Daily Absurd

KOTA GUDEG [REKAP 3.0]

Sabtu, Desember 07, 2019

Img Src: dolandolen.com


Sebelumnya. Tulisan ini akan sangat panjang dan memakan waktu yang lumayan lama untuk membacanya. Saya usahakan untuk menyingkatnya, tetapi akan sangat sulit mengingat Saya terlalu cinta dengan Kota Yogyakarta.

......

Ahhh.. Akhirnya Saya kembali lagi ke Jogja. Kota yang katanya akan membuat kita semua rindu jika kita tinggal barang sebentar.

Takdir apa sebenarnya yang membawa Saya kembali menginjakkan kaki di kota ini. Sedih rasanya jika harus menjauh, lalu dipaksa untuk melupakan semua sejarah yang sudah pernah Saya tuliskan di kota ini.

Saya mengalami banyak perubahan masa di kota ini. Menerimanya, dan menjalaninya. Karena Saya tahu, semua ada masanya, dan setiap masa ada batas waktunya.

Saya juga belajar menerima banyak sudut pandang baru, dipaksa untuk kalah dalam beberapa situasi.

Jogja sudah menjadi tempat yang sangat baik untuk Saya menjadi dewasa.

......

Senang rasanya bertemu kembali dengan Bapak kos pendiam yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Senang rasanya bertemu dengan A'a burjo berambut emo yang terlalu sok akrab. Bahagia juga rasanya bertemu lagi dengan beberapa teman yang masih tersisa disana. Meskipun ada beberapa diantara mereka yang sudah sibuk bekerja untuk belajar menghidupi diri sendiri. Saya turut senang.

Ada pula beberapa yang masih sibuk dan berkutat dengan skripsi yang tak kunjung selesai walau semester sudah tidak terhitung. Kemungkinannya bisa di ibaratkan dengan biner, 0 atau 1, iya atau tidak, benar atau salah, lanjut atau berhenti.

Kembalinya Saya ke Jogja sebenarnya bertujuan untuk menghadiri acara wisuda teman Saya yang akan berlangsung pada akhir Oktober lalu. Meskipun Saya harus datang lebih awal karena sudah sangat rindu dengan suasana kota Jogjakarta.

Rutinitas kembali berjalan layaknya 2 atau 3 tahun lalu...

Saya menjadi Gipsy yang selalu bangun siang.
Saya menjadi Gipsy yang suka tidur pagi.
Saya menjadi Gipsy yang terlalu malas untuk mengerjakan sesuatu.
Saya menjadi Gipsy yang, tidak pantas untuk ditiru.

Tapi disitulah letak kerinduan Saya. Berbincang dengan salah satu teman, membahas mengenai apakah bumi itu bulat atau datar, hingga pembahasan yang lebih serius mengenai agama dan kehidupan. Semua kami rangkum dalam percakapan satu malam, lalu melupakan semuanya ketika terbangun dari tidur.

Kunjungan Saya ke Jogja kali ini sangat menyenangkan bagi Saya. Saya berhasil pergi ke beberapa tempat yang belum pernah Saya kunjungi sebelumnya, selama Saya hidup di Jogja 4 tahun lamanya. Hingga tidak sadar, waktu Saya tinggal beberapa hari lagi sebelum tiket pesawat memaksa Saya untuk pulang.

Entah takdir apalagi.. 3 hari sebelum kepulangan, Saya berbicara dengan salah satu sahabat yang merangkap menjadi bos Saya. Membahas project youtube yang sudah berjalan dengan angka pengikut yang cukup tinggi, dan blablabla. Akhirnya kami berdua sepakat untuk melakukan reschedule pada tiket kepulangan yang sudah Saya pesan.

Kepulangan Saya diundur untuk waktu yang lumayan lama. 1 bulan. Betapa senangnya Saya kala itu, ketika harus lebih lama merasakan keindahan kota gudeg ini.

Batalnya kepulangan Saya membawa sebuah alur yang sangat menarik. Salah satu teman Saya yang dulu pernah mengontrak bersama, tiba-tiba memutuskan untuk datang juga ke Jogja menyusul Saya. Dan yang paling membuat Saya tidak habis pikir adalah, dia memutuskan untuk resign dari pekerjaannya agar bisa datang ke Jogja. Katanya, tidak akan dapat cuti jika tidak mengeluarkan diri.

Sungguh teman yang bodoh.

Dia berasal dari Kendari, dan ketika SMA diboyong oleh orang tuanya pindah ke Flores karena ada beberapa hal penting. Kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Jogja, yang akhirnya membawa Saya bertemu dengannya di kelas perkuliahan.

