Celotehan Sok Bijak

HUT 70 Republik Indonesia, Apa Kita Udah Merdeka? Gue Rasa Belum!

Senin, Agustus 17, 2015

Gipsy Marpaung Mengucapkan HUT RI Ke-70 Dirgahayu
Hari ini, seluruh rakyat Indonesia sedang merayakan hari paling bersejarah bagi Indonesia. Ya, tepat 70 tahun yang lampau Indonesia bisa bebas dari yang namanya peperangan dan penjajahan. Apa benar Indonesia sudah lepas dari penjajahan? Gue rasa, belum!





Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Begitulah bunyi dari teks proklamasi yang dibacain sama Bapak Presiden pertama kita, Soekarno. Dan Wakil Presiden, Moh. Hatta.

Menurut kacamata pribadi, gue rasa kalo gue itu punya banyak kesamaan dengan Bapak Soekarno. Kita berdua sama-sama ganteng, mempesona, tampan, berkharisma, tegas, jujur, adil dan makmur. tapi gue bohong wkwk.

Kalo menurut apa yang kita pelajari selama ini dari buku sejarah yang sering kita baca disekolah, Indonesia itu udah lama banget dijajah sama Jepang dan Belanda, gue aja sampe lupa berapa lama Indonesia dijajah. Tapi menurut gue pribadi, karna jajahan tempo dululah yang ngebentuk sifat masyarakat Indonesia dijaman sekarang.

Pernah suatu waktu gue bertanya langsung kepada guru sejarah yang ngajar gue waktu SMA doeloe. Beliau mengatakan, mental bangsa Indonesia yang demen banget sama korupsi itu diwariskan dari orang-orang Belanda dulu. Sesuai dengan buku sejarah yang gue baca, bahwa:

Pada tahun 1799, VOC mengalami banyak masalah dan akhirnya bangkrut dan dibubarkan. Alasannya adalah:

1. Pegawai VOC banyak yang tidak terlalu cakap dalam mengendalikan monopoli perdagangan, selain itu mereka juga banyak yang melakukan korupsi.
2. Hutang VOC semakin menumpuk dikarenakan peperangan dengan Inggris dan bangsa Indonesia sendiri.
3. Para penguasa semakin merosot moralnya akibat sistem monopoli yang dilakukan.
4. Prajurit VOC banyak yang tewas dalam peperangan.
5. Aturan pringan dan penyerahan wajib yang dilakukan untuk mengisi kas VOC tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Dari poin pertama yang gue tebelin, udah menjelaskan dengan detail bahwa dulunya banyak penjajah yang melakukan korupsi dan mungkin saja kelakuan itu banyak juga ditiru oleh masyarakat. *Karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

...

Banyak orang perpendapat, kalo Indonesia itu sebenernya udah merdeka dan masyarakat masa kinilah yang menikmati kemerdekaan itu. Tapi sebenernya, kita (bangsa Indonesia) belum sepenuhnya terbebas dari penjajahan dan belum sepenuhnya merdeka, itu menurut gue.

Penjajahan jaman dulu dilakukan dengan cara peperangan, dan kekerasan. Sehingga menimbulkan konflik antara penindas dan yang ditindas. Secara tidak langsung, penjajah sudah kalah start dari Negara yang dijajahnya.

Tetapi dijaman modern ini, apakah penjajahan melalui perang masih dibutuhkan? Sayangnya tidak! Udah banyak orang pintar di dunia ini, dan mereka lebih mengerti taktik perang yang sebenernya. Penjajahan jaman sekarang gak dilakukan dengan cara perang, tapi lebih ke perusakan moral bangsa suatu Negara itu sendiri.

Pernah nonton film Captain America: The Winter Soldier? Ada sebuah percakapan menarik antara Ilmuan Sains Nazi Jerman Arnim Zola dengan Capt. Roger (Capt. America). Dan ini salah satu perkataan Arnim Zola.

