Daily Absurd

MIMPI INDAH YANG BURUK

Minggu, Mei 10, 2020

PS. tolong ini bukan puisi ya bangsat.

Mimpi tadi sangat menyenangkan, meskipun sebentar.
Saya bertemu denganmu, sekali lagi.

Senyummu masih sama, sangat manis seperti susu dancow
Ketawamu masih sama, pas dan tidak melengking seperti jengkelin
Wajahmu masih sama, sangat cantik seperti saham unilever

Didalam sini, tiba-tiba saja Saya berani untuk mengatakan yang sebenarnya.
Mengatakan bahwa sudah sangat lama Saya menyukaimu, dengan serius.
Padahal didunia nyata, hanya bisa sebatas tertawa bersama.

Anehnya, kamu juga mengatakan hal yang sama.
Sial, padahal realitanya kamu tidak mungkin suka.
Pftt, mungkin saja kamu hanya menganggap Saya mas-mas batak yang terlalu percaya diri.

Mimpi tadi sangat menyenangkan, meskipun sebentar.
Berjalan entah kemana, sesuka mimpi sajalah membawa kita berdua.
Saya memeluk kamu seperti seseorang yang sangat takut kehilangan,
kamu membalasnya, kamu menerimanya, bahkan peganganmu lebih erat seperti sedang tarik tambang.

Padahal didunia nyata,
mungkin saja kamu menganggap Saya hanya sekedar mas-mas batak biasa
yang tidak mungkin kamu pertimbangkan karena perbedaan agama,
dan muka.

Mimpi tadi sangat menyenangkan, meskipun sebentar.
Adik kurang ajar karena tiba-tiba menggedor pintu kamar hanya karena bertanya.
Kamu tiba-tiba hilang, tergantikan oleh sesosok laki-laki bermuka kotak yang ternyata adik sepupu Saya.

Saya senang sekali malam ini, meskipun terbangun dengan kepala yang sangat pusing.
Saya bertemu denganmu, sekali lagi.
Read More »

Daily Absurd

KOTA GUDEG [REKAP 3.0]

Sabtu, Desember 07, 2019

Img Src: dolandolen.com


Sebelumnya. Tulisan ini akan sangat panjang dan memakan waktu yang lumayan lama untuk membacanya. Saya usahakan untuk menyingkatnya, tetapi akan sangat sulit mengingat Saya terlalu cinta dengan Kota Yogyakarta.

......

Ahhh.. Akhirnya Saya kembali lagi ke Jogja. Kota yang katanya akan membuat kita semua rindu jika kita tinggal barang sebentar.

Takdir apa sebenarnya yang membawa Saya kembali menginjakkan kaki di kota ini. Sedih rasanya jika harus menjauh, lalu dipaksa untuk melupakan semua sejarah yang sudah pernah Saya tuliskan di kota ini.

Saya mengalami banyak perubahan masa di kota ini. Menerimanya, dan menjalaninya. Karena Saya tahu, semua ada masanya, dan setiap masa ada batas waktunya.

Saya juga belajar menerima banyak sudut pandang baru, dipaksa untuk kalah dalam beberapa situasi.

Jogja sudah menjadi tempat yang sangat baik untuk Saya menjadi dewasa.

......

Senang rasanya bertemu kembali dengan Bapak kos pendiam yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Senang rasanya bertemu dengan A'a burjo berambut emo yang terlalu sok akrab. Bahagia juga rasanya bertemu lagi dengan beberapa teman yang masih tersisa disana. Meskipun ada beberapa diantara mereka yang sudah sibuk bekerja untuk belajar menghidupi diri sendiri. Saya turut senang.

Ada pula beberapa yang masih sibuk dan berkutat dengan skripsi yang tak kunjung selesai walau semester sudah tidak terhitung. Kemungkinannya bisa di ibaratkan dengan biner, 0 atau 1, iya atau tidak, benar atau salah, lanjut atau berhenti.

Kembalinya Saya ke Jogja sebenarnya bertujuan untuk menghadiri acara wisuda teman Saya yang akan berlangsung pada akhir Oktober lalu. Meskipun Saya harus datang lebih awal karena sudah sangat rindu dengan suasana kota Jogjakarta.

Rutinitas kembali berjalan layaknya 2 atau 3 tahun lalu...

Saya menjadi Gipsy yang selalu bangun siang.
Saya menjadi Gipsy yang suka tidur pagi.
Saya menjadi Gipsy yang terlalu malas untuk mengerjakan sesuatu.
Saya menjadi Gipsy yang, tidak pantas untuk ditiru.

Tapi disitulah letak kerinduan Saya. Berbincang dengan salah satu teman, membahas mengenai apakah bumi itu bulat atau datar, hingga pembahasan yang lebih serius mengenai agama dan kehidupan. Semua kami rangkum dalam percakapan satu malam, lalu melupakan semuanya ketika terbangun dari tidur.

Kunjungan Saya ke Jogja kali ini sangat menyenangkan bagi Saya. Saya berhasil pergi ke beberapa tempat yang belum pernah Saya kunjungi sebelumnya, selama Saya hidup di Jogja 4 tahun lamanya. Hingga tidak sadar, waktu Saya tinggal beberapa hari lagi sebelum tiket pesawat memaksa Saya untuk pulang.

Entah takdir apalagi.. 3 hari sebelum kepulangan, Saya berbicara dengan salah satu sahabat yang merangkap menjadi bos Saya. Membahas project youtube yang sudah berjalan dengan angka pengikut yang cukup tinggi, dan blablabla. Akhirnya kami berdua sepakat untuk melakukan reschedule pada tiket kepulangan yang sudah Saya pesan.

Kepulangan Saya diundur untuk waktu yang lumayan lama. 1 bulan. Betapa senangnya Saya kala itu, ketika harus lebih lama merasakan keindahan kota gudeg ini.

Batalnya kepulangan Saya membawa sebuah alur yang sangat menarik. Salah satu teman Saya yang dulu pernah mengontrak bersama, tiba-tiba memutuskan untuk datang juga ke Jogja menyusul Saya. Dan yang paling membuat Saya tidak habis pikir adalah, dia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya agar bisa datang ke Jogja. Katanya, tidak akan dapat cuti jika tidak mengeluarkan diri.

Sungguh teman yang bodoh.

Dia berasal dari Kendari, dan ketika SMA diboyong oleh orang tuanya pindah ke Flores karena ada beberapa hal penting. Kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Jogja, yang akhirnya membawa Saya bertemu dengannya di kelas perkuliahan.

Menurutnya, dia adalah orang paling tampan disana karena memiliki fisik yang sangat berbeda dari kebanyakan orang-orang di Flores. Bangsatnya, dia mengatakan hal tersebut secara sadar, tidak sedang dipengaruhi oleh alkohol ataupun obat terlarang.

Padahal, dia sempat bercerita bahwa sudah ditolak hingga 7 kali ketika menyatakan cinta kepada salah satu perempuan yang ada di kelas Saya.

.......

Dengan effort yang sangat tinggi hingga harus menaiki kapal selama 3 hari dan ditambah bis 1 hari membuat Saya begitu senang kedatangan sahabat yang sudah lebih dari 2 tahun tidak bertemu

FYI: Dia tidak menyelesaikan kuliahnya karena beberapa hal yang tidak semestinya Saya ceritakan disini. Membuat dia harus pulang ke Flores pada tahun 2017.

Oh iya, satu lagi kebaikan dari dia yang sepertinya harus Saya ceritakan disini, dan akan Saya ingat sampai kapanpun.

Dulu ketika kami masih tinggal di kos masing-masing, dan kami saling tidak memiliki uang, dia datang ke kos Saya dengan berjalan kaki, padahal kos kami letaknya lumayan jauh. Saya bercerita bahwa Saya belum makan dan bermaksud ingin meminjam uangnya.

Lalu dia menunjukkan ke Saya bahwa uang didompetnya hanya tersisa Rp 6000. Dan kau tahu apa yang dia lakukan? Dia tiba-tiba pergi, mungkin hampir 10 menit, lalu kembali membawa bungkusan nasi telur, dan mengajak Saya untuk makan bersama.

Kau tahu, ketidak pedulian Saya terhadap orang sebelumnya seakan luntur begitu saja ketika mendapat perlakuan seperti itu. Dan mulai detik itu juga, Saya memiliki janji kepada diri Saya sendiri, bahwa Saya akan mengingat apa yang telah dia lakukan kepada Saya sampai kapanpun.

Kebaikan kecil dia merubah sudut pandang Saya mengenai orang lain. Perlakuan kecilnya benar-benar bisa membuat Saya sadar bahwa kebaikan sekecil apapun yang kau lakukan, memiliki dampak yang sangat besar bagi orang yang menerimanya.

Dia bernama Alan Bakhri. Saya pantas menyebut namanya.

........

Time skip

Waktu terasa begitu cepat ketika Saya berada disini. Hingga hari dimana acara wisuda teman Saya dilaksanakan.

Beberapa teman Saya yang sudah memiliki pekerjaan baru, dan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya juga menyempatkan diri untuk datang ke acara wisuda ini. Saya sudah menyadari sejak dimana hari ujian skripsi Saya dilakukan, bahwa mereka adalah teman-teman yang baik dan begitu spesial.

Bahagia tentunya, sahabat kami akhirnya menyelesaikan pendidikannya. Mendapatkan gelar yang selama ini menjadi impian kami. *Meskipun si pemilik acara pasti sedih karena tidak akan mendapatkan beasiswa dari orang tua lagi*

Layaknya ritual yang mungkin juga dilakukan perkumpulan lain. Kami juga memiliki ritual tersendiri, yaitu selalu merayakan sesuatu yang baik dengan acara makan-makan ditempat yang selalu sama. Bale Bebakaran yang terletak di Jl. Wahid Hasyim. Intinya bukan terletak pada "apa yang harus kami makan", tetapi kebersamaan secara fisik, berbincang, bercanda, tertawa bersama untuk sekedar melupakan rutinitas membosankan dari masing-masing kehidupan.

Beberapa hari setelah acara wisuda, teman-teman Saya sudah kembali ke kehidupannya lagi. Mereka yang sibuk bekerja, mereka yang sibuk memantapkan diri untuk meminang kekasih hatinya.

Kos kembali sepi...

Si empunya acara wisuda juga sudah diharuskan pulang ke tempat asalnya karena sudah resmi menjadi Guru disebuah sekolah menengah kejuruan disana.

Hanya tersisa Saya, dan beberapa lembar tulisan yang barusan Saya tulis.

Lagipula, tanggal kepulangan Saya yang tertera ditiket juga sebentar lagi akan tiba.

.....

Besok Saya akan pulang. Saya sudah meninggalkan banyak kenangan manis di kota ini untuk sekali lagi. Saya sudah memantapkan diri untuk mengemas semua baju. Besok Saya pulang!

Tapi, lagi dan lagi, malam sebelum Saya pulang, salah satu teman Saya yang juga berasal dari Pontianak datang untuk menitipkan sesuatu. Dan dengan sengaja dia bercerita bahwa temannya baru saja mengalami hal yang tidak mengenakan. Dia bercerita bahwa baru kemarin temannya gagal pulang ke Pontianak perihal pesawat yang ditumpangi mengalami kerusakan saat ingin melakukan Take Off dari bandara Adisucipto. Seketika badan Saya gemetar. Saya ragu untuk pulang, karena pesawat yang akan Saya tumpangi adalah pesawat yang Sama dengan yang ditumpangi oleh temannya.

Sekedar informasi. Saya sangat takut naik pesawat. Entah kenapa, meskipun sudah sering dan berkali-kali Saya menggunakan moda transportasi ini, ketakutan Saya tidak pernah hilang. Saya sudah sering mengakalinya dengan tidak tidur seharian, agar ketika diatas Saya dapat tertidur pulas, lalu bangun ketika sudah sampai. Nyatanya, Saya tetap tidak bisa tidur!