Menurutnya, dia adalah orang paling tampan disana karena memiliki fisik yang sangat berbeda dari kebanyakan orang-orang di Flores. Bangsatnya, dia mengatakan hal tersebut secara sadar, tidak sedang dipengaruhi oleh alkohol ataupun obat terlarang.

Padahal, dia sempat bercerita bahwa sudah ditolak hingga 7 kali ketika menyatakan cinta kepada salah satu perempuan yang ada di kelas Saya.

.......

Dengan effort yang sangat tinggi hingga harus menaiki kapal selama 3 hari dan ditambah bis 1 hari membuat Saya begitu senang kedatangan sahabat yang sudah lebih dari 2 tahun tidak bertemu

FYI: Dia tidak menyelesaikan kuliahnya karena beberapa hal yang tidak semestinya Saya ceritakan disini. Membuat dia harus pulang ke Flores pada tahun 2017.

Oh iya, satu lagi kebaikan dari dia yang sepertinya harus Saya ceritakan disini, dan akan Saya ingat sampai kapanpun.

Dulu ketika kami masih tinggal di kos masing-masing, dan kami saling tidak memiliki uang, dia datang ke kos Saya dengan berjalan kaki, padahal kos kami letaknya lumayan jauh. Saya bercerita bahwa Saya belum makan dan bermaksud ingin meminjam uangnya.

Lalu dia menunjukkan ke Saya bahwa uang didompetnya hanya tersisa Rp 6000. Dan kau tahu apa yang dia lakukan? Dia tiba-tiba pergi, mungkin hampir 10 menit, lalu kembali membawa bungkusan nasi telur, dan mengajak Saya untuk makan bersama.

Kau tahu, ketidak pedulian Saya terhadap orang sebelumnya seakan luntur begitu saja ketika mendapat perlakuan seperti itu. Dan mulai detik itu juga, Saya memiliki janji kepada diri Saya sendiri, bahwa Saya akan mengingat apa yang telah dia lakukan kepada Saya sampai kapanpun.

Kebaikan kecil dia merubah sudut pandang Saya mengenai orang lain. Perlakuan kecilnya benar-benar bisa membuat Saya sadar bahwa kebaikan sekecil apapun yang kau lakukan, memiliki dampak yang sangat besar bagi orang yang menerimanya.

Dia bernama Alan Bakhri. Saya pantas menyebut namanya.

........

Time skip

Waktu terasa begitu cepat ketika Saya berada disini. Hingga hari dimana acara wisuda teman Saya dilaksanakan.

Beberapa teman Saya yang sudah memiliki pekerjaan baru, dan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya juga menyempatkan diri untuk datang ke acara wisuda ini. Saya sudah menyadari sejak dimana hari ujian skripsi Saya dilakukan, bahwa mereka adalah teman-teman yang baik dan begitu spesial.

Bahagia tentunya, sahabat kami akhirnya menyelesaikan pendidikannya. Mendapatkan gelar yang selama ini menjadi impian kami. *Meskipun si pemilik acara pasti sedih karena tidak akan mendapatkan beasiswa dari orang tua lagi*

Layaknya ritual yang mungkin juga dilakukan perkumpulan lain. Kami juga memiliki ritual tersendiri, yaitu selalu merayakan sesuatu yang baik dengan acara makan-makan ditempat yang selalu sama. Bale Bebakaran yang terletak di Jl. Wahid Hasyim. Intinya bukan terletak pada "apa yang harus kami makan", tetapi kebersamaan secara fisik, berbincang, bercanda, tertawa bersama untuk sekedar melupakan rutinitas membosankan dari masing-masing kehidupan.

Beberapa hari setelah acara wisuda, teman-teman Saya sudah kembali ke kehidupannya lagi. Mereka yang sibuk bekerja, mereka yang sibuk memantapkan diri untuk meminang kekasih hatinya.

Kos kembali sepi...

Si empunya acara wisuda juga sudah diharuskan pulang ke tempat asalnya karena sudah resmi menjadi Guru disebuah sekolah menengah kejuruan disana.

Hanya tersisa Saya, dan beberapa lembar tulisan yang barusan Saya tulis.

Lagipula, tanggal kepulangan Saya yang tertera ditiket juga sebentar lagi akan tiba.

.....

Besok Saya akan pulang. Saya sudah meninggalkan banyak kenangan manis di kota ini untuk sekali lagi. Saya sudah memantapkan diri untuk mengemas semua baju. Besok Saya pulang!

