Karya

Short Story: A Piece of Hope

Selasa, Juni 09, 2015


Malam ini bagaikan sebuah malam untuk menjawab sebuah pertanyaan yang selalu terngiang dibenakku. Aku duduk terdiam, merenungi dan mencoba mengingat sepenggal demi sepenggal cerita yang telah susah payah aku ciptakan untuk pertama kalinya.

Cukup 1 pertanyaan yang selalu membuat aku bingung sepanjang malamku, memuakkan, tetapi sedikit memberiku ruang untuk mencoba berpikir akan kesalahan yang telah aku lakukan dimasa lalu. Dimana setiap orang akan melalui masa itu.

Harapanku telah musnah, bertahun-tahun yang lalu sejak aku memutuskan untuk pergi jauh dan meninggalkan cerita-ceritaku selama ini. Pupus, itulah yang aku rasakan untuk setiap hari, dan setiap hari pula aku harus menghindar dari bayangan cerita indah yang telah aku hancurkan dengan mudahnya.

"Aku tau, apa yang aku lakukan selama ini adalah salah"

Pikiran ini yang setiap malam selalu menghantui aku dalam mimpi. Jujur, setiap malam aku selalu larut dalam keheningan... nyenyakku hilang bak ditelan dinginnya angin malam yang selalu menghantam tubuhku.

.....

Kembali ke masa-masa aku ingin menggapai mimpiku, dimana aku mempunyai mimpi indah yang ingin kugapai. Bukan hanya sendiri, tetapi dengan seseorang yang membantu aku untuk membuat sebuah cerita manis yang layak untuk diingat, meskipun sedikit pahit.

Melihat jauh kebelakang, tentang sebuah kebodohan seorang lelaki. Berharap memiliki impian yang indah, namun malah berbalik menjadi mimpi yang sangat buruk, sangat-sangat buruk. Hanya karena sesuatu kesalahan, hingga tak ada lagi harapan yang mampu mendekat.

....

Morning sunshine in our room
Now that room is back in tune
Autumn start this day with a smile
And laugh at my beautiful love one
Who's lying besides me

You so far away in your sleep
Who can tell what dream you may dream
You dont know that I was drawing
With my finger on your sweet young face
Figures and meaning words

You make my world so colorful
I've never had it so good
My love I thank you for all the love
You gave to me

Like a summer breeze so soft
Like a rose you bring me near
And I kiss your lips so sweet
Soft like the rain and gentle as
The morning dew in may

Though they said that I was wrong
But thank god my will so strong
I got you in the palm of my hand
Everyday they tried to put me on
But I laugh at those who tried to hurt our love

.....

Sebuah lagu yang selalu menemaniku, disetiap malam yang aku tahu pasti akan membuatku larut didalam kesedihan yang teramat dalam. Sebuah lagu yang juga mengingatkanku, akan masa dimana aku selalu bahagia, dan masa yang aku rasa adalah hadiah yang amat sangat terindah yang pernah Tuhan berikan didalam sebuah cerita yang sedikit berhasil aku ciptakan.

Meskipun aku tahu, harapan itu sudah tidak ada. Tetapi aku belum putus asa, aku masih terus berusaha mencari sedikit harapan yang mungkin akan membuat malam-malamku berikutnya kembali indah, atau mungkin menjadi lebih indah untuk melanjutkan cerita lama ataupun menghasilkan cerita baru.

Usahaku hampir sia-sia, harapanku hanya tersisa sedikit. Tetapi, apakah benar aku sudah berusaha selama ini? Atau mungkin semua usaha yang aku lakukan hanya sebuah khayalan fana yang malah membuatku selalu terjatuh didalam lembah yang sama?

Aku tidak pernah perduli. Apa, Kenapa, dan Bagaimana aku bisa merasakan hal ini, dan kenapa juga aku masih terus berusaha untuk menemukan sekeping harapan itu. Namun yang pasti, aku tidak akan pernah berhenti berusaha karena aku telah membuat sebuah janji, sebuah janji yang sudah tertuliskan pada sepenggal ceritaku dulu.

Akhirnya, ada waktu dimana aku sedikit menemukan sepotong harapan yang selama bertahun-tahun ini aku cari. Meskipun hanya sedikit, dan sedikit abu-abu, aku masih tetap percaya bahwa sepotong kecil harapan ini akan menjadi sepotong besar harapan, yang mungkin saja bisa mengubah semua cerita.