Ketakutan ini tidak mendasar sebenarnya, Saya tidak bisa menjelaskan kenapa ketakutan ini bisa timbul dan kenapa susah sekali melawan ketakutan ini.

Kau pasti punya satu ketakutan juga bukan?

Setelah berbicara melalui telpon dengan orang tua, akhirnya Saya memutuskan untuk Reschedule lagi. Kedua kalinya.

Saya merasa ragu, dan ketakutan Saya menang malam itu.

Alhasil, Saya menunggu lagi hingga akhir November.

Jika kau percaya takdir, mungkin itulah takdir Saya.

......

Pada akhir Oktober, kampus Saya membuka lowongan pekerjaan menjadi Staff Kependidikan, dan Saya mendaftar. Saya rasa, batalnya kepulangan Saya bermaksud untuk ini.

Dan batalnya kepulangan Saya juga membawa beberapa pengalaman baru. Saya diajak untuk camping di sebuah bukit di Gunung Merapi dengan beberapa teman Saya. Dan mengunjungi banyaknya tempat baru yang belum pernah Saya datangi sebelumnya. Oh iya, teman Saya dari Flores juga membatalkan kepulangannya, karena Saya juga belum pulang.

Batalnya kepulangan Saya juga berakibat dengan keikutsertaan Saya menjalankan sebuah project dari teman Saya yang sudah lama bergelut dibidang videography. Dia mengajak Saya untuk menjadi penulis script dalam proyek terbarunya. Dan hal itu berlanjut hingga sekarang. Dia tetap memakai Saya untuk menjadi penulis dibeberapa video garapannya.

Sedikit berpikir, apakah jika Saya pulang, kejadian seperti itu akan tetap ada?
Saya rasa, yang Saya pilih menjadi pilihan terbaik untuk Saya.

......

Time Skip

Lagi-lagi, Saya harus pulang besok. Saya sudah menyiapkan semuanya, lagi. Ditambah, Saya harus membawa bakpia pesanan kakak Saya yang totalnya 24 bungkus. Meskipun sebenarnya Saya adalah orang yang sangat malas membawa apa-apa ketika berpergian, tapi ini pengecualian. Saya ingin mengembalikan hubungan baik yang sebelumnya sempat rusak dengan kakak Saya.

Saya sudah mengemas semuanya dengan rapi, dan siap untuk pulang besok.

Mengambil penerbangan pertama. Pagi hari. Karena sengaja agar Saya tidak tidur pada malamnya, dan berharap (lagi) dapat tertidur nyenyak dan bangun ketika sudah sampai di Pontianak.

Sedikit terburu-buru waktu itu, karena ada anak kos yang mandi sangat lama. Membuat Saya dan teman Saya harus ugal-ugalan dijalan agar tidak terlambat. Meskipun perasaan sudah tidak nyaman, tapi kepulangan Saya tidak boleh ditunda lagi, karena Saya membawa pesanan kakak Saya yang harus dibawa kesana.

Kita punya rencana, tapi Tuhan yang punya acara.

Saya terlambat. Pesawat sudah take off sedari tadi. Tiket Saya hangus. Saya yang sudah tidak tidur semalaman, dan dalam keadaan capek karena harus berlarian menjadi sangat emosi waktu itu. Customers Service yang ada di Terminal B keberangkatan menjadi pelampiasan Saya. Segala makian Saya keluarkan, hingga Saya sadar, bahwa semua itu tidak ada gunanya. Dia adalah seseorang yang memang dipekerjakan untuk menangani konsumen yang marah. Jadi, mau bagaimanapun, kekesalan Saya akhirnya Saya simpan.

Saya yang memilih semuanya, dan Saya tidak boleh menyalahkan orang lain atas pilihan yang sudah Saya buat. Kembali tidur adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan sekarang. Setelah sebelumnya memesan tiket untuk penerbangan sore nanti.

Mungkin karena tadi pagi Saya belum berpamitan dengan Bapak Kos terbaik di galaksi Bima Sakti.

Kantuk mulai menyerang, lalu tertidur pulas melupakan berbagai masalah yang sudah terjadi pagi ini.

....................

Kalian percaya dengan takdir?

Sebagian orang menganggap takdir itu ada, dan sebagian lagi menganggap blablabla.

Saya termasuk pada golongan orang-orang yang percaya dan menganggap takdir itu ada.

Jika bisa Saya ibaratkan, takdir itu seperti flowchart maha rumit yang telah diciptakan oleh Tuhan. Semua sudah ditentukan, hanya saja, arah jarum mana yang akan kita pilih untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Untuk itu pula, Saya sangat tidak setuju dengan kata-kata "Your past doesn't define your future". Karena apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu, semuanya berdampak pada flowchart kehidupan kita dimasa mendatang. Tergantung arah mana yang ingin kau pilih, menjadi lebih baik, atau menjadi lebih beringas.

......

Saya berada diruang tunggu sekarang. Melihat sekeliling yang sibuk dengan urusannya masing-masing, sembari duduk melamun membayangkan semua yang telah Saya lakukan di kota ini dalam beberapa bulan terakhir. Kilas balik yang akan membuat Saya rindu jika sudah pulang.

Rindu dengan segala yang dimiliki Jogja.
Rindu dengan orang-orang baiknya.
Rindu dengan sahabat-sahabat yang masih setia di Jogja.
Rindu dengan seseorang.

"Saya akan kesini lagi!" Ucapan Saya memantapkan semuanya.

Pesawat melaju, seluruh angan terbawa terbang, keinginan untuk kembali semakin menggebu. Duduk diam mengamati sekitar, sesekali bernyanyi lirih lagu Medicine dari Bring Me the Horizon. Rasa kantuk seakan mengajak untuk sebentar melupakan Jogja. Sedikit terlelap...

Tapi terbangun gara-gara turbulensi... BAJINGANNN!!!! KENAPA SIH TIDAK BISA SEKALI SAJA TIDUR NYENYAK DIDALAM PESAWAT!!!!

......

(Sepertinya Saya harus membuat tulisan yang membahas lebih detail mengenenai sahabat Saya bernama Alan dilain waktu)

Peace, love and gaul!
Read More »

Daily Absurd

MAEL

Senin, Juni 24, 2019


Nama lengkapnya adalah Achmad Ismail, biasa dijuluki "black", atau sering dipanggil dengan "keling".

Dia adalah teman Saya sejak kelas 3 SD. Pindahan dari Pati, Jawa Tengah karena diboyong orang tuanya yang mengikuti program transmigrasi dari pemerintah..

Orang tuanya bekerja di satu perusahaan tempat orang tua Saya bekerja juga. Meskipun dulu statusnya masih belum karyawan tetap, hanya BL (Buruh Lepas). Untuk tahunnya, Saya sudah lupa.

Awal pertama Saya bertemu dengan Mael (seterusnya akan Saya panggil seperti ini) adalah ketika sepupunya mengajak jalan-jalan menggunakan sepeda disekitaran kampung Saya. Entah kenapa, Saya sedikit aneh melihat Mael karena memiliki kulit yang sangat hitam. Begini, meskipun kami semua rata-rata memiliki kulit hitam, tapi kadar hitam yang ada dikulit Mael jauh lebih banyak. Haha

Ke-esokan harinya setelah tiba disekolah, Mael memperkenalkan diri didepan kelas. Yaap, kelas Saya. Karena murid yang ada disekolah Saya tidaklah sebanyak murid yang bersekolah dikota. Rata-rata tidak bersekolah, karena kendala biaya atau malas saja untuk sekolah. Jadi saja Mael bisa satu kelas sama Saya karena kami berdua berada ditingkatan yang sama.

Proses pengakraban diri Saya lumayan cepat, karena teman-teman dikampung yang memiliki satu tingkatan dengan Saya itu semuanya perempuan. Ada 1 laki-laki, tapi tidak naik kelas ketika kelas 1. Jadi saja Saya sendiri.

.....

Yaaa, hari-hari berikutnya di isi dengan kegiatan layaknya anak kecil.

Pagi sekitar jam setengah 6 sudah menunggu truk pengangkut buah sawit datang yang disewa patungan oleh orang tua kami semua untuk mengantarkan ke sekolah.
Lalu sekolah hingga siang, dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 5 KM dari sekolah menuju rumah.

Kemudian Saya dan teman-teman Saya yang lainnya bergantian mendatangi rumah satu persatu untuk mengajak bermain, atau lebih seringnya menghabiskan waktu untuk memancing. Mungkin sedikit bodoh, atau yaa memang karena masih kecil. Kami selalu memilih tempat memancing yang sangat jauh dari perkampungan, yang jaraknya kurang lebih 5-10KM. Padahal, jika dipikir-pikir, dari total kami memancing, kami jarang sekali mendapatkan ikan. Lebih ke "mencari tempat mandi" yang baru saja sebenarnya.

Kemudian setelah adzan ashar, kami pulang karena rata-rata teman Saya harus TPA di masjid kampung. Kebiasaan Saya sering menunggu mereka didepan masjid, karena Saya seorang nasrani.

Lalu jika mereka sudah selesai, dilanjutkan dengan bermain bola, dan berhenti jika sudah maghrib, atau salah satu dari kami diteriaki untuk pulang kerumah.
.....

Bingung sebenarnya jika ditanya bagaimana sehingga Saya dan Mael bisa semakin akrab. Tapi Saya akan coba menjawab.

Saya sering tidur dirumah Mael, karena menurut Saya sambel buatan Ibunya enak. Begitupula dengan Mael, dia sering tidur dirumah Saya, meskipun bukan karena Masakan ibu Saya enak, tapi karena orang tua Saya sering pergi, entah ke Gereja untuk latihan koor, ataupun pertemuan doa dirumah jemaat. Untuk itu Saya mengundang Mael agar mau tidur dirumah menemani Saya.

Time Skip

Kami berdua lulus SMA sesuai dengan umur kami, tanpa harus menambah 1-2 tahun karena tidak naik kelas. Setelah itu Saya melanjutkan kuliah di Jogjakarta, dan Mael memutuskan untuk menganggur terlebih dahulu.

Mael bukanlah dari keluarga kaya raya. Saya paham itu.
Banyak orang-orang dikampung Saya yang sering berbicara hal buruk, bahkan menghina keluarga Mael. Bukan tanpa alasan sebenarnya, Mael sering dicap buruk karena acap kali berbuat onar, dan Saya sebagai sahabatnya sering kesal juga melihat kelakuan dia. Bahkan, banyak yang bertanya kepada Saya "kenapa sih berteman dengan Mael?" Yaaa, Saya selalu menjawab "Mael baik kepada Saya, buat apa Saya musuhi?" Benar, tidak? Toh, Mael tidak pernah berbuat jahat kepada Saya.

Saya sering memberi pandangan kepada sahabat Saya ini untuk mendaftar saja menjadi anggota Kepolisian atau Tentara, karena Saya rasa Mael memiliki fisik yang cukup kuat untuk menjadi bagian kedua anggota tersebut. Tapi entah kenapa Mael tidak berminat, bahkan cenderung lebih berpasrah diri dan mengikuti Bapaknya untuk bekerja sebagai buruh sawit diperusahaan.

Selama 1 tahun Mael bekerja menjadi buruh kernet. Mengangkat buah sawit yang sudah dikumpulkan oleh pemanen, kemudian memasukkannya kedalam truk pengangkut buah sawit. Dengan gaji yang sangat sedikit, karena masih menyandang status "buruh lepas", bukan karyawan.

1 tahun terlewati, Saya pulang ke kampung karena liburan semester. Saya terus berusaha untuk memberikan pandangan kepada sahabat Saya mengenai pendaftaran Bintara Polisi atau Tentara. Lambat laun, Mael mulai mempelajari hal tersebut, dan memutuskan untuk pergi ke Pontianak dan mendaftar.

7 kali Mael mencoba mendaftar, mengurus berkas kesana kemari yang tak sedikit pula biaya yang dikeluarkan. Orang tua Mael sempat memberikan Saya mandat untuk memberitahu Mael agar berhenti saja mendaftar karena kesempatan Mael untuk diterima sangat kecil.