Tapi, lagi dan lagi, malam sebelum Saya pulang, salah satu teman Saya yang juga berasal dari Pontianak datang untuk menitipkan sesuatu. Dan dengan sengaja dia bercerita bahwa temannya baru saja mengalami hal yang tidak mengenakan. Dia bercerita bahwa baru kemarin temannya gagal pulang ke Pontianak perihal pesawat yang ditumpangi mengalami kerusakan saat ingin melakukan Take Off dari bandara Adisucipto. Seketika badan Saya gemetar. Saya ragu untuk pulang, karena pesawat yang akan Saya tumpangi adalah pesawat yang Sama dengan yang ditumpangi oleh temannya.

Sekedar informasi. Saya sangat takut naik pesawat. Entah kenapa, meskipun sudah sering dan berkali-kali Saya menggunakan moda transportasi ini, ketakutan Saya tidak pernah hilang. Saya sudah sering mengakalinya dengan tidak tidur seharian, agar ketika diatas Saya dapat tertidur pulas, lalu bangun ketika sudah sampai. Nyatanya, Saya tetap tidak bisa tidur!

Ketakutan ini tidak mendasar sebenarnya, Saya tidak bisa menjelaskan kenapa ketakutan ini bisa timbul dan kenapa susah sekali melawan ketakutan ini.

Kau pasti punya satu ketakutan juga bukan?

Setelah berbicara melalui telpon dengan orang tua, akhirnya Saya memutuskan untuk Reschedule lagi. Kedua kalinya.

Saya merasa ragu, dan ketakutan Saya menang malam itu.

Alhasil, Saya menunggu lagi hingga akhir November.

Jika kau percaya takdir, mungkin itulah takdir Saya.

......

Pada akhir Oktober, kampus Saya membuka lowongan pekerjaan menjadi Staff Kependidikan, dan Saya mendaftar. Saya rasa, batalnya kepulangan Saya bermaksud untuk ini.

Dan batalnya kepulangan Saya juga membawa beberapa pengalaman baru. Saya diajak untuk camping di sebuah bukit di Gunung Merapi dengan beberapa teman Saya. Dan mengunjungi banyaknya tempat baru yang belum pernah Saya datangi sebelumnya. Oh iya, teman Saya dari Flores juga membatalkan kepulangannya, karena Saya juga belum pulang.

Batalnya kepulangan Saya juga berakibat dengan keikutsertaan Saya menjalankan sebuah project dari teman Saya yang sudah lama bergelut dibidang videography. Dia mengajak Saya untuk menjadi penulis script dalam proyek terbarunya. Dan hal itu berlanjut hingga sekarang. Dia tetap memakai Saya untuk menjadi penulis dibeberapa video garapannya.

Sedikit berpikir, apakah jika Saya pulang, kejadian seperti itu akan tetap ada?
Saya rasa, yang Saya pilih menjadi pilihan terbaik untuk Saya.

......

Time Skip

Lagi-lagi, Saya harus pulang besok. Saya sudah menyiapkan semuanya, lagi. Ditambah, Saya harus membawa bakpia pesanan kakak Saya yang totalnya 24 bungkus. Meskipun sebenarnya Saya adalah orang yang sangat malas membawa apa-apa ketika berpergian, tapi ini pengecualian. Saya ingin mengembalikan hubungan baik yang sebelumnya sempat rusak dengan kakak Saya.

Saya sudah mengemas semuanya dengan rapi, dan siap untuk pulang besok.

Mengambil penerbangan pertama. Pagi hari. Karena sengaja agar Saya tidak tidur pada malamnya, dan berharap (lagi) dapat tertidur nyenyak dan bangun ketika sudah sampai di Pontianak.

Sedikit terburu-buru waktu itu, karena ada anak kos yang mandi sangat lama. Membuat Saya dan teman Saya harus ugal-ugalan dijalan agar tidak terlambat. Meskipun perasaan sudah tidak nyaman, tapi kepulangan Saya tidak boleh ditunda lagi, karena Saya membawa pesanan kakak Saya yang harus dibawa kesana.

Kita punya rencana, tapi Tuhan yang punya acara.

Saya terlambat. Pesawat sudah take off sedari tadi. Tiket Saya hangus. Saya yang sudah tidak tidur semalaman, dan dalam keadaan capek karena harus berlarian menjadi sangat emosi waktu itu. Customers Service yang ada di Terminal B keberangkatan menjadi pelampiasan Saya. Segala makian Saya keluarkan, hingga Saya sadar, bahwa semua itu tidak ada gunanya. Dia adalah seseorang yang memang dipekerjakan untuk menangani konsumen yang marah. Jadi, mau bagaimanapun, kekesalan Saya akhirnya Saya simpan.

Saya yang memilih semuanya, dan Saya tidak boleh menyalahkan orang lain atas pilihan yang sudah Saya buat. Kembali tidur adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan sekarang. Setelah sebelumnya memesan tiket untuk penerbangan sore nanti.