Dulu, Hydra salah menyangka. Jika kami ingin menguasai dunia dengan cara berperang, maka orang-orang yang kami perangi akan melawan. Dan sekarang kami sadar, bahwa mereka yang harus menyerahkan kebebasan mereka sendiri kepada kami.

Paham? Memang Indonesia udah gak perang lagi, tapi kenyataan yang ada sekarang adalah Indonesia perang melawan masyarakatnya sendiri.

Dimana banyak orang Indonesia yang udah mulai terpengaruh sama budaya dari Negara lain, dan malu untuk menggunakan budaya dan adat daerah mereka sendiri. Anak-anak muda lebih seneng pake bahasa Inggris, dibandingin bahasa Indonesia. Meskipun grammarnya salah, gegara translate di google/bing/yahoo.

Masyarakat udah gak peduli lagi sama yang namanya budaya, tapi ketika Negara tetangga mengklaim budaya milik orang Indonesia, banyak juga orang Indonesia yang tiba-tiba langsung berjiwa Nasionalis dan tidak terima akan perlakuan Negara tetangga, sungguh ironi diatas ironi, begitulah kata Patrick.

Apalagi hari ini, banyak orang Indonesia yang tiba-tiba memiliki rasa Nasionalis yang besar buat Negara Indonesia. Tiba-tiba path, instagram, twitter, facebook, bbm, ask.fm, youtube, dll menjadi penuh dengan ucapan HUT Republik Indonesia ke-70. Apa tujuannya? Supaya mereka dilihat oleh banyak orang disekitarnya, hanya untuk memamerkan bahwa dirinya cinta Indonesia, hanya untuk sehari.

Banyak yang mencela Presiden ke-7 Indonesia, karena menurut mereka, Beliau tidak mampu menepati janjinya saat kampanye. Tetapi, saat Presiden memberikan inovasi untuk kemajuan Indonesia, banyak juga yang mengapresiasi kinerjanya.

Gini ya, Indonesia ini Negara kepulauan yang sangat besar. Tidak kalah dengan Negara-Negara yang ada di Asia tenggara. Satu orang memimpin ratusan juta masyarakat yang diantaranya banyak orang tertinggal (maaf), dan dituntut untuk segera melakukan perubahan terhadap kemajuan Indonesia.

Hey! Melakukan perubahan itu gak semudah ngebalikin telapak tangan. Butuh lebih dari 5 tahun memimpin, supaya Beliau bisa membuktikan omongannya. Disini gue bukan orang politik, so jangan nganggep gue ngebela Presiden dan ngejatuhin lawannya. Tetapi disini gue pengen ngeshare apa pendapat gue. Karena freedom to speech itu masih ada di Indonesia.

Masyarakat Indonesia seakan acuh tak acuh, padahal generasi muda lah yang seharusnya meneruskan perjuangan bangsa. Sekarang, banyak pejuang veteran yang dulunya berjuang mati-matian supaya Indonesia merdeka, tetapi dihari tua mereka sekarang kesusahan, malahan ada pejuang veteran yang ngemis di lampu merah. Apakah itu merdeka? Gak!

Banyak juga orang Indonesia yang tiba-tiba menjadi Nasionalis dan Bangga sama Indonesia, waktu olahraga Indonesia memenangi kompetisi-kompetisi diluar Negeri. Tapi, ketika atlet dari Indonesia kalah, mereka dicaci maki dihina dan direndahkan. Apakah itu merdeka? Gak!

Indonesia memang tidak dijajah dan sudah merdeka, tapi tunggu, apa siaran tv tidak mendidik yang beredar diseluruh tv nasional bukan termasuk kedalam kategori penjajahan? Coba pikirin ulang deh.

Justru penjajahan didunia modern ini lebih mengerikan dibandingkan penjajahan melalui perang dijaman dulu. Penjajahan didunia modern ngebuat kita merasa nyaman dan kita juga ikut menikmati penjajahan tersebut, sehingga masyarakat juga gak sadar kalo mereka itu sebenernya lagi dijajah. Itulah dunia, banyak konspirasi yang terjadi dibelakangnya.