Lalu ada momen dimana Saya bisa bertemu Mael di Jogja. Waktu itu, dia disuruh abangnya untuk membeli motor titipan orang di Jakarta. Lalu Saya suruh untuk mampir ke Jogja jika urusan di Jakarta sudah selesai, dan dia mau.

Hampir satu minggu berada di Jogja, Saya terus menasehati Mael untuk berhenti saja mendaftar masuk anggota, lalu fokus mendaftar perguruan tinggi, sembari mencari kerja. Saya lakukan hal ini karena kasihan juga kepada orang tuanya yang sampai harus bercerita kepada Saya. Ya, meskipun orang tuanya sudah sering bercerita tentang hal lain, karena Saya sudah sangat akrab dengan keluarganya.

Akhirnya Mael pulang. Lalu tidak berselang lama dari kepulangan Mael dari Jogja, Saya mendapat kabar dari dia bahwa dirinya sedang berada di Solo.

"Ngapain ke Solo?" Saya bertanya
"Main aja, nemenin temen ada urusan bentar" Jawab Mael

Yap, sejak kecil Saya berteman, tidak mungkin Saya tidak menyadari kebohongan yang Mael lontarkan. Pasti saja ada sesuatu yang penting di Solo, sehingga dia harus pergi kesana. Kalau hanya menemani temannya, tidak mungkinlah hingga seperti itu.

Selang 1 bulan tidak berkomunikasi, karena setiap Saya telepon nomor handphonenya selalu tidak aktif, akhirnya Mael menelepon Saya, Malam-malam. Ingat betul, waktu itu Saya sedang makan Lamongan di daerah Seturan.

"Bro, aku lulus bro" Kata Mael dari sambungan telepon
"Lulus apa, anjing?" Saya bertanya heran.
"Kemaren aku daftar AU, lulus dari Pontianak, dibawa ke Solo buat lanjut tes, disini aku lolos, minggu depan udah mulai pendidikan 4 bulan" Jelasnya

Saya yang sedang makan kaget, kenapa sahabat Saya tidak bercerita sejak awal? Meskipun Saya senang sekali mendengar kabar itu, tapi masih saja bertanya-tanya.

Akhirnya Mael menjelaskan, dan ternyata dia tidak memberitahu siapa-siapa ketika dinyatakan lulus di Pontianak. Takutnya, ketika sudah gembar-gembor bilang lulus, ternyata di Solo tidak lulus. Alhasil, Mael memberi tahu semuanya ketika sudah pasti lulus.

Bangsat memang.

Saya sebagai sahabat sangat bangga melihat kesuksesan Mael.

Mael berhasil membeli mulut orang-orang di kampung Saya yang telah menghina dirinya. Mael berhasil membuktikan kepada Saya, bahwa dia juga bisa berpengaruh untuk orang lain.

Saya juga berjanji kepada Mael, apapun keadaannya Saya akan tetap pergi ke Solo untuk menghadiri acara pelantikannya nanti.

Dan hal itu terwujud. Saya dengan seorang teman Saya pergi ke Solo malam hari sebelum acara pelantikannya. Menunggu-nunggu untuk bisa bertemu, karena jujur saja, Saya kangen sekali dengan Mael.

Terharu dan bangga, jelas sekali tergambar diraut muka Saya waktu itu.

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, dengan gagahnya sahabat Saya berhasil mengenakan seragam Angkatan Udara. Berdiri tegap, menahan tangis untuk berjumpa dengan orang tuanya yang sedari tadi sudah menunggu ditepian lapangan sambil menunggu aba-aba dari komandan untuk menemui anaknya masing-masing.


......

Mael sekarang sedang bertugas menjadi seorang prajurit di Ibu Kota Provinsi tempat kami dibesarkan.

Sesekali bertemu jika sedang tidak sibuk dan dibolehkan keluar.

Mael adalah seorang teman, dari dulu hingga sekarang.

Mael adalah,

sahabat Saya.

- Gipsy Marpaung.
Read More »

Daily Absurd

MAAF YANG BUKAN SEKEDAR BASA-BASI [DAILY]

Senin, Juni 10, 2019

Beberapa hari belakangan ini, ramai diperbincangkan di twitter mengenai basa-basi saat berkunjung ke tempat keluarga, dan kata maaf yang tidak penting diucapkan. Saya tidak tahu, apakah tujuannya hanya untuk bercanda, ataupun tidak.

Oh iya, Saya mengucapkan selamat hari Raya Idulfitri 1440 H untuk seluruh umat muslim yang sedang merayakannya. Meskipun telat, tidak apalah, ya? Toh, suasana lebaran masih terasa.

......

Perbincangan mengenai basa-basi ataupun kata maaf yang sedang ramai di twitter penyebabnya adalah karena masih dalam suasana lebaran, jadi tema yang harus diusung ya harus menyangkut hal tersebut. Tidak mungkin juga kan, suasana lebaran tetapi membuat cuitan mengenai "sejarah terbentuknya Negara Uzbekistan?"

......

Sesuai dengan cuitan Saya yang lalu, Saya ingin membahas sedikit banyak mengenai kebiasaan keluarga Saya untuk berucap maaf, agar tak hanya 'sekedar' maaf.

Bacalah...

Dulu sekali, ketika Saya masih kecil, Saya tidak tahu menahu mengenai kebiasaan ini.

Saya selalu dibangunkan ketika jarum jam menunjukkan angka 00:00 pada tanggal 01, Januari disetiap tahunnya. Lalu kami satu keluarga (Bapak, Ibu, kedua Kakak Saya, dan Saya) berkumpul di ruang keluarga untuk mengadakan ibadah keluarga.

Ibadah ini mencakup, beberapa nyanyian puji-pujian, lalu dilanjutkan dengan Bapak Saya membacakan salah satu firman Tuhan untuk bekal kami selama satu tahun kedepan, kemudian membacakan doa penutup. Diakhir ibadah, seluruh anggota keluarga diharuskan untuk 'mengakui' kesalahan mereka masing-masing selama satu tahun kebelakang, kami semua harus mengakuinya dihadapan keluarga, dan meminta maaf atas kesalahan tersebut. Dan orang pertama yang harus mengakui kesalahannya adalah seseorang dengan umur paling muda, hingga terakhir adalah orang dengan umur paling tua.

Sebentar, ini tidak se-menyeramkan yang kalian kira. Tidak ada penghakiman. Kami tidak diharuskan mengakui 'seluruh' kesalahan yang tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga. Simplenya, kami hanya harus mengakui kesalahan-kesalahan kami kepada orang tua seperti melawan, membentak, membangkang, dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya orang tua kami kepada anak-anaknya.

Karena Saya adalah anak bungsu, maka Saya adalah orang pertama yang harus mengakui kesalahannya.

Tapi, Saya tidak mau.

Bahkan, Saya terkadang pura-pura tidur dan tidak mau dibangunkan ketika akan melakukan acara ini.

Alasannya, Saya masih kecil, dan Saya tidak tahu apa yang harus Saya katakan.

......

Setelah beranjak remaja, Saya jadi menyukai acara ini.

Pertama kali Saya serius mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah ketika Saya menginjak kelas 2 SMA.

Kala itu, Saya mengaku kepada orang tua bahwa Saya sering bolos dan menulis surat izin sakit jika sedang malas sekolah. Setelah itu Saya meminta maaf.

Sekali lagi, tidak ada penghakiman. Bukan malah memarahi, saat giliran kedua orang tua Saya berbicara, mereka menasehati Saya dengan kata-kata yang menurut Saya sangat masuk akal untuk Saya terima. Mereka tidak memojokkan Saya karena kesalahan Saya, tetapi mereka mengarahkan Saya agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di tahun yang akan datang. Ya meskipun ditahun berikutnya, Saya tetap mengulangi kesalahan tersebut hehe...

Momen yang paling tidak bisa Saya lupakan adalah, ibadah keluarga untuk menyambut tahun 2014. Dimana Saya ketahuan merokok, tepat seminggu sebelum tanggal 01 Januari, 2014.

Saya harus berani mengakui kesalahan Saya didepan orang tua Saya mengenai hal tersebut, dan Saya sangat yakin pula orang tua Saya akan membahas hal tersebut.

Dan, ya, kalian tahu, hal itu terjadi.

Meskipun tidak dimarahi setelah pengakuan tersebut, tapi kedua orang tua Saya sedikit banyak memberi arahan kepada Saya seperti: Merokok itu tidak baik untuk kesehatan, janganlah dulu merokok karena belum bekerja, dan banyaknya wejangan-wejangan lainnya.

.....

Kebiasaan ini terus berjalan hingga sekarang.

Bagaimana kebiasaan ini bisa menular?

Seingat Saya, hal ini terjadi ketika menyambut tahun baru 2014.

Setiap menyambut tahun baru, Bulek Saya (adik dari Ibu Saya) selalu datang kerumah, karena rumah Saya mengadakan open house layaknya hari Natal. Begitu pula sebaliknya jika lebaran, kami sekeluargalah yang harus datang kerumah Bulek Saya.

Entah tidak seperti biasanya, dimana Bulek Saya selalu datang dipagi hari pada tanggal 01 Januari. Kali ini beliau datang tepat 2 hari sebelum tahun baru. Yaa, akhirnya Bulek Saya mengikuti ibadah keluarga kami, meskipun beliau tidak ikut berdoa, hanya melihat saja.

Setelah melakukan pengakuan dosa (Saya sebut saja pengakuan dosa, ya? Terlihat lebih rebel sepertinya) Bulek mendekati Bapak Saya dan bertanya mengenai hal tersebut.

Menurutnya pribadi, pengakuan dosa ini mungkin bisa diterapkan ketika lebaran. Dan akan dilakukan beta testing pada lebaran berikutnya. Haha bahasa Saya sudah keren kan?

Alhasil, Bapak Saya membuat susunan acara yang hampir sama untuk pengakuan dosa pada saat lebaran. Bedanya, tidak bernuansa Nasrani, tapi lebih ke umum. Ditambah, pengakuan dosa ini tidak hanya dilakukan oleh keluarga Bulek Saya, melainkan ke semua keluarga besar pada saat hari pertama lebaran. Termasuk keluarga Saya juga ikut.

Acara lebih kompleks. Kami harus mengakui kesalahan pada semua orang yang terlibat disana. Keluh kesah juga dapat dijadikan landasan untuk berbicara kepada yang lain. Misal, ditahun kemarin, Ibu Saya sangat kesal dengan perlakuan Bulek Saya yang dengan sengaja membawa Mbah Saya pulang ke Jawa tanpa permisi. Ataupun, ketika Bulek Saya mengatakan kepada Bulek Saya satunya bahwa selama ini mereka sering sekali berselisih paham mengenai beberapa hal.

......

Pengakuan dosa ini bukan hanya sekedar ucapan. Tapi lebih ke jujur pada masing-masing. Tidak ada lagi perasaan dendam, marah, ataupun kesal. Semua sudah diluapkan dalam acara ini.

Aturannya cuma satu:

Tidak boleh menyimpan rasa amarah karena mendengar pengakuan yang kurang menyenangkan

......

Mungkin selama ini, kata maaf pada saat lebaran hanya sekedar ucapan untuk pelengkap lebaran. Mungkin.

Tapi, dengan acara rutin seperti ini, keluarga besar Saya jadi mengetahui kesalahan pada pribadi mereka masing-masing. Lalu mengkoreksinya agar lebih baik lagi kedepannya.

Yang perlu diingat, tidak ada penghakiman pada setiap ucapan yang keluar.


Semoga kebiasaan ini bisa ditularkan, agar tidak ada lagi yang merasa bahwa kata maaf adalah basa-basi semata.

Gipsy Marpaung
Read More »

Daily Absurd

Sudah Malas Saja

Rabu, April 24, 2019

Img Src: unycommunity.com
Mungkin postingan kali ini Saya akan sedikit curhat..