Mungkin karena tadi pagi Saya belum berpamitan dengan Bapak Kos terbaik di galaksi Bima Sakti.

Kantuk mulai menyerang, lalu tertidur pulas melupakan berbagai masalah yang sudah terjadi pagi ini.

....................

Kalian percaya dengan takdir?

Sebagian orang menganggap takdir itu ada, dan sebagian lagi menganggap blablabla.

Saya termasuk pada golongan orang-orang yang percaya dan menganggap takdir itu ada.

Jika bisa Saya ibaratkan, takdir itu seperti flowchart maha rumit yang telah diciptakan oleh Tuhan. Semua sudah ditentukan, hanya saja, arah jarum mana yang akan kita pilih untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Untuk itu pula, Saya sangat tidak setuju dengan kata-kata "Your past doesn't define your future". Karena apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu, semuanya berdampak pada flowchart kehidupan kita dimasa mendatang. Tergantung arah mana yang ingin kau pilih, menjadi lebih baik, atau menjadi lebih beringas.

......

Saya berada diruang tunggu sekarang. Melihat sekeliling yang sibuk dengan urusannya masing-masing, sembari duduk melamun membayangkan semua yang telah Saya lakukan di kota ini dalam beberapa bulan terakhir. Kilas balik yang akan membuat Saya rindu jika sudah pulang.

Rindu dengan segala yang dimiliki Jogja.
Rindu dengan orang-orang baiknya.
Rindu dengan sahabat-sahabat yang masih setia di Jogja.
Rindu dengan seseorang.

"Saya akan kesini lagi!" Ucapan Saya memantapkan semuanya.

Pesawat melaju, seluruh angan terbawa terbang, keinginan untuk kembali semakin menggebu. Duduk diam mengamati sekitar, sesekali bernyanyi lirih lagu Medicine dari Bring Me the Horizon. Rasa kantuk seakan mengajak untuk sebentar melupakan Jogja. Sedikit terlelap...

Tapi terbangun gara-gara turbulensi... BAJINGANNN!!!! KENAPA SIH TIDAK BISA SEKALI SAJA TIDUR NYENYAK DIDALAM PESAWAT!!!!

......

(Sepertinya Saya harus membuat tulisan yang membahas lebih detail mengenenai sahabat Saya bernama Alan dilain waktu)

Peace, love and gaul!
Read More »

Celotehan Sok Bijak

BATAS

Rabu, September 04, 2019

Saya, kamu, dan kalian semua, pernah melewati sebuah batas.

Batasan ada didalam segala hal, dengan tujuan yang baik tentunya. Kalian tidak bisa semena-mena melanggar batas tersebut hanya karena merasa memiliki kapasitas, dan pantas. Tidak, kalian salah.

Lalu, apa sebenarnya batas?

Batas adalah pemisah.

Layaknya dua Negara berbeda yang bertetangga, mereka harus memiliki pemisah yang disebut batas Negara. Tujuannya? agar tidak ada seorangpun yang tidak memiliki izin berani melewati batas tersebut.

Lalu bagaimana caranya agar seseorang bisa melewati batas tersebut?

Dengan izin dan aturan yang berlaku.

.....

Pernahkah kamu menjahili seseorang dengan sangat, sedangkan kamu tidak menyadarinya?
Kamu merasa, kamu memiliki kapasitas, dan pantas untuk melakukan tindakan tersebut.

Alasannya? Karena kamu menganggap bahwa dirimu sudah akrab.

Kamu salah.

Sedekat apapun kau merasa, seakrab apapun kau merasa, kau masih tidak berhak melewati sebuah batas.

Memang, batas akan terasa tidak ada. Tapi nyatanya, akan selalu ada batas dalam segala hal.

.....

Pernahkah kamu melukai perasaan pasanganmu dengan sangat, sedangkan kamu tidak menyadarinya?
Kamu merasa, kamu memiliki kapasitas, dan pantas untuk melakukan tindakan tersebut.

Alasannya? Karena kamu menganggap bahwa pasanganmu adalah milikmu.

Kamu salah.

Sedekat apapun kau merasa, kau dan pasanganmu masih memiliki batas, dan kau masih tidak berhak melewati sebuah batas.

Kau tidak boleh merasa pantas.

.....

Saya, kamu, dan kalian semua, pernah melewati sebuah batas.

Siapa yang berusaha mundur, adalah bijak. Dan siapa yang berusaha maju melewati, adalah rusak.

Gipsy Marpaung.
Pontianak, 4 September 2019.
Read More »

Celotehan Sok Bijak

Saya, Kamu, dan Kita semua sebenarnya SADAR!