Sekarang, kita ibaratkan sebuah boneka yang diatur oleh seorang dalang. Dalang yang ingin menjajah Negara Indonesia dengan cara perlahan.

Banyak cara yang dilakukan oleh penjajah untuk menjajah kita di masa sekarang ini. Bukan melalui perang dan konflik, tetapi melalui kenikmatan dan kenyamanan yang diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

So, pikirin lagi deh apa bener Indonesia udah merdeka di usia yang ke-70 ini? Menurut gue pribadi sih, BELUM!
Read More »

Tips Absurd

Tips Hemat, Irit, Supaya Gak Dikatain Pelit!

Rabu, Agustus 12, 2015

Tips Hemat Dari Gipsy Marpaung

Hemat. Satu kata yang sulit banget buat direalisasikan dari kita kecil.

Gue yakin, semua anak dimuka bumi ini selalu diajarkan untuk menabung, berhemat sejak mereka masih belum sekolah. Ada sebagian anak yang memang ngerti, dan bisa merealisasikan kata "hemat" itu sendiri. Tapi, ada juga sebagian anak (termasuk gue) yang belum ngerti apa artinya menabung.

Dari gue kecil, ingusan, gue selalu diajarin sama bokap nyokap buat nabung supaya nanti pas udah gede tabungannya juga udah banyak. Mereka gak nuntut gue harus nabung banyak setiap harinya, yang mereka katakan adalah: "Tabung semampumu, jangan dipaksakan. Ala bisa karna biasa".

Tapi sebaliknya. Dari kecil sampe sekarang gue nulis ini tips, gue belum bisa menabung dan berhemat. Padahal, gue mau ngeshare tips buat hemat, eh gue sendiri belum bisa hemat, pfttt...

Gak masalah. Walopun gue belum bisa berhemat, tapi gue jago kok untuk soal menasehati. Apalagi dibidang finansial seseorang.

Hemat itu sebenernya penting banget. Tapi, banyak juga orang yang salah ngartiin arti hemat itu sendiri. Bisa-bisa saking hematnya, mereka jadi pelit. Mereka gak mau ngeluarin uang sepeserpun untuk kesenangan mereka sendiri. Ini adalah contoh orang-orang bego yang salah persepsi tentang hemat.

Banyak orang yang coba berhemat dengan cara gak pernah ngeluarin duit untuk kepentingan pribadi ataupun orang-orang disampingnya. Mereka beranggapan bahwa, orang pelit cepat kaya. Kenyataannya? Salah! Justru orang pelit bakalan cepet masuk ke lubang besar yang udah digali sama diri dia sendiri dari awal kehematannya.

Nih, gue kan mantan anak IPS yak. Jadi gue ngerti sama yang namanya sosial, sok pinter dikit. Kita diajarkan buat ngebantu sesama, meskipun harus mengeluarkan banyak uang. Yaah, walaupun nantinya duit kita jadi berkurang, tapi lo harus percaya kalo suatu saat waktu lo dalam kesusahan orang lain juga bakalan bersedia nolongin lo.

Terus, udah? Tipsnya kan belom? Oke, ini tips hemat, tapi gak ketahuan pelit dari gue.

Hemat Tau Tempat!

Lo berhemat setiap hari, dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun. Lo salah men! Lo harus bisa nentuin, kapan lo harus hemat dan kapan lo harus loyal.

Kalo lo lagi sendirian dirumah, disinilah sifat 'hemat' lo diterapkan. Misalnya lo perokok berat nih, lo harus bisa nahan diri waktu sendirian didalem rumah. Simpen duit lo, kalo bisa dimasukkin ke tabungan yang bahan dasarnya dari besi. Jadi kalo lo mau bobol tuh tabungan, lo mesti mikir dua kali. Soalnya, tabungan itu harus dibawa ke tukang las terdekat supaya bisa dibongkar.