Tapi, tidak apa. Saya tidak perlu meminta izin kepada siapapun.

Beberapa tahun, atau lebih tepatnya sekitar 4 tahun kebelakang, Saya merasakan apa yang banyak orang lain rasakan. Terutama, gagal dalam hal percintaan. Atau, terserah bagaimana kalimat yang lebih tepat untuk mewakili. Bukan karena Saya mengikuti dan memuja Indonesia Tanpa Pacaran yang sedang hype di Instagram. Justru Saya mengecam keras hal tersebut, karena semua postingan didalam akun tersebut mendiskreditkan bahwa pacaran hanya akan menambah dosa, dosa, dan dosa, tanpa sama sekali mengambil hal positif didalam sebuah hubungan percintaan.

Siap, kembali lagi. Terakhir kali Saya menjalin sebuah hubungan dengan seorang wanita (karena Puji Tuhan Saya masih normal), itu kalau tidak salah pada Saya menginjak semester 2. Kemudian memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri karena ada suatu dan lain hal yang tidak semestinya Saya jelaskan atau ceritakan di blog ini.

Jika Saya mengkalkulasikan total Saya menghabiskan waktu dengan mantan pacar Saya itu, adalah sekitar kurang lebih 3 tahun. Atau, bagaimana dari pihak mantan Saya yang menganggapnya lebih sebentar, mungkin? Mungkin ada perbedaan perhitungan, layaknya PILPRES tahun ini, karena dalam kurun waktu 3 tahun, kami berdua sering putus-nyambung-putus-nyambung, yang kemudian diakhiri dengan kata "putus".

Saya tipe orang yang sangat lama untuk melupakan sesuatu. Selama hampir 1 tahun, Saya masih belum bisa melupakan beberapa memori yang pernah Saya lalui bersama mantan Saya tentunya.

Hingga suatu ketika, ada salah satu perempuan yang entah kenapa tiba-tiba membuat Saya merasa bisa melupakan mantan Saya. Proses sebenarnya, tapi perempuan ini berhasil. Dia membuat Saya memiliki kemauan yang kuat lagi untuk berusaha.

Sayangnya, Saya tidak bisa melanjutkan perjuangan Saya dengan alasan yang cukup masuk akal menurut Saya pribadi. Anehnya, Saya tidak berani mengucapkan atau setidaknya spill the tea mengenai perempuan ini. Cukup menjadi rahasia Saya dengan Tuhan saja.

....

Beranjak dari beberapa perjalanan tersebut, Saya dikenalkan seorang perempuan oleh salah satu teman Saya yang juga mengenyam pendidikan di Jogja. Awalnya, Saya menolak. Dengan alasan, perempuan ini tidak berada di Jogja, melainkan berada didaerah tempat Saya berasal. Simple, hubungan Saya terakhir kandas karena masalah jarak. Saya di Jogja, mantan Saya di Jakarta. Saya tahan, dia tidak. Atau, sebaliknya.

Setelah sedikit dipaksa, Saya akhirnya ingin mencoba.

Tapi aneh, Saya tidak bisa merasakan apa-apa. Saya rasa, mungkin penyebabnya karena Saya belum pernah bertemu secara langsung dengan perempuan ini.

Deskripsi singkat mengenai perempuan ini:

Dia baik, malah cenderung sangat menerima orang baru. Sedikit menyebalkan memang ketika pertama kali mencoba menghubungi perempuan ini melalui sebuah aplikasi pengirim pesan, balasan yang Saya dapatkan sangat singkat, pertanda seorang perempuan tidak mau.

Sebagai lelaki, Saya lebih berusaha tentunya. Dan lama-lama, mungkin, ya dia berbaik hati mau menerima gurau-an sampah dari Saya. Perempuan ini sangat baik kepada Saya, bahkan Saya berani berkata bahwa perempuan ini adalah salah satu orang yang membuat Saya menjadi lebih semangat untuk mengerjakan skripsi agar Saya bisa cepat pulang ke daerah tempat Saya berasal.

Saya memiliki 1 pernyataan:

Saya yang jahat, atau bodoh, atau, tidak tahu apa penyebabnya. Saya jarang sekali menghubungi perempuan ini.

Saya memiliki 1 jawaban:

Ketika itu, Saya merasa takut.

Menurut Saya, perempuan ini memiliki paras yang cantik, meskipun itu relatif. Saya takut, ketika nanti kami berdua bertemu, dia akan merasa kecewa setelah melihat Saya secara langsung.

Saya sangat pesimis akan hal ini, karena itu pula Saya tidak pernah mau menerima tawaran perkenalan melalui media sosial, atau apapun bentuknya. Karena Saya pribadi lebih memilih berkenalan secara langsung, lalu mencoba menghubungi, dan jika responnya tidak baik, berarti dia tidak suka dengan Saya. Entah apapun alasannya, Saya terima.

Saya takut menerima penolakan.

Bodoh memang, tapi itulah yang sebenarnya.

.....

Tapi setelah mengumpulkan keberanian.

Saya mencoba mengajak perempuan ini bertemu, dengan cara mengajak dia untuk menonton film di bioskop. Sedikit mendadak, karena keberadaan Saya di daerah Saya berasal hanya 2 hari saja, setelah itu Saya langsung pergi lagi ke rumah orang tua Saya yang letaknya di kampung dan jauh dari kota.

Bukan rezeki Saya mungkin. Ketika Saya ajak bertemu, perempuan ini tidak mau, dengan alasan sedang capek karena baru pulang dari kerja.

Tak apalah, Saya pikir.

Selang beberapa menit, Saya melihat Instagram Storynya sedang bersama teman-temannya disebuah tempat.

Ya, Saya tidak mempermasalahkan hal itu sebenarnya. Mungkin saja dia sudah berjanji dengan teman-temannya, jauh sebelum Saya mengajaknya.

.....

Kejadian yang tidak menyenangkan kemudian datang.

Waktu itu, Saya bersama beberapa teman Saya sedang duduk santai disebuah kedai kopi. Bercerita ngalor-ngidul membahas ini dan itu, hingga sampai kepada pembahasan hubungan dan wanita.

Saya kaget, beberapa dari teman Saya membahas perempuan yang sedang Saya dekati ini.

Saya diam saja waktu itu, tidak berani berbicara, dan ingin mencari informasi.

Yang ternyata, perempuan yang sedang Saya dekati ini sebenarnya sudah pernah dekat juga dengan beberapa teman Saya.

Tidak ada hal lain. Hanya, perempuan ini pernah dekat dengan beberapa teman yang sudah lama Saya kenal.

Lalu Saya tertegun. Kemudian memutuskan untuk menghentikan usaha pendekatan Saya selama ini.

Saya tidak pernah bisa mendekati seorang perempuan, yang juga pernah dekat dengan teman Saya, apalagi, perempuan ini adalah mantan dari teman Saya. Prinsip

.....

Setelah lulus, lalu kembali ke daerah tempat Saya berasal, ada beberapa teman yang mencoba mengenalkan teman perempuannya kepada Saya, tapi tidak sedikit pula yang Saya tolak. Alasannya, sudah malas saja.

Saya sudah malas melalui masa pendekatan dari awal lagi.

Jangan kau kira Saya tidak suka lagi kepada perempuan. Tapi hanya sudah malas saja.
Read More »

Daily Absurd

HAPPY BIRTHDAY?

Kamis, Maret 21, 2019

Ulang tahun...

Saya sedikit merasa iri sebenarnya, dikala hampir seluruh teman Saya ketika berulang tahun selalu mendapatkan kejutan istimewa dari pasangannya. Terlihat sumringah ketika membuka kado, dan meniup lilin kue ulang tahun bersama.

Seumur hidup Saya tidak pernah mendapatkan kejutan dari pasangan. Meskipun pernah beberapa kali memiliki pasangan, tapi ya, kau bisa menebak sendiri.

Tapi,

Beberapa tahun belakang ini rasa iri itu hilang karena setiap hari ulang tahun, Saya selalu diberikan kejutan yang tidak terduga dari teman-teman kontrakan Saya. Disiram air rendaman pakaian Alan ketika tidur, dikuncikan diluar rumah ketika hujan deras, dan harus berurusan dengan bau menyengat dari campuran segala macam jenis limbah kontrakan. Atau, diikat lalu dilempari telur busuk ramai-ramai.

Tidak ada kue, tidak ada lilin, tidak ada kado.

Mereka tidak pernah memberikan itu semua, tapi sempurna. Menurut Saya kebersamaanlah kado itu. Rasa suka cita, gembira, tertawa bersama-sama ketika tahu Saya hampir muntah, itulah letak keindahannya.

Saya betul-betul rindu.

.....

Hari ini, Saya berulang tahun lagi. Puji bagi Tuhan masih memberikan Saya umur panjang.

Hari ini, Saya berulang tahun lagi untuk memperingati bahwa Saya sudah menginjak umur 23 tahun.

Spesial rasanya, diucapkan selamat secara langsung oleh kedua orang tua Saya. Karena selama beberapa tahun terakhir hanya melalui telepon.

Bedanya, tidak ada teman-teman kontrakan yang mengagetkan Saya ketika tidur hanya untuk mengucapkan ulang tahun. Tidak ada lagi bau busuk rendaman baju Alan selama seminggu.

Meskipun mereka masih saja tetap mengucapkan melalui media sosial.

Aneh rasanya,

Rasa iri itu datang lagi sekarang.

Selamat ulang tahun, untukmu, diriku.
Read More »

Daily Absurd

JOGJA, KEMBALI

Rabu, Februari 27, 2019


Yogyakarta
Img src: krjogja.com

15 Agustus 2014

Hari dimana untuk pertama kalinya Saya menginjakkan kaki ditanah Yogyakarta, yang katanya indah, dan sulit untuk dilupakan.

Hari dimana Saya harus memilih, antara menetap atau pulang. Sebab sudah tak diterima diperguruan tinggi idaman, meskipun di inginkan diperguruan tinggi lainnya.

Hari dimana kemudian Saya memutuskan bahwa Saya harus menetap di Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan, karena sudah diterima disalah satu perguruan tinggi swasta.


20 September 2014

Untuk kedua kalinya, Saya kembali ke Yogyakarta, setelah pagi-pagi buta harus menunggu dibandara karena terkena delay ketika ingin take off.
Kali ini, Saya satu pesawat dengan teman Saya, yang juga ingin melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Dimana ada ikut serta kakaknya dari Pontianak, dikhususkan untuk menjemput teman Saya. Karena kakaknya sudah berada di Yogyakarta sejak 4 tahun sebelumnya.

Penerbangan pagi membuat Saya mengantuk dipesawat, meskipun harus beberapa kali terbangun karena goyangan yang disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung... Saya masih takut naik pesawat... hingga sekarang.

21 September 2014

Hari dimana Saya menginjakkan kaki di kampus untuk ke tiga kalinya. Karena yang pertama kali adalah kuliah pendidikan dasar selama satu minggu untuk perkenalan kampus, dan kedua adalah ospek.

Tapi kali ini, Saya sudah resmi memiliki mata kuliah.

......

Time Skip.
Hari hari dan tahun berikutnya di isi dengan kegiatan biasa, diselingi sedikit drama untuk menambah bumbu perantauan.

Dimulai dari berpindahnya Saya dari rumah teman Saya untuk tinggal dikos sendiri, hingga akhirnya mengontrak sebuah rumah bersama ke-enam teman-teman sekelas Saya dikampus.

Dua tahun mengontrak, tinggal bersama-sama, dan melakukan seluruh kegiatannya bersama-sama pastilah meninggalkan banyak cerita yang Sayangnya tidak bisa Saya ceritakan sekarang, karena ceritanya akan panjang, mungkin suatu saat jika Saya sedang ingin, Saya akan membuatkan sebuah buku yang dikhususkan untuk menceritakan kehidupan Saya dan ke-enam teman Saya selama mengontrak.