Aku terus berhayal, tentang harapan kecil yang baru aku temukan. Tak pernah berhenti untuk berharap, berharap sesuatu yang sangat tidak pasti.

Aku tahu, harapan yang aku temukan hanyalah sebuah harapan kosong. Kita bukan lagi menjadi kita, sekarang hanya tersisa Aku, Kamu, dan Dia. Seseorang yang sudah berhasil meluluhkan hatimu, dan tentunya lebih baik dari aku, lebih baik dari cerita yang dulu pernah aku buat, kita ciptakan.

Apapun yang terjadi, aku akan merelakannya. Aku tahu, semua ada masanya, dan setiap masa ada batas waktunya. Dan aku sadar, ini semua adalah hayalan tingkat tinggiku untuk terus bisa bersama dirimu, dan mencoba menulis cerita ini dari awal. Kenyataannya, aku masih tidak sanggup untuk bisa berubah lebih baik dimatamu, dan kamu telah memilih orang lain untuk menggantikan posisiku, peranku didalam cerita itu.

img src: sephardimhope.com

Kini aku hanyalah seorang pemeran yang gagal memerankan perannya didalam sebuah cerita. Dan kini aku telah sadar, dan bisa menjawab satu pertanyaan yang selama ini menghantui malamku.

"Apa aku memang pantas untuk dipertahankan seseorang seperti kamu?"

Dan jawaban dari pertanyaanku selama ini adalah....

"Tidak, aku terlalu takut untuk menghadapi kenyataan. Dan aku terlalu takut untuk melanjutkan cerita itu ke lembar berikutnya, hingga mencapai lembar paling akhir didalam sebuah cerita yang pernah aku buat. Karena aku takut, akan ada kesedihan dilembar berikutnya."

A Piece of Hope
-Gipsy Marpaung
Read More »

Naskah

Short Story: Detik Jam yang Berhenti

Rabu, Mei 06, 2015

Short Story Detik Jam yang Berhenti
Ilustrasi
Baru kali ini aku merasakan cinta yang sangat dalam...

Dulu, aku adalah orang yang sangat tidak mengerti akan arti memiliki dan mencintai. Selalu acuh, seakan tidak perduli dengan apa yang ada disekitarku, dengan apa yang aku punya.

Apalagi hanya sebuah benda yang sudah usang dan rusak, menyentuhnya pun aku tidak sudi. Seakan, apapun yang aku inginkan selalu terwujud hanya dengan kata-kata, meskipun aku hanya anak dari seorang ayah yang hidupnya sederhana....

Harta bukan masalah bagiku. Sampai ketika aku beranjak dewasa, aku mulai mengerti akan artinya cinta dan aku mulai mengerti apa artinya memiliki.

Rasa acuhku tiba-tiba sirna, ketika melihat seorang wanita yang mungkin parasnya sangat menawan dimataku. Mungkin ini yang namanya cinta pertama, cinta yang sesungguhnya baru aku rasakan setelah bertahun-tahun hidup.

JAM TANGAN....

Itulah hadiah satu-satunya yang aku dapatkan dari seorang wanita yang benar-benar aku sayang dan aku cintai. Mungkin wanita itu adalah cinta pertama untukku, seorang anak manja yang selalu meremehkan apa yang dia punya.

Masih selalu terbesit, saat wanita pujaan hatinya memberikan sebuah jam tangan untuk sekedar pemberian anniversary. Dari sinilah, perasaan acuhku hilang....

Dari yang sebelumnya aku selalu tidak perduli dengan benda-benda pemberian orang tuaku. Tapi, jam tangan ini membuat hidupku berubah.

Aku telah mengerti artinya menghargai pemberian dari orang yang benar-benar mencintaiku, dan aku sudah mulai mengerti sejak pertama bertemu wanita pujaan hati yang sempat mengisi hari-hariku selama beberapa waktu.

Rasa sayang dan cintaku kepada wanita ini kadang membutakan hatiku. Aku selalu berdoa kepada Tuhan, berharap dia selalu bersamaku dan mungkin tidak akan terpisahkan sampai kapanpun. Tapi aku sadar, semua ada masanya, dan masa ku dan wanita itu sudah selesai dan mungkin tidak akan terulang untuk kesekian kalinya.