Lo juga harus ngerti tempat, dimana saatnya lo loyal. Walaupun gak terlalu loyal, demi menutupi kepelitan yang lo punya men.

Disaat lo lagi ngumpul bareng temen lo. Usahakan jangan terlalu pelit atau terlalu takut untuk ngeluarin sedikit uang yang ada didompet. Temen juga ngerti kalo lo lagi berhemat, tapi masa iya minuman yang lo pesen buat badan lo sendiri harus temen juga yang bayar? Kan anji*sensor*. Nah tipe-tipe orang yang kaya gini nih yang ngebuat temen bangkrut dalam semalam.

Hemat Tau Orang!

Yang satu ini, mungkin gak beda jauh sih sama yang pertama. Tapi, apa salahnya gue jelasin ya? Biar lo ngerti deh, ntar disangka gue hemat tulisan lagi, eh malah dibilang pelit wkwk.

Disaat lo lagi berhemat, lo harus ngerti sama keadaan orang disekitar lo juga men. Semua kitab diagama lo pasti menjelaskan kalo "Membantu sesama manusia". Tapi disaat sahabat super lo (bukan mario teguh) lagi ngebutuhin pertolongan, eh lo malah diem aja sok-sok gak punya duit.

Inget, sahabat itu ada kapanpun dibutuhkan. Lo juga akan menyadari hal itu nanti ketika lo lagi ngebutuhin pertolongan.

Kalo hanya sekedar temen biasa, lo boleh kok sedikit pelit. Tapi, gak boleh terlalu pelit. Untuk sahabat sendiri aja lo pelit, apalagi sama orang? Ndesooo...

Tapi kalo 2 tips diatas belum bisa lo lakuin, mending lo pura-pura jadi orang miskin, terus lo gak usah makan, minum atau beli barang-barang mewah. Terus lo tinggal dateng kerumah temen lo satu-satu mintain bantuan. Palingan gak bakal ada yang ngenal lo, secara lo itu orangnya pelit.

Hemat boleh, asalkan tidak memasuki golongan 'pelit'

Bisa Bedain Mana yang Penting, Mana yang Gak Penting

Waktu pengen berhemat. Usahain jangan terlalu lama buka instagram deh, apalagi buat ngelihat online shop yang bertebaran disana. Pastinya mata sama hati lo gak sinkron. Hati lo bilang kalo itu benda yang gak penting buat dibeli, tapi mata lo mengatakan sebaliknya. Dilema

Akhirnya, lo memutuskan buat beli tuh barang yang ada di foto. Padahal aslinya gak sebagus yang ada difoto, semua itu hanya ekspektasi belaka.

Lo harus bisa ngebedain barang apa yang penting, dan barang apa yang gak penting buat hari-hari lo. Semisalnya lo anak kost. Tentunya, barang-barang yang penting itu kaya peralatan mandi, peralatan make-up dan sebagainya. Biar meskipun didalem kost gak ada yang ngurusin, lo tetep tampil cool didepan semua orang.

Jangan malah lo ngebeli AC, Kulkas, Aksesoris kamar yang segambreng, dan hal yang gak penting buat anak kost. Itu sama aja lo ngerusak komitmen buat hemat!

Coba deh buat berhemat dari sekarang. Pasti nanti bakal berguna buat lo, ataupun orang lain yang ada disekitar lo. Inget, Pelit itu bukan HEMAT!
Read More »

Daily Absurd

Zaman Gue Belum Ada Twitter, Instagram, Path, Facebook, Ask.fm, Etc...

Rabu, Agustus 12, 2015

Masa Kecil Bahagia itu Tanpa Teknologi Canggih
img src: nationalgeographic
Di era digital ini, semua kebutuhan bisa terpenuhi hanya dengan satu jari. Kantor pos tidak dibutuhkan lagi untuk berkirim pesan, wartel sangat jarang ditemui, bahkan dikota besar sekalipun. Sekarang, setiap pasang mata selalu melihat salah satu layar teknologi canggih dunia. Dari anak balita, hingga kakek tua, semua bergantung pada alat ini. Dia adalah, Gadget!