Rabu, Juni 26, 2019

Siapa Saya dengan beraninya menilai orang lain tanpa tahu apa yang sudah dilaluinya.

---

Pernah tidak kamu merasa kesal dengan seseorang yang suka menyerobot, kebut-kebutan dijalan? Saya rasa, tidak mungkin kamu tidak pernah, bukan?

Tapi, apakah kamu tahu apa alasan dibalik seseorang itu melakukan hal tersebut?

Mungkin bisa saja, dia sudah terlambat untuk pergi ke kantor. Atau, ada salah satu keluarga dia dirumah yang sedang sakit dan harus segera dibawa ke dokter. Atau, kemungkinan paling mungkin adalah, dia sedang sakit perut dan diharuskan untuk segera ke kamar kecil. Who knows?

Semua kemungkinan bisa terjadi. Tapi kamu dengan kesalnya memarahi orang tersebut, tanpa tahu alasan dibalik itu semua.

Atau contoh lain. Pernah tidak kamu berkata atau terbesit pikiran "cowok/cewek yang tampilannya urakan dan jelek kaya gitu kok bisa ya dapat pacar yang cantik/ganteng? Pasti anak orang kaya, atau main dukun"

Tapi, apakah kamu tahu usaha apa yang sudah dilakukan orang tersebut agar bisa mendapatkan hati pasangannya? Who knows?

Kamu, dan Saya sering menilai seseorang tanpa tahu lebih jauh mengenai apa yang sudah dilaluinya; Ceritanya, usahanya, kesedihannya, kesialannya, dan banyak hal lain.

Kamu, dan Saya tidak peduli dengan apa yang sudah orang lain lalui.

Kamu, dan Saya hanya peduli dengan apa yang sedang kamu lihat.

Kamu, dan Saya secara tidak sadar menjadi hakim kehidupan.

- Gipsy Marpaung, 2019.
Read More »

Daily Absurd

MAEL

Senin, Juni 24, 2019


Nama lengkapnya adalah Achmad Ismail, biasa dijuluki "black", atau sering dipanggil dengan "keling".

Dia adalah teman Saya sejak kelas 3 SD. Pindahan dari Pati, Jawa Tengah karena diboyong orang tuanya yang mengikuti program transmigrasi dari pemerintah..

Orang tuanya bekerja di satu perusahaan tempat orang tua Saya bekerja juga. Meskipun dulu statusnya masih belum karyawan tetap, hanya BL (Buruh Lepas). Untuk tahunnya, Saya sudah lupa.

Awal pertama Saya bertemu dengan Mael (seterusnya akan Saya panggil seperti ini) adalah ketika sepupunya mengajak jalan-jalan menggunakan sepeda disekitaran kampung Saya. Entah kenapa, Saya sedikit aneh melihat Mael karena memiliki kulit yang sangat hitam. Begini, meskipun kami semua rata-rata memiliki kulit hitam, tapi kadar hitam yang ada dikulit Mael jauh lebih banyak. Haha

Ke-esokan harinya setelah tiba disekolah, Mael memperkenalkan diri didepan kelas. Yaap, kelas Saya. Karena murid yang ada disekolah Saya tidaklah sebanyak murid yang bersekolah dikota. Rata-rata tidak bersekolah, karena kendala biaya atau malas saja untuk sekolah. Jadi saja Mael bisa satu kelas sama Saya karena kami berdua berada ditingkatan yang sama.

Proses pengakraban diri Saya lumayan cepat, karena teman-teman dikampung yang memiliki satu tingkatan dengan Saya itu semuanya perempuan. Ada 1 laki-laki, tapi tidak naik kelas ketika kelas 1. Jadi saja Saya sendiri.

.....

Yaaa, hari-hari berikutnya di isi dengan kegiatan layaknya anak kecil.

Pagi sekitar jam setengah 6 sudah menunggu truk pengangkut buah sawit datang yang disewa patungan oleh orang tua kami semua untuk mengantarkan ke sekolah.
Lalu sekolah hingga siang, dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 5 KM dari sekolah menuju rumah.

Kemudian Saya dan teman-teman Saya yang lainnya bergantian mendatangi rumah satu persatu untuk mengajak bermain, atau lebih seringnya menghabiskan waktu untuk memancing. Mungkin sedikit bodoh, atau yaa memang karena masih kecil. Kami selalu memilih tempat memancing yang sangat jauh dari perkampungan, yang jaraknya kurang lebih 5-10KM. Padahal, jika dipikir-pikir, dari total kami memancing, kami jarang sekali mendapatkan ikan. Lebih ke "mencari tempat mandi" yang baru saja sebenarnya.