Satu tahun terakhir, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrakan, dan kembali tinggal di kos masing-masing dengan alasan "Sudah mau selesai". Berat memang, tapi mau bagaimana lagi?

......

Takdir, mungkin. Saya sudah jatuh cinta dengan kota Jogja sejak awal, pun hingga sekarang rasa cinta Saya belum bisa hilang.
Banyak memori yang sudah tersimpan dikota ini. Banyak cerita yang sudah tertulis dikota ini.

Saya menemukan banyak sekali pelajaran hidup dari kota ini, melalui manusia, hingga tempat sekalipun.

Mulai dari cerita sedih, hingga suka ria sekalipun.

Jogja sudah merajut banyak cerita bagi setiap orang, termasuk Saya.
Jogja sudah berhasil menghipnotis setiap orang untuk tinggal, menetap, dan membuat koloni disana..
Jogja sudah berhasil membuat Saya menangis...

25 Februari 2019

Setelah hampir 5 tahun Saya disini, Akhirnya Saya meninggalkan Jogja..
Entahlah, meninggalkannya sebentar, atau selamanya

Saya berharap, sebentar, lalu kembali. Karena Saya betul ingin kembali.
Saya tidak perduli, entah ketika Saya kembali nanti, semua teman Saya sudah sibuk bekerja, atau bahkan sudah tidak berada di Jogja. Tapi Saya tetap ingin kembali.

Saya hanya ingin duduk disebuah kursi didepan teras kos pak sukino, memandang burung peliharaannya, sambil menyeruput coffee mix panas yang dibeli dari burjo a'a berambut metal dipertigaan barat Hartono Mall.

Saya hanya ingin merasakan ngantuk setiap jam 7 malam, lalu kembali segar ketika sudah jam 10 malam.

Saya hanya ingin duduk di oman kopi sambil menunggu seorang dengan cosplay bancinya mengamen.

Saya hanya ingin

Saya hanya ingin, kembali ke Yogyakarta.

:')
Read More »

Daily Absurd

WISUDA, ORANG TUA, DAN TEMAN [RECAP 2.0]

Selasa, Februari 05, 2019


Q: Apa yang ingin kamu beri untuk orang tua?
A: Saya ingin memberikan kebahagiaan kepada mereka
Q: Dengan cara?
A: WISUDA

23 Januari 2019

Hari ini Saya akan terbang ke Jogjakarta bersama kedua orang tua Saya. Tentunya menggunakan pesawat, bukan menggunakan sulap ataupun menjahit sayap sendiri. Kami mengambil penerbangan sore, bukan juga karena kami satu keluarga pecinta senja, melainkan karena tiketnya murah.

Memboyong kedua orang tua untuk pergi ke Jogjakarta bukan tanpa sebab, melainkan untuk menghadiri acara wisuda Saya. Meskipun satu minggu belakangan orang tua Saya belum yakin anaknya di wisuda, karena belum ada bukti yang otentik. Undangan wisuda untuk kedua orang tua, contohnya.

Berulang kali juga Saya tegaskan kepada mereka, bahwa Saya bukan anak yang kurang ajar dan durhaka terhadap orang tua, dan tidak mungkin melakukan kebohongan sebodoh itu dengan cara mengaku wisuda padahal sudah drop out dari kampus dari pertengahan semester. Saya masih takut dosa.

Ketidakpercayaan mereka dilandasi karena banyak anak-anak dikampung Saya yang sudah melakukan hal bodoh seperti itu. Meminta uang untuk skripsi hingga wisuda, padahal sudah dikeluarkan dari kampus jauh sebelum mereka mengambil mata kuliah skripsi. Bukan satu-dua orang saja, melainkan sudah banyak. Untuk itu, kedua orang tua Saya memiliki landasan yang kuat untuk merasa takut dan ragu akan dibohongi anaknya.

Saya meminta salah seorang teman Saya untuk mencarikan kendaraan, agar orang tua Saya tidak perlu jalan kaki hingga ke tepi jalan raya hanya untuk memesan layanan ojek daring. Teman Saya menyanggupi, dan dengan baik hati menjemput Saya sekeluarga. Terimakasih, Avin.

26 Januari 2019 - Drama

Banyak drama dihari ini.

Dimulai dari teman adik sepupu Saya yang datang terlambat menjemput Ibu Saya untuk dandan, hingga layanan ojek daring yang sangat tidak profesional.

05:00 WIB

Ibu Saya masih gelisah menunggu teman adik sepupu Saya menjemput beliau untuk dandan. Hari terbaik anaknya, masa tidak dandan? Kata Ibu Saya. Setuju.

Akhirnya setelah beberapa episode Cinta Fitri selesai di tonton, teman adik sepupu Saya datang.

06:30 WIB

Ibu Saya baru selesai, Saya sudah sedikit dongkol. Terlalu lama hanya untuk berdandan. Bapak Saya yang notabene cepat naik darah juga ikut marah. Kakek & Nenek Saya tidak ikut marah, mereka menenangkan kami berdua.

Saya sedikit marah karena di undangan jelas tertera bahwa wisudawan harus datang jam 07:00 agar bisa absen dan briefing terlebih dahulu. Oke, Saya pasti terlambat. Karena jarak yang ditempuh dari kontrakan adik sepupu Saya ke tempat wisuda Saya terbilang lumayan jauh. Memakan waktu hampir 1 jam jika macet.

Awalnya Saya ingin menyewa mobil untuk hari-H wisuda. Tapi tidak jadi. Lebih baik menggunakan layanan ojek daring saja karena lebih mudah dan tidak pusing untuk mencari tempat parkir nanti di tempat wisuda.

Mungkin karena terlalu jauh, dan masih sangat pagi. Banyak dari mereka yang tidak mau menerima pesanan Saya. Kurang ajar memang. Sudah hampir 5 kali Saya memesan, selalu ditolak ataupun tidak dijawab. Kurang ajar kuadrat.

Skip--

Akhirnya Saya bersama keluarga sampai di tempat wisuda jam 07:20. Saya pikir sudah terlambat, tapi ternyata masih banyak yang belum datang, dan prosesi wisuda dimulai pada jam 08:00. Memang triple kurang ajar.

Touch down

Mengikuti prosesi wisuda memang membosankan menurut Saya. Hanya mendengar orang-orang yang memiliki jabatan berbicara sembari memberikan nasihat. Meskipun baik bagi kami, tapi banyak juga diantara para peserta wisuda malah mengantuk menunggu prosesi selesai.

Setelah semua tata cara selesai, kami para peserta wisuda disuruh memberikan bunga (sudah disiapkan oleh panitia wisuda) kepada orang tua kami masing-masing.

Acara berubah total, semua yang mengantuk, sekarang jadi pada menangis. Begitu pula dengan Saya, dan teman Saya Haidar, yang kebetulan sama-sama di wisuda.

Kedua orang tua Saya menangis bangga. Saya yang sebelumnya jarang sekali melihat Bapak Saya menangis, hari itu melihat beliau menangis karena bangga kepada Saya. Begitu pula Ibu Saya, dia menangis terharu.


....

Ahhh... Hari itu adalah salah satu hari terbaik didalam hidup Saya. Meskipun hari-hari lainnya juga baik, tapi dihari itu Saya sudah berhasil membuktikan kepada kedua orang tua Saya bahwa anaknya juga tidak ingin mengecewakan mereka.

Hari itu adalah hari paling indah juga buat Saya. Semua orang yang mengenal Saya mengucapkan selamat, semua teman-teman Saya juga datang. Memberikan salam hangat, memberikan ucapan, dan tertawa bersama.

Jika Saya jadi presiden nanti, 26 Januari akan Saya buat menjadi hari libur. Untuk memperingati bahwa hari itu adalah hari yang sangat spesial buat Saya.


Penutup

Ucapan terimakasih Saya persembahkan untuk kedua orang tua Saya, Kakek & Nenek Saya, serta kepada semua teman-teman Saya, baik yang datang dan mengucapkan, ataupun yang tidak sama sekali. Kalian semua adalah orang-orang baik yang Tuhan berikan kedalam hidup Saya. Saya harap, Saya bisa memberikan kebahagiaan kepada kalian semua, terlebih kepada kedua orang tua Saya. Terimakasih telah percaya kepada Saya.


Salam hangat, Gipsy Marpaung yang sudah mendapatkan gelar sarjana.
Yogyakarta, 5 Februari 2019.
Read More »

Daily Absurd

ORANG TUA, TEMAN DAN PENDADARAN

Rabu, Desember 12, 2018


Saya tidak akan menyangka, kami begitu spesial.

Saya ingin merekap semuanya dalam satu tulisan. Dengan hati yang paling dalam, Saya persembahkan tulisan ini untuk teman-teman yang terbagi menjadi dua kubu, dan mengatasnamakan dirinya Black Cobra & Red Dragon ketika disuruh salah satu Dosen untuk membentuk sebuah kelompok belajar pada mata kuliah yang diampu. Kami adalah satu kesatuan!

Dan, terlebih kepada kedua orang tua Saya yang sangat spesial. Mereka adalah orang tua SUPER. Benar kata Stan Lee "Not All Super Hero Wear Capes".

26 November 2018.

Hari dimana Saya diharuskan untuk berbicara didepan tiga orang Dosen.

Pertama, Dosen pembimbing
Kedua, Dosen penguji
Dan ketiga, Dosen penguji.

Saya harus mempresentasikan apa yang telah Saya buat dalam beberapa bulan terakhir, dengan tenaga dan waktu yang sangat-sangat terkuras, jam tidur yang dipotong habis hanya untuk mengerjakan revisi dari Dosen pembimbing skripsi.

....

Kita mulai dari awal.

Saya adalah tipe mahasiswa pemalas, empat semester lamanya Saya mengambil mata kuliah Skripsi, tetapi tidak pernah dikerjakan. Entah kenapa, Saya pikir mungkin karena masih ada beberapa teman yang juga mengikuti jejak Saya untuk tidak memperdulikan skripsi. Atau, mungkin, Saya yang mengikuti jejak mereka.

Pada semester ke-tiga pengambilan skripsi, tiga dari beberapa teman akrab Saya ternyata sudah berhasil menyelesaikan. Kemudian masuk pada tahap wisuda. Bangga? Jelas! Saya sebagai seorang teman sangat bangga melihat mereka berhasil melalui tahap skripsi hanya dalam waktu satu semester! Tapi, munafik jika Saya tidak iri melihat keberhasilan mereka. Saya meniatkan diri untuk menuntaskan skripsi pada semester ke-empat pengambilan mata kuliah skripsi.

Waktu berlalu, Saya menjadi semakin malas! Mendapatkan Dosen dengan banyak aturan. Pada tahap pembuatan proposal, Saya sempat mandek satu bulan karena tidak adanya niat untuk memperbaiki revisi.

Lalu datang tamparan keras. Orang tua Saya yang notabene sudah pensiun dari BUMN tidak memiliki uang lebih untuk memberikan beasiswa sehari-hari bagi anaknya. Padahal perencanaan awal sudah matang. Sebelum pensiun orang tua Saya telah merencanakan keuangan yang benar-benar baik, dengan catatan "Saya harus lulus, tepat empat tahun. Atau boleh kurang". Rencana berubah, Saya menjadi seorang mahasiswa pemalas yang kerjanya tidur pada pagi hari, lalu bangun sore hari, dengan value yang dihasilkan adalah nol (0).

Orang tua Saya berbicara, jika mengulur waktu untuk semester depan, mereka terpaksa meminjam dari salah satu bibi Saya yang lumayan berada. Membayarnya? "Dipikir sambil jalan" kata orang tua Saya.

Perasaan bersalah muncul, kemudian dengan niat gegap gempita sembari menggendong perasaan bersalah yang teramat sangat, Saya melanjutkan skripsi.

Dalam waktu tiga bulan, Saya bisa menyelesaikan keseluruhan BAB. Meskipun menguras waktu, tenaga, dan jam tidur tidak akan bisa memperbaiki kesalahan Saya kepada orang tua.