Tujuan dari tulisan gue yang satu ini cuma pengen mengenang masa lalu, waktu gue kecil. Bukan bermaksud menyalahkan generasi muda sekarang atas apa yang mereka lakukan.

Zaman semakin berkembang, dulu kita harus pergi ke kantor pos untuk mengirim surat kepada sanak saudara yang berada jauh dari kita. Sembari menunggu balasan hingga berminggu-minggu hanya untuk mengucap sapa.

Tapi sekarang? Semua serba instan. Mengirim pesan cuma butuh waktu 5-10 detik, supaya bisa dibaca oleh penerima (itu kalo gak pending ya, biasanya sih layanan seluler sekarang banyak yang cupu)

Seiring perkembangan zaman, handphone yang bermula hanya untuk berkirim pesan ataupun telekomunikasi akhirnya berubah menjadi sebuah alat yang serba guna. Ditambah, banyak aplikasi pendukung yang dibuat untuk memuaskan konsumen.

Salah satunya sosial media. Banyak sekali media sosial baru yang berlomba-lomba ngebagiin kenyamanan untuk penggunanya. Banyak banget deh, gak perlu disebutin satu-satu ya.

Bukan munafik. Gue sendiri menikmati akan teknologi yang canggih ini. Gue juga gak bisa munafik, bahwa gue juga salah satu penikmat beberapa sosial media yang lagi jadi trending dikalangan anak muda (biasa mantan anak gawl).

Tapi, yang ngebuat gue miris adalah...

Banyaknya anak di bawah umur yang seharusnya ngehabisin masa kecil dengan bermain sama temen sebayanya terjebak kedalam teknologi canggih ini. Malahan, balita pun udah dikasih orang tuanya smartphone supaya lebih trendi dan dibilang orang banyak duit.

Kalo gue flashback jaman dulu gue waktu masih kecil, sebelum semua teknologi ini ada. Setiap hari, abis pulang sekolah gue selalu main bareng tementemen gue. Permainan tradisional yang memang udah turun temurun dimainin sama anak-anak seluruh Indonesia.

Mulai dari main karet (cewek taulah ya?), main ular naga panjang, main gundu, main bola, main gelasing, main tembaktembakan dari bambu, main dakon, dan masih banyak permainan lainnya yang emang jaman dulu itu asyik banget buat dimainin.

Gue belum tau sama yang namanya cinta-cintaan, gue belum tau sama yang namanya update sosial media atau apapun yang berbau teknologi.

Yang paling gue suka dulu waktu kecil adalah, pergi mancing bareng temen sampe jauh dari perumahan warga. Meskipun gak dapet ikan, tapi disana gue bisa cari sungai baru untuk mandi. Kedua, gue seneng banget sama yang namanya main bola (dulu gue kurus, item pula). Setiap hari sepulang sekolah gue udah nyusun jadwal buat kegiatan seharian. Dimulai dari mandi sungai yang selesai sampe jam 2 siang, terus dilanjutin main bola.

Dan pasti udah tau kan? Kami main bola gak kenal waktu. Gak punya wasit dan gak punya peraturan sama sekali. Bisa dibilang tarkam untuk anak kecil. Permainan simple, tapi bermakna.

Setiap harinya gue berhenti main bola kalo udah maghrib, terus ada salah satu temen gue yang dipanggil nyokapnya suruh pulang, sambil bawa sapu. Nyokap gue sendiri juga sering ngelakuin hal itu buat anak laki-lakinya.

Gue dulu belum ngerti yang namanya internet. Yang gue sama temen-temen gue tau itu cuma main. gak ada hal lain yang bisa kami lakuin, kecuali main.