Kemudian setelah adzan ashar, kami pulang karena rata-rata teman Saya harus TPA di masjid kampung. Kebiasaan Saya sering menunggu mereka didepan masjid, karena Saya seorang nasrani.

Lalu jika mereka sudah selesai, dilanjutkan dengan bermain bola, dan berhenti jika sudah maghrib, atau salah satu dari kami diteriaki untuk pulang kerumah.
.....

Bingung sebenarnya jika ditanya bagaimana sehingga Saya dan Mael bisa semakin akrab. Tapi Saya akan coba menjawab.

Saya sering tidur dirumah Mael, karena menurut Saya sambel buatan Ibunya enak. Begitupula dengan Mael, dia sering tidur dirumah Saya, meskipun bukan karena Masakan ibu Saya enak, tapi karena orang tua Saya sering pergi, entah ke Gereja untuk latihan koor, ataupun pertemuan doa dirumah jemaat. Untuk itu Saya mengundang Mael agar mau tidur dirumah menemani Saya.

Time Skip

Kami berdua lulus SMA sesuai dengan umur kami, tanpa harus menambah 1-2 tahun karena tidak naik kelas. Setelah itu Saya melanjutkan kuliah di Jogjakarta, dan Mael memutuskan untuk menganggur terlebih dahulu.

Mael bukanlah dari keluarga kaya raya. Saya paham itu.
Banyak orang-orang dikampung Saya yang sering berbicara hal buruk, bahkan menghina keluarga Mael. Bukan tanpa alasan sebenarnya, Mael sering dicap buruk karena acap kali berbuat onar, dan Saya sebagai sahabatnya sering kesal juga melihat kelakuan dia. Bahkan, banyak yang bertanya kepada Saya "kenapa sih berteman dengan Mael?" Yaaa, Saya selalu menjawab "Mael baik kepada Saya, buat apa Saya musuhi?" Benar, tidak? Toh, Mael tidak pernah berbuat jahat kepada Saya.

Saya sering memberi pandangan kepada sahabat Saya ini untuk mendaftar saja menjadi anggota Kepolisian atau Tentara, karena Saya rasa Mael memiliki fisik yang cukup kuat untuk menjadi bagian kedua anggota tersebut. Tapi entah kenapa Mael tidak berminat, bahkan cenderung lebih berpasrah diri dan mengikuti Bapaknya untuk bekerja sebagai buruh sawit diperusahaan.

Selama 1 tahun Mael bekerja menjadi buruh kernet. Mengangkat buah sawit yang sudah dikumpulkan oleh pemanen, kemudian memasukkannya kedalam truk pengangkut buah sawit. Dengan gaji yang sangat sedikit, karena masih menyandang status "buruh lepas", bukan karyawan.

1 tahun terlewati, Saya pulang ke kampung karena liburan semester. Saya terus berusaha untuk memberikan pandangan kepada sahabat Saya mengenai pendaftaran Bintara Polisi atau Tentara. Lambat laun, Mael mulai mempelajari hal tersebut, dan memutuskan untuk pergi ke Pontianak dan mendaftar.

7 kali Mael mencoba mendaftar, mengurus berkas kesana kemari yang tak sedikit pula biaya yang dikeluarkan. Orang tua Mael sempat memberikan Saya mandat untuk memberitahu Mael agar berhenti saja mendaftar karena kesempatan Mael untuk diterima sangat kecil.

Lalu ada momen dimana Saya bisa bertemu Mael di Jogja. Waktu itu, dia disuruh abangnya untuk membeli motor titipan orang di Jakarta. Lalu Saya suruh untuk mampir ke Jogja jika urusan di Jakarta sudah selesai, dan dia mau.

Hampir satu minggu berada di Jogja, Saya terus menasehati Mael untuk berhenti saja mendaftar masuk anggota, lalu fokus mendaftar perguruan tinggi, sembari mencari kerja. Saya lakukan hal ini karena kasihan juga kepada orang tuanya yang sampai harus bercerita kepada Saya. Ya, meskipun orang tuanya sudah sering bercerita tentang hal lain, karena Saya sudah sangat akrab dengan keluarganya.

Akhirnya Mael pulang. Lalu tidak berselang lama dari kepulangan Mael dari Jogja, Saya mendapat kabar dari dia bahwa dirinya sedang berada di Solo.

"Ngapain ke Solo?" Saya bertanya
"Main aja, nemenin temen ada urusan bentar" Jawab Mael

Yap, sejak kecil Saya berteman, tidak mungkin Saya tidak menyadari kebohongan yang Mael lontarkan. Pasti saja ada sesuatu yang penting di Solo, sehingga dia harus pergi kesana. Kalau hanya menemani temannya, tidak mungkinlah hingga seperti itu.