Saya mendaftar presentasi skripsi dengan waktu yang sangat mepet, tak masalah Saya tidak tidur dua hari, asal wisuda tepat waktu! Pikir Saya.

Saya mendapat jadwal pada tanggal 26 November 2018. Hari dimana Saya harus mempresentasikan apa yang sudah Saya kerjakan dalam beberapa bulan terakhir. Hari-hari yang lumayan berat, karena harus mengerjakan semuanya hampir sendiri. Saya bilang hampir karena ada beberapa teman Saya yang masih stay di Jogja membantu dalam pengerjaan.

Ahmad Murtafik. Seorang sarjana yang sudah sibuk dengan pekerjaannya dibidang kreatif. Bekerja sama dengan beberapa Artis, Penyanyi, & Youtuber ternama. Jam terbangnya sudah tinggi! Tapi dengan ikhlas membantu Saya dalam pengerjaan Produksi & Pasca Produksi pembuatan skripsi. CATAT! Dia tidak pernah menolak ketika Saya meminta bantuan! TANPA bayaran!

Oh iya, Saya lupa, terimakasih juga telah meminjamkan keseluruhan alat shoot dalam tahap produksi, fik.

Beberapa teman yang sudah lulus memilih untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Mereka sibuk dengan kehidupan barunya, dan Saya sebagai teman turut senang mereka sudah mendapatkan pekerjaannya masing-masing.

Dua hari sebelum hari-h presentasi, Saya menghubungi mereka semua melalui sebuah grup chatting. Mengatakan bahwa pada tanggal 26 November 2018, adalah jadwal Saya melakukan prensentasi skripsi.

Banyak dari mereka mengatakan tidak bisa hadir! Kecewa? Jelas! Dimana mereka ketika Saya yang adalah teman akrabnya membutuhkan semangat? Padahal ketika mereka semua berada diposisi Saya, Saya selalu datang dan membantu, memberikan semangat. Naif memang. Itulah buruk Saya.

Hari minggu, tepat satu hari sebelum Saya melakukan pendadaran. Smartphone Saya berdering, lalu Saya angkat.

"Dimana?"
"Di kos, knp?"
"Jangan kemana-mana, aku udah di McD Sudirman"
"Ngapain?"
"Lah kan besok kau pendadaran bangsat?"

Percakapan singkat yang membuat Saya sangat kagum, sekaligus senang. Padahal sebelumnya teman Saya mengatakan bahwa tidak bisa datang karena kesibukan barunya. Saya sudah memaklumi, meskipun sedikit munafik.

Malam sebelum Saya melakukan pendadaran, hampir semua teman akrab Saya di Jogja berada didalam kamar kos Saya. Berbicara seperti biasa, layaknya kontrakan yang pernah kami tinggali selama dua tahun.

Tau apa yang mereka berikan? Ya, semangat. Kegugupan Saya, kekhawatiran Saya akan besok hampir bisa dipastikan hilang karena mereka semua menyemangati Saya.

"Apa yang kau takutkan gak bakalan ada besok". Itulah kata mereka, dan Saya mempercayainya. Karena mereka sudah pernah berada diposisi Saya.

26 November 2018, Hari-H

Belum habis tadi malam, pagi ketika Saya bangun tidur, Saya mendapati ada teman Saya yang sudah tidur dikamar. Padahal sebelumnya dia masih berada di Jakarta untuk mendaftar pekerjaan.

Bangsat! Naik kereta katanya tadi malam dan baru sampai Jogja ketika subuh.

Senang? Jelas! Keperdulian mereka kepada Saya adalah keperdulian yang tidak ternilai harganya. Bukan perkara uang, tapi kebersamaan.

Semua teman-teman Saya berkumpul, memberikan dukungan! Sebelum Saya selesai dan keluar dari ruang pendadaran, mereka sudah melakukan sesi foto untuk menunjukkan betapa ekspresi Saya seperti orang bodoh ketika didalam. Haha lucu. Ketika selesai, mereka semua masuk kedalam untuk memberikan Saya selamat.

Meskipun gemetar Saya belum hilang sepenuhnya, Saya sudah bisa ketawa karena melihat tingkah laku jenaka mereka. Kesibukan mereka semua hilang seketika dalam satu hari, hanya untuk berkumpul dan merayakan.

Bagaimana dengan nilai? Jelas Saya mendapatkan yang terbaik! Saya boleh sombong! Keberhasilan Saya turut dibantu oleh semua teman-teman Saya, terlebih kepada Ahmad Murtafik. Maaf Saya ralat, bukan keberhasilan Saya, tetapi keberhasilan kami semua!

Saya senang bukan kepalang!

....

Kesenangan itu tidak ingin Saya bagikan hanya kepada teman-teman Saya. Orang tua yang sedari malam sudah memberikan semangat dan doa kepada Saya juga harus tahu bahwa anaknya sudah berhasil, dan mendapatkan nilai yang sangat-sangat memuaskan!

"Mak, Gipsy sudah selesai sidang pendadaran. Dapat Nilai A" Kata Saya melalui sambungan telepon.
"Puji Tuhann, Mamak betul-betul bangga sama Gipsy!" Sontak Ibu Saya menangis. Bahkan tulisan ini pun tidak bisa mewakili kebahagiaan Ibu Saya! Dia adalah orang tua SUPER!

Kemudian Saya berbicara melalui telepon dengan Ayah Saya.

"Pak, Gipsy sudah selesai sidang pendadarannya, dapat nilai A pak"
"Yang benar? Puji Tuhan, Tuhan mengabulkan doa Bapak Gip. Kerja kerasmu membuahkan hasil yang baik. Bersyukurlah kepada Tuhan." Jawab Ayah Saya yang dari sambungan telepon terdengar bahwa dia sedang menangis.

Betapa bahagianya Saya hari itu, betapa senangnya Saya hari itu. Keberhasilan Saya, adalah keberhasilan mereka juga. Keberhasilan orang tua Saya!

Dan, Saya juga memberitahukan kepada kedua kakak Saya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Respon mereka sangat positif, dan Saya senang. Tuhan baik kepada Saya, sepanjang hari!

Teman-teman Saya, Orang tua Saya, dan Kakak Saya, adalah hadiah dari Tuhan untuk membuat hari-hari Saya begitu terasa spesial. Terasa menyenangkan. Saya berterimakasih Kepada Tuhan akan itu semua!

Saya ucapkan juga terimakasih kepada kedua orang tua Saya, kedua kakak Saya, dan kepada seluruh teman-teman Saya. Terimakasih dalam segala hal, terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian! Kalian semua luar biasa!

Salam hangat


Dari Gipsy Soritua Marpaung yang sebentar lagi menyandang gelar S.Kom.
Read More »

Daily Absurd

Skripsi, Kuliah, dan Kebingungan yang HQQ

Jumat, September 01, 2017

Skripsi dibidang Teknik dan Sistem Informasi
Img src: www.kompasiana.com
Skripsi sama kuliah emang gak bisa dipisahin. Oh iya, skripsi sama kebingungan juga gak bisa dipisahin, dua sejoli. Percaya deh.

Semester ini, gue udah bisa dikategorikan sebagai mahasiswa tua (bukan mahasiswa abadi). Semester ini gue cuma ngambil 2 SKS pilihan dan 6 SKS skripsi, totalnya cuma 8 SKS tapi pusingnya ngelebihin 120 SKS yang pernah gue tempuh sebelum-sebelumnya.

FYI, gue kuliah disalah satu Universitas di Yogyakarta yang punya tagline "Tempat kuliah orang berdasi". Kalo lo tinggal di Yogyakarta, pasti tau, kok. Gue mengambil jurusan Sistem Informasi, ya kalo lo gak tau jurusan apa itu tinggal cari di Google aja, banyak kok penjelasannya. Jurusan yang di semester 4 bakalan disuruh ngambil konsentrasi antara lain

  • E-Commerce (Internet Bisnis)
  • Sistem Informasi Akuntansi
  • Game Development
  • Creative Multimedia
Dan lo tebak gue milih apa? Yaaaaaa, gue milih E-Commerce, dengan harapan bisa kaya raya kaya Mark Zuckerberg ataupun Steve Jobs, gue sebutin dua itu aja ya soalnya mereka yang paling terkenal. Oh iya sama satu lagi, Bill Gates sang empunya perusahaan raksasa #1 dunia. Microsoft.

Disini gue diajarin untuk menjadi pebisnis yang hebat didalam perkembangan internet yang dewasa ini semakin menjadi-jadi. Untuk itu gue dituntut harus bisa menciptakan inovasi-inovasi yang berhubungan dengan pangsa pasar yang ada di internet itu sendiri. Awalnya gue seneng karena gue punya harapan yang tinggi akan peluang kerja dibidang tersebut. Tapi, lama kelamaan dan semakin kesini, gue semakin ragu akan kemampuan gue dibidang ini. Soalnya, kalo boleh jujur, gue sama sekali gak ngerti gimana caranya coding. Semua bahasa pemograman yang diajarin selama gue ngampus susah buat masuk ke otak gue.

Bukan dari pihak kampusnya yang salah, tapi dari gue pribadi. Gue merasa, passion gue bukan disitu.

Eh, bentar, kok jadi jauh dari judul ya? Oke kita bahas sesuai dengan judul. "SKRIPSI"

Semester ini gue ngambil skripsi, yang kata orang-orang yang pernah melalui tahapan ini selalu bilang bahwa skripsi itu jadi momok tersendiri buat mahasiswa. Setelah gue ngalamin, ternyata...... bener.

Ditambah, difakultas gue, pembuatan skripsi bukan hanya sekedar angan-angan (maksudnya skripsi hanya sebagai gambaran atau perumusahan masalah) tapi gue juga harus membuat suatu produk/jasa yang berhubungan dengan konsentrasi yang gue pilih. Maksudnya, didalam tahapan skripsi gue ini, bukan cuma tulisan beratus-ratus lembar aja yang harus dikerjain, tetapi suatu produk yang sudah nyata dan produk yang kita buat ini harus memiliki objek.

Begini deh biar lebih gampang. Gue pengen ngambil skripsi dengan judul "Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Bus "MAHARAJA" berbasis Android"

Dibagian judul yang gue kasih bold, itu adalah objeknya. Gue sebagai mahasiswa harus mengajukan proposal ke objek yang akan gue buatkan skripsi dan harus menunggu keputusan objek tersebut untuk mau menerima atau menolak skripsi gue. Misalkan, tahapan ini gue diterima untuk membuatkan sistem tersebut untuk objek Bus Maharaja.

Setelah itu, gue diharuskan untuk membuat dan merancang aplikasi tersebut sampai jadi dan sampai benar-benar bisa digunakan. Lalu, dari aplikasi yang udah gue rancang tersebut, barulah gue membuat naskah Skripsi yang beratus-ratus halaman tersebut. Dengan judul yang sama dan objek yang sama.

Yang membuat gue bingung adalah, apa yang akan gue buat untuk gue jadikan skripsi? Disini udah hampir sebulan gue memikirkan apa yang sekiranya cocok untuk gue jadikan skripsi, ditambah siapa objek yang mau menerima skripsi gue?

Dilain sisi, udah banyak temen-temen gue yang punya judul dan dosen pembimbing. Malah, udah ada juga temen sekelas gue yang Oktober nanti bakalan diwisuda. Ditambah, tekanan dari pihak keluarga gue yang mengharuskan untuk secepat-cepatnya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dalam urusan pengerjaan skripsi dan wisuda.

Oke, ditahap ini gue semakin bingung. Apa yang harus gue buat untuk memenuhi kebutuhan skripsi gue?

Gue nulis ini, siapa tahu lo punya saran. Semoga.
Read More »

Daily Absurd

6 Years and Nothing

Rabu, April 19, 2017

6 Years and Nothing
Img src: seword.com

Gue adalah salah satu tipikal orang yang ngerjain sesuatu itu hanya setengah-setengah. Istilah dalam bahasa kerennya itu Moody. Ditahun 2011, mereka bertanya. Eh, bukan. Dari tahun 2011, gue udah mulai kepikiran untuk ngebuat suatu karya yang bisa dinikmati oleh banyak orang.