Sering gue berpikir, apa karna gue orang kampung makanya gak pernah ngerti apa yang namanya teknologi? Beda sama orang-orang kota yang dari kecil udah dikenalin sama wi-fi. Tapi gue bersyukur punya masa kecil disebuah kampung dipelosok hutan Kalimantan. Gue bersyukur karena gue gak pernah mentingin teknologi canggih buat nyenengin hati gue. Gue cuma butuh pancingan, bola, sama ban bekas untuk dijadiin pelampung waktu mandi sungai.

Mungkin bukan cuma orang kampung kaya gue sih yang ngelakuin hal-hal dimasa kecil gue. Dulu, orang kota juga belum ngerti teknologi kaya sekarang. Buat seangkatan kaya gue ya.

Meskipun lahir ditahun 90an (ketahuan tua) tapi gue masih bisa ngerasain permainan-permainan tradisional yang emang EPIC banget kalo gue inget-inget masa itu. Masa waktu gue kecil dulu.

Terlalu keliatan mencolok perbedaan antara zaman gue kecil dulu, sama zaman anak-anak zaman sekarang. Dimana mereka sangat terpaku sama yang namanya gadget.

Anak kecil sekarang udah kenal sama yang namanya sosial media. Mereka juga gak pengen kalah sama kakak-kakaknya buat eksis dijagat dunia maya. Pfffttt... Mirisnya, sebagian dari anak kecil sekarang udah ngerti sama yang namanya video dewasa ehem eheman. Banyak video yang gak layak ditonton sama anak kecil beredar luas di internet, ngebuat anak-anak kecil dengan bebasnya menonton tontonan yang gak pantes. (kalo gue udah tua, pantes wkwk)

Parahnya lagi, banyak sekarang anak SD yang udah ngerti pacaran, cinta-cintaan atau ayang-ayangan sama temen sebayanya. Sms mesra, bbm mesra layaknya orang dewasa. Mungkin kata-kata dewasa sebelum waktunya itu beneran ada dimasa sekarang.

Banyak anak SD yang masih ingusan, udah berani pake lipstik, lipglos atau apalah itu namanya. Cuma buat ngebuktiin bahwa mereka anak gawl atau anak eksis atau anak setan mungkin.

Anak SD, dengan bebasnya ngerokok ditempat-tempat umum tanpa ngerti rasa malu. Tragis.

....

Bukan cuma gue yang menyadari akan hal ini. Banyak orang diluar sana yang juga miris ngeliat teknologi sekarang yang sangat berguna rupanya mempunyai dampak negatif yang sangat besar untuk moral anak bangsa sendiri (sok nasionalis, mentang-mentang bentar lagi 17an)

Orang tua tidak bisa sepenuhnya bisa disalahkan. Mungkin memang kemajuan zamanlah yang ngerubah setiap orang.

Dulu, setiap gue ngumpul bareng temen gak ada yang namanya ngeliatin layar gadget masing-masing. Apalagi ngumpul sambil stalking gebetan, parah.

Banyak orang yang menyalahgunakan teknologi. Jujur, gue termasuk juga.

Tapi, coba kita telaah lebih jauh dan kita ingat-ingat tentang masa kecil kita dulu. Apakah masih ada anak-anak zaman sekarang yang main permainan tradisional?

Ada, tapi sangat jarang! Mereka lebih milih main game digadget ataupun playstation! Miris. Bayangin aja men, setiap anak kecil di Indonesia udah punya penyakit rabun sejak dini, bayangin coba.

Terus, apa pendapat orang tua mereka? Apakah mereka memperbolehkan anaknya dengan leluasa bermain gadget sepanjang hari? Seharusnya sebagai orang tua bisa lebih bijaksana, apalagi untuk anaknya sendiri.

Makanya, mulai sekarang ajarin anak-anak kecil buat ngehidupin lagi permainan tradisional yang udah lama ditinggalin. Coba ajak anak-anak kecil untuk gak terpaku sama gadget, lama-lama jadi idiot!