Selang 1 bulan tidak berkomunikasi, karena setiap Saya telepon nomor handphonenya selalu tidak aktif, akhirnya Mael menelepon Saya, Malam-malam. Ingat betul, waktu itu Saya sedang makan Lamongan di daerah Seturan.

"Bro, aku lulus bro" Kata Mael dari sambungan telepon
"Lulus apa, anjing?" Saya bertanya heran.
"Kemaren aku daftar AU, lulus dari Pontianak, dibawa ke Solo buat lanjut tes, disini aku lolos, minggu depan udah mulai pendidikan 4 bulan" Jelasnya

Saya yang sedang makan kaget, kenapa sahabat Saya tidak bercerita sejak awal? Meskipun Saya senang sekali mendengar kabar itu, tapi masih saja bertanya-tanya.

Akhirnya Mael menjelaskan, dan ternyata dia tidak memberitahu siapa-siapa ketika dinyatakan lulus di Pontianak. Takutnya, ketika sudah gembar-gembor bilang lulus, ternyata di Solo tidak lulus. Alhasil, Mael memberi tahu semuanya ketika sudah pasti lulus.

Bangsat memang.

Saya sebagai sahabat sangat bangga melihat kesuksesan Mael.

Mael berhasil membeli mulut orang-orang di kampung Saya yang telah menghina dirinya. Mael berhasil membuktikan kepada Saya, bahwa dia juga bisa berpengaruh untuk orang lain.

Saya juga berjanji kepada Mael, apapun keadaannya Saya akan tetap pergi ke Solo untuk menghadiri acara pelantikannya nanti.

Dan hal itu terwujud. Saya dengan seorang teman Saya pergi ke Solo malam hari sebelum acara pelantikannya. Menunggu-nunggu untuk bisa bertemu, karena jujur saja, Saya kangen sekali dengan Mael.

Terharu dan bangga, jelas sekali tergambar diraut muka Saya waktu itu.

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya, dengan gagahnya sahabat Saya berhasil mengenakan seragam Angkatan Udara. Berdiri tegap, menahan tangis untuk berjumpa dengan orang tuanya yang sedari tadi sudah menunggu ditepian lapangan sambil menunggu aba-aba dari komandan untuk menemui anaknya masing-masing.


......

Mael sekarang sedang bertugas menjadi seorang prajurit di Ibu Kota Provinsi tempat kami dibesarkan.

Sesekali bertemu jika sedang tidak sibuk dan dibolehkan keluar.

Mael adalah seorang teman, dari dulu hingga sekarang.

Mael adalah,

sahabat Saya.

- Gipsy Marpaung.
Read More »

Puisi

BERTAMENG TOPENG [PUISI]

Senin, Juni 24, 2019

Img Src: https://www.tumblr.com/tagged/purple-aesthetic
Orang berbondong menghina si penghina,
menjadi garda terdepan untuk berteriak keadilan,
sedang mereka sama sekali tidak memilikinya.

Orang berbondong memaki si pencaci,
dengan teriakan lantang menyerukan kesucian,
sedang mereka sama sekali tidak memilikinya.

Orang berbondong menjahati si penjahat,
menjadi pasukan terdepan untuk berteriak kebaikan,
sedang mereka sama sekali tidak memilikinya.

Lantas, apa yang mereka punya?

Kerumunan yang menutupi ketidakpintarannya,
dengan cara yang tidak pintar.

- Gipsy Marpaung, 2019.
Read More »

Puisi

DREAMING [PUISI]

Senin, Juni 24, 2019

Img Src: bleaq.com

You owe me your love

Sorry, I'm just dreaming
FUCK!!

I didn't realized
Delusional makes me crazy

But, you still owe me your love

Oh my God! What did just happen to me?!
Sorry again.
- Gipsy Marpaung, 2019.
Read More »

featured

Untuk diriku 10 tahun lagi

Selasa, Juni 11, 2019

Dari   : Gipsy Marpaung, 23 tahun.
Untuk  : Gipsy Marpaung, 33 tahun.

Dear, Gipsy.

Halo, Bagaimana kabarmu?

Aku harap kau baik-baik saja, ya! Aku sekarang sedang sibuk mencari pekerjaan, melamar banyak perusahaan yang sampai detik aku menulis ini belum ada yang mau menerima haha.

Kau, bagaimana? Aku harap kau sudah mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan keinginan kita, ya!

Oh iya, bagaimana dengan istrimu? Aku yakin kau tidak akan salah memilih pasangan hidup, bukan? Karena aku pasti akan melakukan hal yang sama. Memang sekarang aku sedang tidak dekat dengan siapa-siapa karena tidak percaya dengan diri sendiri. Tapi kau tidak melakukan hal yang sama bukan?