Ditahun itu, gue kepikiran untuk nulis suatu buku yang nantinya bisa gue bawa ke penerbit lalu diterima dan dicetak untuk seluruh Indonesia. Mulailah gue nulis suatu buku yang saat itu judulnya adalah BATAKERAS. Bercerita tentang kehidupan sehari-hari pelajar (karena saat itu gue masih SMA) batak yang hidup dikalangan orang batak. Penulisan buku kira-kira udah berjalan 60-70% dari rencana awal, lalu mandek. Gue ga mood lagi untuk ngelanjutin itu buku, karena ada beberapa masalah percintaan dihidup gue kala itu. Aneh yak haha.

2 tahun buku itu gue biarin berdebu di Office Word laptop. Sampai gue akhirnya lulus dari SMA dan ngelanjutin ke Perguruan Tinggi, gue coba buka-buka lagi tulisan yang pernah gue buat. Tapi, setelah gue baca dari awal sampai akhir kok gue ngerasa kalo itu buku isinya acakadul. Serius dah haha. Ya kemungkinan besar isi buku itu acakadul adalah, karena diwaktu gue nulis buku BATAKERAS kemampuan menulis gue masih dikatakan jelek, pemula, dan ga ada bagus-bagusnya sama sekali. Ga punya timeline, ga punya premis yang jelas dan hal-hal lain yang menyangkut tentang sebuah pembuatan cerita.

Kelemahan gue yang lain adalah, dari dulu sampai sekarang gue masih belum bisa menentukan akhir dari sebuah cerita yang ingin gue bangun. Imajinasi gue belum mampu menyentuh garis akhir pada sebuah linimasa cerita.

Akhirnya, gue memutuskan untuk menghapus seluruh file BATAKERAS dan berhenti untuk nulis buku. Gue ngelanjutin nulis bebas di sebuah blog yang pertama kali gue buat ditahun 2010 dengan alamat blog yang sama. Yaitu, batakeras.com.

Ga tau kenapa, gue seneng banget sama BATAKERAS. Mungkin karena branding awal gue adalah BATAKERAS, dan orang-orang pun kenal gue karena itu.

Diakhir semester 2, waktu itu liburan gue pulang lagi ke daerah asal gue. Dan disana gue memutuskan untuk ngebuat sebuah buku lagi yang kala itu bener-bener pengen gue seriusin untuk diantar ke penerbit. Tapi, lagi-lagi niatan gue cuma sebentar. Belum sampe 20 lembar nulis, otak gue udah stuck ga bisa mikir apa yang bagus untuk gue lanjutin. Rencana penulisan kedua ini gue kasih judul Kaktus Berair, dan waktu itu gue udah tau premis apa yang cocok buat judul itu.

Premisnya: Seorang pemuda miskin, merantau dan bertemu seorang sahabat diperantauan. Mereka berdua saling membantu untuk menggapai kesuksesan, hingga akhirnya mereka berdua bertemu dengan seorang wanita yang sama-sama mereka suka. Persahabatan itu pun hancur, lalu wanita itu pergi dari kehidupan mereka berdua.

Ya, ada tapinya lagi. Setelah gue baca ulang premisnya, ternyata standar banget haha. Alur ceritanya mudah banget ketebak. Dan gue pribadi ga pengen punya sebuah karya yang tidak spesial.

Dan, 6 bulan belakangan ini gue lagi-lagi pengen ngebuat suatu buku yang dilandasi dengan kata serius. Tapi selalu mandek ditengah jalan, malah belum sempet gue mikirin judul udah berhenti. Tapi setiap malam gue selalu coba buat ngelanjutin tulisan meskipun cuma berhasil dapet beberapa halaman. Karena imajinasi gue semakin susah untuk ngebangun alur, dan cerita yang gue buat terlalu berhayal yang ngebuat isi buku itu jadi ga masuk akal.

Tapi, beberapa dari penulisan gue dibuku ini udah mulai bagus dan menarik untuk dibaca. Karena sedikit demi sedikit gue udah mulai belajar cara nulis yang baik dan benar. Gue juga banyak cari referensi dari penulis novel lain, dengan cara ngebeli buku yang mereka buat.

Harapan gue, mimpi yang gue bangun dari 6 tahun yang lalu bisa gue antar ke kehidupan nyata. Karena gue pengen punya sebuah karya yang bisa dinikmati oleh orang lain.
Read More »

Daily Absurd

Online Diary

Senin, April 17, 2017

Online Diary
Img Src: uptothesky.com

Banyak orang yang salah mengartikan blog sebagai ladang bisnis ataupun hal-hal yang berhubungan dengan tugas kampus atau sekolah. Padahal sejatinya blog itu sendiri adalah sebuah singkatan dari Web log.

Blog merupakan singkatan dari web log[1] adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. - Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Blog 
Web log sendiri punya banyak jenis (niche) nya. Antara lain adalah
- Blog Media
- Blog Pendidikan
- Blog Sastra
- Blog Kesehatan
- Blog Politik
- Blog Pribadi
- Dan lain sebagainya

Kenapa blog pribadi Gue kasih tanda khusus? Karena jenis web log yang Gue buat ini tujuannya adalah hanya untuk diary online.

Tau kan fungsi diary sebenernya untuk apa? Yaps, untuk mencurahkan isi hati yang lagi dialami oleh si penulis. Bedanya, diary dijaman dulu belum ada yang online, jadi harus ditulis tangan diatas kertas. Kalo sekarang? Ojek aja ada yang online, masa diary ga online?

Web log sendiri punya platform yang banyak banget. Salah satunya adalah blogger.com, yang dibuat oleh Pyra Labs yang kemudian diakuisisi oleh Google di tahun 2002. Blogger.com sendiri menurut gue lebih mudah digunakan untuk orang-orang yang ga ngerti tentang website, karena platform ini mudah banget digunain. Istilah gaulnya User Interfacenya lebih mudah dipahami ketimbang platform lain seperti Joomla, Wordpress, Tumblr, Dupral, Dan lain sebagainya.

Beda orang beda cerita, kita ga boleh mukul rata selain blogger itu susah. Karena ini hanya pandangan gue pribadi.

Alasan gue untuk ngebuat sebuah diary online adalah, gue pengen curhatan gue itu di baca sama orang lain. Ditambah, banyak banget cerita atau kata-kata yang ada diotak gue untuk mendeskripsikan seseorang melalui sebuah tulisan. Untuk itu, gue perlu sebuah media yang bisa menyalurkan apa yang gue pikirkan ke khalayak ramai ( paan sih bahasanya wkwk).

Jadi, selama ini apa yang gue tulis adalah pengembangan dari apa yang ada di otak gue. Dan apa yang kesimpen di memori otak gue adalah kejadian sehari-hari yang ada dikehidupan gue selama ini. So, karena ini diary gue, gue bebas nulis apapun yang gue suka.

Buat kalian yang masih punya mindset tentang blog itu harus punya isi konten yang bermutu, yaudah silahkan tinggalkan blog ini dan cari blog bermutu yang isinya mata pelajaran E-learning hahaha.

Dan, menulis adalah salah satu hobi gue yang sampai sekarang masih terus gue kembangin ke arah yang lebih baik. Dimana wacana pembuatan buku yang bermula dari 6 tahun lalu tidak pernah berkembang sampai sekarang hahaha. But, Im a Dreamer who turns my dreams into reality.

See ya!
Read More »

Daily Absurd

Kesehatan itu Nomer Satu, Uang Nomer Sekian!

Minggu, Mei 29, 2016

Tulisan ini ada karena gua baru mengalami sesuatu yang bisa dibilang drama dalam hidup gua haha

Hai, meskipun gua ga tau lagi nyapa siapa, dan meskipun gua juga udah ga pernah ngurusin ini blog lagi. Karena ditahun 2016 yang serba digital ini, orang-orang udah pada ogah buat ngebaca sesuatu. Sekarang lagi ngehits-ngehitsnya yang namanya videoblog diyoutube. Seperti yang kalian tau, banyak juga artis Indonesia yang gagap pengen ikut-ikutan mendulang kesuksesan dengan bermain Youtube. Karena pekerjaan yang satu ini cukup menjanjikan banget sih haha.

Oke, bukan itu yang mau gua bahas.

Sebulan yang lalu, gua didiagnosis (asek bahasanya tinggi haha). Oke, bukan. Gua tiba-tiba sakit, ga berat sih. Cuma bikin panik. Dada gua tiba-tiba sesek, susah buat nafas panjang dan kalo nafas itu rasanya ga bisa lega gitu. Dihari pertama gua ngerasain hal itu, gua masih biasa-biasa aja. Gua cuma mikir mungkin karena gua emang kebanyakan ngerokok beberapa hari terakhir. FYI, gua adalah perokok aktif (lagi), yang dulu pernah berhenti beberapa bulan karena ada yang merhatiin gua dan marahin gua waktu ngerokok. Ya, karna ga ada yang marahin dan merhatiin lagi, kebiasaan itu timbul lagi dah. #GipsyButuhPerhatian Hahaha.

Setelah 3-4 hari gua diemin, kok perasaan gua ga ilang-ilang ini sesek nafasnya. Padahal gua udah berusaha ga ngerokok. Karena gua panik dan takut ada apa-apa, akhirnya berbekal duit seadanya nih (maklum anak rantau yang kesusahan duit haha) gua memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Tapi, setiap gua sakit. Hal pertama yang gua lakuin adalah melaporkannya ke kakak gua. FYI, kakak gua lulusan bidan, tapi dia ngerti penanganan penyakit pake obat apa. Gua sama sekali gamau ngelapor ke orang tua, karena gua lelaki dewasa yang harus memikul semuanya sendiri (sok bijak). Gua juga udah gede, jadi sama sekali ga mau bikin orang tua panik. Apalagi gua jauh banget dari orang tua, karena gua lagi ngerantau.

Kakak gua nyaranin untuk langsung ke dokter spesialis penyakit dalam. Setelah dipikir dengan mateng, gua ga berani haha. Bukan takut apa, tapi gua ga punya uang buat langsung check up ke dokter spesialis. Akhirnya gua periksa didokter umum yang ada dideket rumah kontrakan gua.

Abis diperiksa, ditotol-totol pake stetoskop. Kata dokternya sih gua cuma kecapean, banyak banget begadang dan lagi banyak pikiran. Akhirnya gua dikasih obat yang ada kandungan obat tidurnya, biar gua bisa tidur malem tepat waktu.

Memang, sebelum gua sakit, dua minggu berturut-turut gua begadang dan selalu tidur diatas jam 7 pagi. Belum lagi kalo ada mata kuliah pagi sampe siang. Mau gamau gua tidur waktu sore dan bangun subuh. Begitu seterusnya.

Bukan tanpa alasan ya, gua emg selalu menyibukkan diri setiap malam. Gua nulis, gua ngeblog dan semua aktifitas gua lakuin dimalam hari. Karena menurut gua, malem itu enak, sunyi, tenang. Gua bisa meleluasakan pikiran gua, dan menuangkannya diberbagai media. Asek!

....

Pulang dari periksa, gua rutin minum obat dari dokter tadi. Tapi obat yang dikasih cuma untuk beberapa hari. Dan pas obatnya habis, gua belum ngerasain perubahan sama sekali sama dada gua yang seseknya malah makin nambah setiap malem pas mau tidur.

Mungkin emang salah gua sih, setelah berobat dan minum obat pun gua masih terus begadang ga jelas. Malah gua makin cemas, karna ini penyakit ga sembuh-sembuh.

3 Hari berselang setelah habis obat yang dari dokter tadi, sekitar jam 1 malem, dada gua semakin sesek. Susah banget untuk nafas. Itu gua dalam keadaan baru pulang dari ngopi sama temen-temen kontrakan gua. Emang dasarnya gua aja yang ngeyel dan gabisa dikasih tau. Padahal udah jelas dokter ga ngebolehin keluar malem dulu sampe sembuh.