....

Jam tangan ini yang selalu mengingatkanku, akan kehadirannya yang selalu menemani hari-hariku. Jam tangan ini juga yang selalu membuat rasaku masih tertahan, untuk terus memiliki dan mencintainya....

Apa aku terlalu bodoh untuk terus mengingatnya? Bukan, aku terlalu sakit untuk melepas kepergiannya. Ingatanku masih terpapak jelas, dari awal kita bertemu hingga akhir kita berpisah.

Aku selalu mengenakan jam tangan pemberianmu setiap waktu. Selalu menghitung detik demi detik, berharap dirimu akan kembali dikehidupanku lagi untuk kesekian kalinya. Harapan itu tidak pernah pudar, meskipun aku tahu akhirnya akan pupus.

Pemberian kecilmu mengubah hidupku. Aku berjanji akan menjaga satu-satunya pemberian terindah yang pernah aku dapatkan didalam hidupku, sampai tiba-tiba detik jam tangan ini pun terhenti....

Aku tidak pernah malu mengenakan jam tangan yang sudah usang....
Aku tidak pernah malu mengenakan jam tangan yang memiliki jarum jam yang terhenti...

Mungkin orang lain selalu mengira aku adalah orang aneh, yang selalu mengenakan jam rusak dan usang kemanapun aku pergi. Mungkin juga orang lain mengira aku adalah orang yang terlalu mendambakan sesuatu, sampai-sampai jam tangan ini tidak pernah aku lepas untuk sedetikpun.

Tapi aku tidak akan pernah mengingkari janjiku, aku akan selalu mengenakan hadiah darimu, sampai dimana aku bertemu sebuah titik untuk aku berhenti mengenakan jam tangan yang sudah usang ini.

Bertahun-tahun sudah berlalu. Pikiranku akan 'adanya' dirimu masih selalu aku impikan, hingga saat ini. Aku tidak perduli, meskipun dirimu sudah tidak menerimaku seperti dahulu. Dan aku tidak akan pernah bosan, menunggumu untuk kembali lagi padaku. Meskipun aku tahu, dirimu tidak akan pernah bisa kembali lagi untuk menemani hari-hariku. Seperti detik jam tangan ini yang tidak akan pernah bergerak lagi seperti sedia kala.
Read More »

Naskah

Daun Layu - Naskah Short Movie #2

Sabtu, April 11, 2015

Naskah Short Movie Gipsy Marpaung

Belaian hangat dipipi membangunkan aku dipagi hari...
Setelah apa yang aku lalui tadi malam, aku merasakannya dan aku sadar. Bahwa, aku hanya bermimpi, bermimpi untuk bisa bersamanya.

Pagi itu seperti biasa...
Hiruk pikuk semua orang yang sedang sibuk untuk memulai harinya. Aku sendiri masih berpikir tentang apa yang terjadi didalam mimpi tadi. Kenapa aku masih merasakan kehadiran sosoknya?

15 menit berlalu. Tanpa sedikit pun aku mengalihkan pemikiranku tentang dirinya...

Cerita ini bermula ketika aku masih remaja, baru mengenal arti cinta. Jujur saja, kenapa aku harus bertemu dengan dirinya, yang sampai detik ini masih selalu membayangi setiap detik dalam tidurku.

Aku takut menghadapi malam...
Aku takut bermimpi...
Aku takut untuk tidur.... Tapi, aku lebih takut untuk bangun, dan tidak bisa lagi melihatmu didalam mimpi-mimpiku.

......

Aku sadar akan keadaan diriku. Aku memang tidak sempurna seperti orang lain. Tapi, apakah salah jika seseorang yang tidak sempurna juga ingin merasakan cinta?

Dan bagaimana jika keadaanku berbalik menjadi keadaanmu?

Pagi ini aku habiskan dengan pemikiran, bahkan penyesalan....

......

Ahh.. apa gunanya merenung, jika semua hal tidak akan bisa kembali seperti semua lagi? Aku selalu berpikir seperti itu setiap pagi...
Semua punya masanya sendiri-sendiri. Dan setiap masa pasti ada waktunya, dan waktu itu akan habis...

