah untuk pendidikan agama bagi yang non muslim. 2 minggu salah masuk kamar, akhirnya di minggu ke-3 gue masuk ke kamar yang bener.

Dari situ gue mulai masuk terus setiap ada mata kuliah agama. UTS maupun UAS selalu gue ikutin untuk 1 semester itu. Dan waktu pembagian nilai, ternyata nama gue gak terpampang di dosen pendidikan non muslim, malah nyasar di dosen yang muslim. Mungkin karna dari awal gue udah salah masuk kelas.

Waktu gue mau crosscheck nilai, ternyata dosen mata kuliah pendidikan agama non muslim gue ini punya jam terbang yang tinggi banget. Jadi doi jarang banget ada dikampus. Yaaah, begitulah akhirnya gue dapet E, dan kalaupun gue komplain sekarang, udah gak bakal bisa diterima dengan berbagai macam alasan klasik, gue paham itu :)

Semester 2 ini, kembali terulang. Gue dapet nilai jelek lagi, bukan E sih, tapi D (lumayan *gubrak*)

Sebenernya, gue udah kangen banget sama kampung halaman gue. Lebih tepatnya, kangen sama temen-temen gue. Tapi gue bingung, kalo gue pulang kampung otomatis gue gak bakal bisa ikut remedi untuk benerin nilai-nilai gue yang hancur. Tapi, kalo gue gak pulang kampung, gue gak bakal bisa ketemu orang tua gue, terlebih temen-temen gue. Gue bimbang, beneran.

Akhirnya gue memutuskan untuk pulang kampung. Mungkin menurut lo, gue itu orangnya pemalas. Dan, yah bisa jadi gue emang pemalas :) Mungkin gue yg memang males untuk dapet nilai bagus, dan mungkin memang gue sendiri yang menghendaki nilai jelek itu. Kebiasaan gue gak bisa di ilangin dari dulu, itulah gue.

Sekarang gue cuma berharap untuk bisa memperbaiki ini semua di semester depan, semester 3. Gue janji, di semester 3 ini gak ada lagi kata males yang bakal keluar dari seluruh tubuh gue. Dan janji ini gue tulis disebuah artikel di Internet, yang gak bakal bisa dihapus sampe kapanpun :)

Pesen buat lo, jangan pernah lo ngikutin kebiasaan males gue. Lo harus rajin, dan lo harus bisa ngebuat bangga orang tua lo, dan bikin orang tua lo tersenyum bangga waktu ngeliat lo pake baju toga dengan ipk cumlaude :)
Read More »

Daily Absurd

Cari Kontrakan Sama Kaya Cari Pacar, Susah-Susah Gampang

Sabtu, Juni 27, 2015

2 Minggu ini gue dibikin bingung sama banyak orang. Dibikin kesel sama banyak orang. Gara-gara apa? KONTRAKAN! Ceritanya gini, gue lagi cari kontrakan dengan spesifikasi keren dengan harga murah (kebangetan ya gue?) Tapi sampe sekarang, gak ada yang cocok dihati. Yah, kalo kata Pak Bondan itu belum maknyuss.

Kemarin sempet nemu kontrakan yg pas banget, gede lagi. Sesuai sama impian gue dari dulu, bisa nyante dibalkon rumah :D Dan, ternyata masih ada aja kekurangannya. Kekurangannya itu jauh banget dari kampus gue, dan temen-temen gue juga ragu buat nempatin itu rumah.

Alesannya banyak banget. Rumah berhantulah, jauhlah, kurang paslah, mahallah, aneh...

Setelah dirundingin sampe lebih kurang 3 hari, ternyata semua setuju dan udah ngehubungin pemilik rumah buat konfirmasi pembayaran awal (baca:DP). Si Bapak pemilik rumah bilang suruh dateng langsung nemuin dia, dan dia juga bilang DP berapapun gak masalah.

Besoknya, abis nyelesein UAS yang bikin otak gue gedek, langsunglah gue ngacir ke kontrakan ini. Pas ketemu bapaknya, kami disuruh masuk dulu sambil ngobrol-ngobrol, sayangnya gak dibuatin teh atau disuguhi cemilan gitu. Wajar sih, lagi puasa...

Ternyata setelah lama ngobrol, si Bapak mulai bilang kalo kontrakan yang udah mau gue DP ternyata udah dibayar sama orang lain waktu malem sebelum kami dateng. Padahal kami udah konfirmasi pembayaran awal waktu sore.

Gini deh, gue contekin gambaran tentang percakapan gue...

Si Bapak: "Gini nak, tadi malem udah ada orang yg dateng dari Semarang, langsung ngasih uang buat DP. Kalian telat"
Gue: "*kaget*"
Temen-temen gue: "*kagetjuga*"
Gue: "Bukannya jam 3 sore kemarin kami sudah konfirmasi pak? Kenapa malah dikasih sama orang lain?" Protes gue.
Si Bapak: "*diam*" Sambil cari pembicaraan lain.