Ajarkan mereka bermain layaknya anak kecil. Bukan mengajari mereka untuk pacaran, dan dewasa sebelum waktunya. Apalagi sekarang banyak acara TV yang sangat-sangat tidak mendidik untuk anak-anak dibawah umur. Program TV hanya mengejar rating semata, demi meningkatnya penghasilan yang mereka dapatkan dari iklan.

Buat lo yang punya umur dibawah 18 tahun, gue saranin berubah. Inget, lo harus bersosialisasi sama sekitar, bukan cuma sama gadget lo doang!
Read More »

Daily Absurd

HP RUSAK? HUBUNGAN JANGAN IKUT-IKUTAN RUSAK DONG!

Selasa, Agustus 11, 2015

HIKMAH DIBALIK HP RUSAK GIPSY MARPAUNG
cuma gambar ilustrasi


6 Agustus kemaren gue baru dateng ke Jogja, buat ngelanjutin rutinitas sehari-hari gue sebagai mahasiswa. lengkapnya, mahasiswa males wkwk. Sebenernya males banget buat cepet-cepet pulang kesini, karna libur semester ini gue dikasih jatah sampe 21 September. Tapi, karna desakan dari orang tua yang nyuruh gue supaya cepet lulus, akhirnya gue memutuskan untuk pulang ke Jogja dan ngambil remedi. Karena nilai semester 2 gue ini sangatsangat menyedihkan, miris deh pokoknya.

Seneng sih bisa balik ke Jogja. Karena bisa pake handphone baru lagi. Bukan karna baru beli, tapi baru selesai digaransi -___- Ya, itungitung sih masih baru lah ya, karna gue belinya belum sampe sebulan gitu langsung rusak, kan anji*sensor*.

Karna proses garansi yang sangatsangat lama, alhasil gue pulang ke Kalimantan tanpa bawa handphone. Jadinya, selama di Kalimantan gue gak bisa update path, instagram, twitter, facebook, line, ask.fm, dll (maklum anak gawl akut)

Sampe dijogja, ternyata handphone gue yang udah selesai direnovasi (garansi) udah dibawa temen gue dan langsung seserahan sama yang punya. Tapi, kesenangan gue berakhir dengan sangat cepat. Sehari setelah gue pake tuh hp, tibatiba tuh handphone mati sendiri, iya mati total, kan anji*sensorlagi*.

Emosi gue memuncak saat itu, cie memuncak. Alhasil, gue langsung hubungi tuh tukang service tukang counter sampe tukang laundry. Gue tanya dengan berbagai pertanyaan kemarahan.

"Pak, ini yang dijual ke Saya barang bekas? Baru pake sebulan udah rusak, terus garansi. Selesai garansi, 2 minggu rusak lagi. APAAAAAAAAAAAN NIHHH !"

Emosi gue sangatsangat memuncak saat itu. Sampe-sampe semua barang yang ada didalem kamar gue jadi pelampiasan. Biasa, anak muda wkwk.

Setelah adu mulut cukup lama sama penjaganya, akhirnya gue memutuskan untuk garansi ulang dan meminta pertanggung jawaban dari pihak tersebut. Udah kaya kasus besar nih, padahal cetek. Meskipun gue masih emosi saat itu, tapi gue coba buat tenang. Calm down, kalo bahasa inggrisnya. kalo gak salah ya.

Tapi setelah dipikir-pikir. Kejadian ini lumayan lucu. Mungkin hampir persis sama kisah hidup gue diranah percintaan. Hampir.

Mungkin juga, hikmah dari handphone gue yang 2 kali rusak ini bakal ngebawa gue untuk mendapatkan handphone yang lebih canggih dan baru, mahal kalo bisa.

Kalo dibayangin, sama aja kaya kisah percintaan. Kisah percintaan sering rusak (kandas), padahal kita baru aja beli (ngerajut) tali percintaan kita sama seseorang yang kita sayangi. Tanpa sadar, ternyata dari kerusakan tersebut membawa hikmah yang ngebuat kita lebih dekat sama orang yang lebih baik dari sebelumnya.