Setiap pagi aku selalu menghabiskan waktu untuk merenung, merenungkan hal yang mungkin memang sudah habis masanya. Aku sendiri masih belum bisa menerima semuanya....

Semua kenangan itu masih selalu terbesit didalam pikiranku... Aku selalu terjaga, setiap aku teringat tentang apa yang sudah kita bayangkan dari awal pertemuan kita.

......

Ketukkan keras dari arah pintu yang selalu menyadarkan lamunan disetiap pagiku...

Membuka pintu kamar, dan perlahan berjalan ke arahku. Dia adalah seorang teman, teman seperjuangan yang selalu mengerti akan hatiku. Setiap pagi pula aku selalu mendengarkan nasehat dari dirinya. Berkata kepadaku, bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik.

Tapi aku tidak percaya akan semua perkataannya, semua celotehannya dipagi hari tidak membuatku bisa begitu saja menghilangkan bayang-bayang dirinya yang selalu menemaniku disetiap mimpi indahku....

Setiap hari aku selalu merasa ada yang kurang didalam hidupku...
Banyak beban yang ingin sekali aku lepaskan, tapi aku tidak bisa. Aku takut, bayanganmu juga akan terlepas dari pikiranku...

Kenapa aku masih tidak bisa menerimanya....
Kenapa kau tega meninggalkan aku...
Aku seperti berada dimusim semi, saat semua pohon menggugurkan daunnya hingga jatuh ketanah. Layu, seperti daun.

Beberapa bulan aku selalu merenungi dan menunggu kehadiranmu...

Kenyataannya... semua itu tidak akan mungkin bisa terjadi kembali. Kau sudah menjadi abu-abu didalam hidupku.

Tapi....

Hati kecilku sering berbicara. Tidak semuanya adalah salahmu, dan tidak semuanya adalah salahku. Ke egoisanku telah membutakan segalanya...
Kesedihanku telah menutupi hari esok...

Aku ingat suatu pagi, saat aku berpikir bahwa semua itu ada masanya....

Dan aku sadar... Semuanya memang ada masanya, dan inilah masa saat bersamamu telah usai. Tuhan lebih sayang kepadamu, dan aku percaya ada setitik sinar dibalik rencana Tuhan.

Aku sadar akan keterpurukanku....
Aku sadar akan ketidakterimaanku...
Aku sadar telah menyakiti diri sendiri, dengan selalu menyesali apa yang terjadi...

Kini aku tahu, kau lebih bahagia disana. Aku juga tahu, kau selalu melihatku dari surga... Meskipun kita tidak bisa bersama, aku percaya bahwa akan ada hari dimana semua masa terulang kembali seperti sedia kala...
Aku percaya akan rencana Tuhan yang indah, yang telah dipersiapkan untuk kita berdua. Dan aku percaya Tuhan sangat sayang padamu, dan memberikanmu tempat terindah disana.

Sekarang aku tahu, dan aku sadar.

Aku harus terus berjuang, untuk menggapai hari. Dimana semua masa akan terulang seperti semula...

Semoga kau tenang disana....
Read More »

Karya

Changing - Naskah Short Movie #1

Jumat, April 03, 2015

Naskah Short Movie, Changing
Naskah short movie: Changing
Seorang anak remaja akan menyadari semua perbuatan baik, buruknya, yang telah dia lakukan semasa kecilnya.

.....

Pagi itu, semua terasa sepi. Hanya hembusan suara angin yang masuk dari dalam celah pintu, seakan berbisik membangunkan seorang anak remaja yang sedang terlelap tidur.

Pagi itu, semuanya terasa berbeda. Sangat sepi, hingga hembusan angin pun tidak mampu mengubah semuanya.

.....

Matahari mulai menampakkan seluruh cahayanya, menyinari semesta dengan setia. Anak remaja yang sedang terlelap tidur itu pun mulai terbangun dari tidurnya.

Terbangun, dan memulai pemikiran yang baru....

Entah apa yang dikerjakannya semalam, hingga pagi pun tidak bisa membangunkannya.

Ternyata, seorang anak remaja itu sedang berusaha untuk mengubah semuanya, semua cerita hidupnya.

Dia adalah seorang mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota besar, mempunyai seribu cita-cita yang selalu diimpikannya. Sayangnya, cita-cita itu selalu menjauh saat anak remaja ini ingin menggapainya.