Sebelum percakapan tadi, gue sempet denger kalo bapak itu ngeluarin kata-kata "Kalo Saya pribadi sih jujur, gak pernah masalah dengan duit. Mau DP berapapun Saya terima"

Kata-kata itu udah sempet gue denger untuk beberapa kali. Karena dari awal gue survey nih tempat, si Bapak udah sering ngomong kaya gitu. Tapi, kenyataannya beda bray, beda! Emang ya, kalo udah ngeliat uang, ijo aja tuh mata! *pft.

Ekspresi Skak Mate
ekspresi si bapak waktu di skak mate
img src: swaragamafm.com

Kami pulang dengan kecewa tentunya, ternyata omongan orang tua juga gak bisa dipegang kalo udah ngeliat duit didepan mata. Mungkin, dikira gue DPnya cuma seribu kali ya? Padahal, 500 perak pak, 500 perak!

Nyari kontrakan susah banget ternyata, apalagi yang sesuai dengan keinginan kita sendiri. Tapi, gampang banget cari kontrakan yg gak sesuai sama keinginan. Sama kaya cari pacar, susah banget cari pacar yang sesuai sama hati kita, tapi gampang banget dapet pacar yang gak layak buat kita :)

Atau, kita aja yang punya kriteria terlalu berlebihan?
Read More »

Daily Absurd

Usaha Aja Gak Bakalan Bisa Bung!

Minggu, Juni 21, 2015

Di era digital jaman sekarang ini, banyak orang berpendapat kalo lo itu harus kreatif, dan se kreatif mungkin. Faktor ini di kemukakan karna banyaknya pengangguran di Indonesia *untung gue masih kuliah*.

Barusan gue baca-baca nih ya dikaskus, dan ternyata angka pengangguran di Indonesia itu mencapai 7%. Dan bayangkan 7% dari jutaan rakyat Indonesia yang kerjanya tiap hari cuma tidur dikamar doang (kaya gue).

Lebih ngagetin lagi, ternyata angka pengangguran ini banyak didominasi sama mahasiswa lulusan S1. Sedangkan lulusan SMA/SMK dikit banget yang jadi pengangguran. Tau gitukan, gue gak usah kuliah aja mendingan lulus SMA langsung cari kerja aja -__-

Sebenernya, faktor utama yang jadi penyebab banyaknya angka pengangguran dikalangan lulusan S1 itu karna mereka gak mau kerja kalo bukan bidang mereka. Mereka juga gak mau punya kerjaan yang gajinya dikit, karna mereka juga pengen balikin modal mereka kuliah.

Gak perlu jauh-jauh deh. Kakak gue lulusan D3 Kebidanan (FYI: Doi ngambil D3 karna dikampung gue masih belum ada yang sampe S1). Habis lulus, kakak gue ini cari kerjaan dimana-mana. Bikin lamaran ke setiap rumah sakit atau klinik, setiap hari berharap HRD nelpon doi dan nerima doi buat kerja. Tapi hasilnya, nihil.

Need Work
img src: tempo.co


Pernah suatu waktu ada temennya nawarin kerjaan buat kerja jadi administrasi dan customer service di bank. Tapi kakak gue ini tetep kekeuh gak mau kerja lain, selain jadi bidan atau yang berhubungan dengan medis. Kakak gue punya prinsip "3 Tahun kuliah kesehatan, masa jadi administrasi. Gak mau ah". Inilah kesalahan terbesar yang kakak gue pikirkan.

 .....

Terus, kenapa banyak orang yang bilang kalo kita itu harus berpikir kreatif? Ya karna menurut orang-orang, sekarang ini kita bukan hanya harus bisa mencari pekerjaan tapi lebih ke memberi lapangan pekerjaan. Kita disuruh berpikir kreatif untuk membuka usaha ataupun membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, sedangkan otak kita dangkal dan gak bisa untuk berpikir kreatif.

Sekarang bukan cuma kreatif aja yang dibutuhin lapangan pekerjaan. Kita juga harus berpikir kritis dan kita juga harus bisa keluar dari zona nyaman kita selama ini. Mungkin lo pernah berpikir, "Ah gue anak orang kaya, duit bokap gue gak bakalan abis sampe 7 turunan". Pikiran lo itu bener salah. Apa gunanya kalo lo cuma ngandelin harta mak lo aja, huh cemen.

Sekarang kita harus berpikir kreatif. Kita gak perlu lagi cari-cari pekerjaan, tapi kita harus bisa membuka lapangan pekerjaan. Banyak kok orang Indonesia yang kreatif, meskipun rada niru :D

Tapi setidaknya, mereka udah berusaha buat bisa jadi orang yang kreatif dan ngurang-ngurangin populasi pengangguran di Indonesia.

Gue ngomong gini, karna gue belum jadi pengangguran aja nih. Gue sekarang hebat sok bijak, sok nasehatin orang lain, padahal nanti gue sendiri yang bakal ngerasain hal ini. Karna kerjaan gue dikampus itu setiap hari ya paling cuma ke kantin *faktor sering nonton ftv*
Read More »