Alhasil, gua minta tolong temen gua buat mijetin bagian belakang. Gua kira masuk angin gitu. Tapi, setelah dipijetin, dada gue makin sesek gak karuan. Tanpa pikir panjang, dengan keadaan panik gua minta tolong semua temen kontrakan gua buat nganterin ke UGD rumah sakit terdekat. Sebenernya ada dua pilihan rumah sakit waktu itu. Satu, rumah sakit Condong Catur yang rada kecil dan tergolong murah. Dua, rumah sakit JIH (kalo ga salah singkatan dari Jogjakarta International Hospital) yang gede banget dan harganya super duper mahal.

Karena gua kepentok biaya, akhirnya gua memutuskan untuk dibawa ke UGD Rumah Sakit Condong Catur. Itupun duitnya hasil minjem temen kontrakan gua dulu, yang nantinya belum gua pikirin cara ngegantinya gimana. Yang penting, gua sembuh dulu, harus!

Waktu dibawa ke UGD gua langsung dipasangi selang oksigen, dan itu bener-bener pengalaman pertama banget buat gua. Dokter langsung dateng, nanyain apa permasalahannya. Baru gua jelasin sedikit, eh sidokter udah tau apa penyebabnya dan apa sakitnya. Nih perkiraan gua, sebelum sekolah dokter, orang ini juga pernah sekolah dukun haha.

Dokter yang kedua ini bilang, kalo gua kecapean, banyak begadang, dan plus ditambah cemas dan banyak pikiran. Dua dokter mengatakan hal yang sama, dan gua masih ngeyel buat ga begadang. #GipsyEmangNgeyel.

Setelah gua rasa enakan, karna habis disuntik juga dua kali dipantat (haha) sama lengan kiri gua, gua memutuskan untuk pulang. Buat menghemat biaya juga, kan mahal banget tuh kalo harus sampe nginep di UGD.

Dokter ini juga ngasih obat yang bisa diabisin dalam tempo 4 hari.

Dua hari berselang, gua ngerasa ada sedikit perubahan. Dan karena sedikit perubahan itu, gua mulai beringas lagi haha. Gua mulai ngerokok, minum kopi banyak banget dan begadang lagi. Akhirnya, pas obat itu abis, gua tetep ga ada perubahan. Gimana mau ada perubahan coba kalo pola hidup gua masih gitu terus?

Oh iya, gua lupa. Waktu gua masuk UGD, temen-temen kontrakan gua panik. Dan alhasil mereka ngehubungin orang tua gua, dan otomatis orang tua gua panik setengah mati  ngedenger kabar yang sedikit ga enak dari anaknya yang nun jauh disana.

Bokap gua langsung nelpon setiap hari setiap waktu buat nanyain kabar. Itulah kehebatan orang tua gua, dan gua sangat-sangat bangga dengan kedua orang tua gua!

Setelah obat dari dokter di UGD habis dan ga ada perubahan juga, dan gua udah makin panik karna gua takut kalo ada apa-apa. Karena ini permasalahannya jantung sama paru-paru. Gua memutuskan untuk minta duit sama bokap, supaya gua bisa langsung check up di dokter spesialis yang ada dirumah sakit gede di Yogyakarta.

Mungkin emang rada nyusahin orang tua, tapi dengan pertimbangan yang mateng gua memutuskan untuk minta aja, karena ini duit bukan buat gua foya-foyain hehe.

Gua dianterin 2 temen kontrakan gua untuk checkup di rumah sakit Bethesda yang ada di Yogyakarta. Ga terlalu murah, dan ga terlalu mahal juga. Tapi kualitas bagus kok. Setelah daftar menjadi pasien, dan bla bla bla bla, akhirnya gua ketemu sama dokter yang gua lupa siapa namanya. Si dokter ini meriksa gua dengan teliti, dan kalo gua disuruh kasih nilai, gua kasih dia nilai 9/10. Oke, gua baik kan orangnya? haha.

Dokter ini bilang, kalo jantung sama paru-paru gua dalam keadaan baik dan gak ada yang perlu dikhawatirin dari keduanya. Dan lagi-lagi, dokter itu bilang gua bisa sesek nafas karna faktor kecapean, banyak begadang, sering merokok, dan BANYAK PIKIRAN. Sekali lagi gua bingung sama ketiga dokter ini, kenapa gua bisa banyak pikiran. Dan setelah gua pikir-pikir, emang beberapa minggu terakhir gua mikirin sesuatu yang sangat penting dihidup gua, dan itu berat, sumpah berat banget haha.

Lalu, dokter nyaranin gua untuk foto ronsen kalo mau lihat lebih jelasnya. Gua mau foto ronsen, karna gua pengen yang pasti, dan bukan cuma dari satu alat yang di tempel-tempel dibadan gua.

Setelah hasil ronsen keluar, dokter lagi-lagi menjelaskan kalau paru-paru dan jantung gua dalam keadaan baik. Cuma didaerah saluran pernafasan ada sedikit angin yang didalam dunia medis disebut bronkitis. Kata dokternya, itu cuma gejala dan kalau dikasih obat nanti juga sembuh, asalkan gua bisa merubah pola hidup gua yang sering begadang jadi dibikin jangan sering-sering dan yang lainnya.

Setelah nerima resep dan tau hasilnya, gua sedikit banyak bisa lega. Gua berterimakasih kepada Tuhan yang selalu ada disaat gua tertimpa apapun. Dan gua sangat bersyukur, karena gua cuma kecapean dan cemas.

Setelah minum obat rutin, akhirnya sedikit demi sedikit gua mulai membaik. Gua kembali bisa ngelakuin aktifitas seperti biasa. Dan gua sangat mensyukuri itu semua. Berkah yang diberikan Tuhan ke gua.

Disini, gua mau menyampaikan ke elo elo semua, kalo kesehatan itu nomer satu didalam hidup lo. Jangan lo mikir, lo masih muda jadi lo gak bakal bisa sakit, dan lo tetep ngelakuin pola hidup yang ga sehat seperti begadang, ngerokok dan lain-lain yang ngeganggu sistem tubuh lo. Mulai sekarang, coba untuk ngelatih supaya hidup sehat. Dian Sastro aja punya hastag PertemananSehat, masa lo gabisa?

Sekali lagi, jangan lo ngejar uang didunia ini, tapi kesehatan! Meskipun uang juga nantinya dipake untuk ngejaga kesehatan kita :)

Dan terakhir, gua bakal ngejelasin apa yang gua pikirin dan apa yang menjadi beban pikiran gua yang bisa sampe bikin gua sakit. Gua bakal jelasin dipostingan berikutnya. Jangan berharap lucu, gua mau ngomong serius, karna ini menyangkut hati gua hahahahaha, see you soon!


Read More »

Daily Absurd

Why Always Suck Story?

Senin, April 04, 2016

Hai... Setelah kemarin gua sempet posting kejadian yang heboh banget didunia peryoutubean (anjir jadi ga enak dengernya ahha) ya pokoknya youtube dah. Nah kali ini gua pengen bahas, kenapa sih gua selalu nulis cerita-cerita yang kadang ga jelas awal sama akhirnya, dan yang lebih parah, ga ada yang baca lagi wkwk.

Oke, gua emang dari dulu seneng banget sama yang namanya nulis. Bagi gua, nulis itu sesuatu hal yang ngebuat gua bisa nuangin semua yang ada didalam pikiran gua. Gua ga berharap ada orang yang ngebaca tulisan gua, dan lagi, gua ga sedikitpun berharap untuk bisa ngikutin jejak Raditya Dika (penulis blog, lalu jadi orang kaya yang followers twitternya 13 juta)

Selama ini gua nulis cuma buat have fun aja, kesenengan pribadi lebih tepatnya. Gua lebih seneng nulis dan nuangin isi kepala gua waktu gua lagi sendirian dikamar kost, ataupun gua lagi banyak masalah. Lebih seringnya sih, gua selalu nuangin tulisan tentang kehidupan seharian yang udah gua lewatin. Kadang, tanpa kita sadari banyak pengalaman dalam satu hari bisa kita buat jadi tulisan. Tergantung, lo orangnya melow atau sok melow atau sok ganteng, tinggal lo pilih aja apa yang bakal lo tulis. Itupun kalo lo hobi nulis.

Cara menjadi penulis buku
img src: www.kompasiana.com

Gua seneng nulis dari kelas 3 smp. Makanya, dari kelas 3 smp gua disayang banget sama guru-guru Bahasa Indonesia disekolahan gua dulu. Ya, ga mau sombong sih. Mungkin karna gua sedikit lebih mengerti mata pelajaran itu dibandingin temen gua yang lainnya. Karna gua seneng nulis, otomatis gua harus selalu mencari kata-kata baru, istilahnya ya nambahin perbendaharaan kata didalam otak gua. Supaya nantinya kalo gua mau nulis sesuatu, semua kata itu bisa disusun dengan amat sangat mudah.

Dikelas 2 SMA, gua sempet pengen buat buku. Hampir sekitar 40 halaman lebih gua udah nulis suatu buku dengan judul BATAKERAS. Yaps, judul yang aneh mungkin menurut kalian. Tapi ada makna didalamnya, dan kali ini ga akan gua bahas.

Setelah jadi 40 halaman itu, gua mandek total dari penulisan buku itu. Hampir sekitar setengah tahun gua berhenti, gua cek lagi dan mau ngelanjutin itu cerita. Ternyata setelah gua baca ulang dari halaman pertama sampai akhir, tulisan gua yang saat itu masih sangat hancur. Parah, ga layak banget buat dijadiin buku.

Akhirnya, gua hapus semua halaman. Dan gua coba nulis ulang buku itu. Ya, tapi lagi-lagi sisi males gua menang. Gua termasuk kedalam tipe orang yang cepet nyerah, dikit-dikit nyerah. Apalagi kalo gua rasa, hal yang gua lakuin itu ga menguntungkan dalam waktu singkat. Alhasil, gua tinggalin.

Waktu gua kuliah disemester 2 kemarin, gua sempet mau ngelanjutin buku itu karna gua sama sekali ga ada kesibukan apapun. Tapi mungkin emang bukan jalannya, semua folder buku gua ilang. Setelah gua inget-inget ternyata laptop yang gua pake buat ngetik sempet rusak dan diperbaiki total, data ga ada yang bisa diselametin. fuck my life

Haha, miris banget kan hidup gua?

Kelemahan gua sampe saat ini, gua masih belum bisa buat nulis awalan dan akhiran cerita. Dari dulu gua sama sekali ga paham akan cara-cara itu.

Sering kan gua ngepost cerita-cerita ga jelas bikinan gua diblog ini? Coba kalian lihat, apa yang ada disana? Lihat awal dan akhiran cerita yang gua buat, pasti semuanya fuckin bullshit kan? Ga ada struktural kata yang pas disemua cerita gua diblog ini.

Sama kaya gua nulis biasa, gua ngeposting biasa diblog ini. Gua bingung buat nentuin kalimat awal dan kalimat akhir. Dan sekarang waktu gua nulis ini, gua juga bingung mau pake kalimat apa buat ngeakhirin ini artikel. Makanya sampe sekarang belum abis ini artikel.

Tapi, satu pesan gua buat kalian yang baca ini artikel. Kalo lo punya passion jadi penulis, lo hobi nulis, dan lo pengen suatu saat karya tulisan lo dibaca orang dan karya-karya lo bisa diapresiasi banyak orang, coba mulai sekarang lo banyakin baca buku-buku dari penulis lain. Dengan tujuan untuk mengumpulkan perbendaharaan kata lo. Kaya yang tadi gua bilang, supaya waktu nanti lo pengen nulis, lo ga bakal kesusahan lagi buat nyari kata-kata yang pas untuk kalimat yang udah lo buat.

Oke!
Read More »