Bukan hanya itu, kita jadi sadar kenapa kisah percintaan yang kita buat cepat sekali untuk kandas. Lagi-lagi sama kaya barang. Kita punya sayang yang berlebihan sama barang yang baru kita beli, alhasil barang itu cepet banget rusak. Sama aja kaya percintaan. Kita, sayang banget sama pacar baru kita, alhasil kita jadi over dan rada aneh gitu. makanya hubungan pun cepet banget buat rusak (kandas).

Gue belajar satu hal dari peristiwa ini. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas muka bumi ini haruslah dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan, dan pri keadilan. Lagi sakit gue. Butuh tidur.
Read More »

Daily Absurd

Kata "MAAF" Tidak Akan Menurunkan Harga Diri Seseorang

Minggu, Agustus 09, 2015

Kata Maaf Gak Akan Nurunin Harga Diri Seseorang


Karena udah lama gue gak update, kali ini gue sempetin buat update dikit ya masalah pribadi sih wkwk tapi berguna juga kok buat orang lain yang ngebaca ini. So, let's get rich, eh, maksudnya let's begin read this article...

Normalnya sebagai manusia, pasti banyak salah yang disengaja maupun ga disengaja. Gak bisa dipungkiri, kalo manusia gak ada yang sempurna, kecuali Andra and the Backbone.

Gue banyak kenal sama orang selama 19 tahun gue hidup (walaupun selama 5 tahun gue belum ngerti apa-apa karna masih bocah). Dan rata-rata dari semua orang yang pernah gue kenal, banyak diantara mereka yang sulit buat ngucapin kata maaf. Mungkin mereka termasuk golongan Andra and the Backbone tadi.

Memang sih satu kata yang simple banget ini susah buat diucapin dan keluar dari mulut seseorang. Apalagi, kalo orang itu punya otak yang kaya batu. Pengenny menang sendiri, gak pernah ngerasa dirinya salah dan meskipun udah keliatan salah masih aja nyari kesalahan orang lain.

Gue sendiri pernah ngalamin masa-masa seperti ini. Dimana mulut gue serasa membeku, waktu gue pengen ngucapin kata maaf. Padahal, udah jelas kalo gue ngelakuin kesalahan dan kesalahan itu sengaja gue lakuin.

Semua orang juga gue rasa pernah punya pengalaman yang sama. Kecuali doi emang bener-bener punya anu yang besar (baca: hati).

Menurut gue, itu adalah salah satu proses untuk menuju kedewasaan yang sebenernya. Semua orang punya prosesnya masing-masing untuk menjadi dewasa. Dewasa yang sebenernya, dan bukan dewasa seperti anak remaja jaman sekarang. Dewasa belum pada waktunya. Dewasa yang dibuat-buat, dan lebih mengedepankan penampilan, bukan perasaan.

Yang ngebuat aneh adalah. Ada diantara orang-orang yang gue kenal dan yang notabene sudah dewasa, tetapi belum bisa mengatakan maaf untuk kesalahan yang dibuat sendiri.

Gini bray. Gue tekankan sekali lagi. Maaf gak akan nurunin harga diri lo. Maaf juga gak bakal nurunin tingkat kegantengan atau kecantikan yang lo punya.

Malahan, semua orang akan terkejut kagum kalo lo berani ngucapin maaf secara gentle. Apalagi kalo lo seorang laki-laki.

Makanya, kalo lo ngaku sebagai orang yang udah dewasa. Lo harus berani ngakuin kesalahan lo dan lo juga harus berani minta maaf atas apa yang lo perbuat. Bukan malah menyalahkan orang lain atas kesalahan lo, dan membebankan permintaan maaf ke orang lain. Kalo lo tipe orang yang kaya gini, berarti lo ga gentle bro! Laut aja!
Read More »