Dia menyadari semuanya. Semua impiannya selalu hilang, bak diterpa angin.
Dia menyadari semuanya. Dia bukan berasal dari keluarga kaya, dan bergelimang harta.
Dia menyadari semuanya. Semua usahanya, akan selalu berakhir dengan sia-sia.

Iri, satu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hatinya. Dia begitu iri, melihat orang lain yang mungkin lebih beruntung dari dirinya. Mempunyai segalanya, dan mendapatkan apapun yang di impikannya.

Terkadang...

Tidak sepenuhnya dia selalu menyalahkan nasib. Kadang dia juga bertanya pada dirinya sendiri, apakah aku sudah berusaha? dan apa yang telah aku usahakan?

Dia menyadari semuanya. Apa yang selama ini dianggapnya usaha, ternyata hanya rekayasa semata. Sebuah pemikiran kecil, yang menganggap dirinya telah banyak berusaha. Berusaha untuk merubah hidupnya. Kenyataannya, bukan itu yang dinamakan usaha.

.....

Dia juga selalu berpikir, apa yang salah dari dirinya? dan, apa yang telah dia perbuat? Hingga cerita hidupnya menjadi seperti ini.

.....

Ternyata....

Tuhan selalu memberikan jawaban, atas pertanyaan-pertanyaan yang selalu dilontarkannya. Hanya saja, anak remaja ini masih belum bisa menyadari semuanya.

Hingga suatu ketika...

Dia teringat, ada seorang Ibu yang rela berjalan kaki sejauh 3 kilo. Hanya untuk mengantarkan anak kesayangannya pergi sekolah.
Dia teringat, ada seorang Ayah yang selalu sabar memberikan semua nasehat-nasehat berguna untuk dirinya, dimasa depannya.
Dan dia juga teringat. Mempunyai kedua orang tua yang sangat hebat, yang memprioritaskan semua hidupnya, hanya untuk anaknya.

Mungkinkah aku lebih beruntung dari anak-anak lain?
Mungkinkah aku lebih beruntung mempunyai Orang tua seperti itu?
anak remaja ini selalu bertanya, bertanya pada dirinya.

.....

Seketika, pagi menjadi kelabu. Anak remaja ini memberhentikan pemikirannya, dan mulai menyadari semuanya. Seketika semuanya berubah.

Inikah yang dinamakan usaha? Hanya berdiam, mengurung diri dikamar.
Inikah yang dinamakan usaha? Hanya tidur, ketika teman sebayanya berangkat mencari ilmu.
Inikah yang dinamakan usaha? Hanya melihat, ketika yang lain mengerjakan.
Inikah yang dinamakan usaha? Hanya iri, melihat orang lain yang lebih beruntung darinya.

....

Tanpa sadar, tetesan air mata sudah membasahi sebagian pipinya.

Pagi yang sepi itu ternyata merubah segalanya, segala cerita hidupnya. Dia yang dulunya melihat dari sisi buruk suatu kehidupan, telah berubah dan mencari sisi lain, sisi yang lebih baik tentunya.

Dia sangat merasa beruntung. Dia bisa merasakan belajar diperguruan tinggi, sedangkan orang lain yang sangat menginginkannya, belum tentu bisa mendapatkannya.
Dia sangat merasa beruntung. Dia bisa merasakan lembutnya kasur, sedangkan orang lain yang sangat menginginkannya, belum tentu bisa mendapatkannya.

Seketika, dia merasa sangat-sangat beruntung...

Mensyukuri paginya dengan semua pemikiran penting, yang selama ini terpendam. Terpendam, karena ke egoisan dirinya.

Lalu.... anak remaja itu pun menghilangkan semua pemikirannya. Memulai hari barunya, dengan melihat dari sisi lain kehidupannya.

Melihat apa yang dia punya...
Melihat apa yang dia dapatkan.... dan,
Melihat apa yang dia rasakan....

Semua bayangan itu sekarang menjadi nyata... Aku mulai terbangun untuk kedua kalinya, memikirkan hal yang berbeda untuk pertama kalinya. Dan belajar dari apa yang aku punya.

Ternyata...

Perubahan kecil bisa membawa dampak yang sangat besar, jika kita bisa mengerti dan mensyukuri semuanya... #CHANGING

Gipsy Marpaung
Read More »