Aku sekarang sedang berada di titik dimana aku bingung, tidak tahu harus kemana. Rasanya sangat malas untuk berinteraksi dengan orang-orang diluar sana, meskipun itu adalah temanku, teman kita. Seperti kehilangan gairah untuk berkomunikasi dan berbagi. Tidak tahu juga apa penyebabnya. Terlalu banyak pikiran menumpuk dikepala belum bisa aku keluarkan sekarang. Sedikit takut melihat kedepan.

Bagaimana cita-cita kita menjadi seorang sutradara ternama? Apakah kau sudah berhasil menggapainya? Atau cita-cita kita yang lain untuk menjadi seorang illustrator hebat yang bisa menguasai Disney? Haha. Nanti ceritakan, ya!

Aku masih sibuk menulis buku yang entah kenapa susah sekali untuk aku selesaikan sekarang, dan aku harap ketika kau membaca ini nanti, bukumu sudah terbit diseluruh penjuru toko ya! Bukan hanya satu, atau dua judul buku, tapi sepuluh! Atau dua puluh juga boleh!

Kau tahu tidak, aku sekarang sedang semangat sekali untuk membuka sebuah bisnis. Ya meskipun aku masih bingung, bisnis seperti apa yang harus aku jalankan.. Tapi aku sekarang belum putus asa, ada beberapa hal yang harus aku coba lakukan, dan harus aku lakukan. Aku rasa, kau nanti juga masih melanjutkan apa yang aku kerjakan sekarang. Pokoknya, kau harus ceritakan semuanya nanti.

Kalau aku sekarang sedang merasa kesepian, aku yakin kau sudah tidak merasakan hal yang serupa kan? Aku penasaran sekali, bagaimana bentuk dan jalan yang sudah kau lalui selama 10 tahun nanti.

Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak mundur barang selangkah, agar nanti kau bukan tidak lagi menjadi aku yang sekarang, kau adalah kita yang baru...

Kau harus janji kepadaku satu hal, ketika kau membaca ini, kau akan membalasnya kelak, dan menceritakan semuanya kepadaku.


Dari aku, Gipsy Marpaung 23 tahun.

Gipsy Soritua Marpaung
Selasa, 11 Juni 2019.
Read More »

Daily Absurd

MAAF YANG BUKAN SEKEDAR BASA-BASI [DAILY]

Senin, Juni 10, 2019

Beberapa hari belakangan ini, ramai diperbincangkan di twitter mengenai basa-basi saat berkunjung ke tempat keluarga, dan kata maaf yang tidak penting diucapkan. Saya tidak tahu, apakah tujuannya hanya untuk bercanda, ataupun tidak.

Oh iya, Saya mengucapkan selamat hari Raya Idulfitri 1440 H untuk seluruh umat muslim yang sedang merayakannya. Meskipun telat, tidak apalah, ya? Toh, suasana lebaran masih terasa.

......

Perbincangan mengenai basa-basi ataupun kata maaf yang sedang ramai di twitter penyebabnya adalah karena masih dalam suasana lebaran, jadi tema yang harus diusung ya harus menyangkut hal tersebut. Tidak mungkin juga kan, suasana lebaran tetapi membuat cuitan mengenai "sejarah terbentuknya Negara Uzbekistan?"

......

Sesuai dengan cuitan Saya yang lalu, Saya ingin membahas sedikit banyak mengenai kebiasaan keluarga Saya untuk berucap maaf, agar tak hanya 'sekedar' maaf.

Bacalah...

Dulu sekali, ketika Saya masih kecil, Saya tidak tahu menahu mengenai kebiasaan ini.

Saya selalu dibangunkan ketika jarum jam menunjukkan angka 00:00 pada tanggal 01, Januari disetiap tahunnya. Lalu kami satu keluarga (Bapak, Ibu, kedua Kakak Saya, dan Saya) berkumpul di ruang keluarga untuk mengadakan ibadah keluarga.

Ibadah ini mencakup, beberapa nyanyian puji-pujian, lalu dilanjutkan dengan Bapak Saya membacakan salah satu firman Tuhan untuk bekal kami selama satu tahun kedepan, kemudian membacakan doa penutup. Diakhir ibadah, seluruh anggota keluarga diharuskan untuk 'mengakui' kesalahan mereka masing-masing selama satu tahun kebelakang, kami semua harus mengakuinya dihadapan keluarga, dan meminta maaf atas kesalahan tersebut. Dan orang pertama yang harus mengakui kesalahannya adalah seseorang dengan umur paling muda, hingga terakhir adalah orang dengan umur paling tua.

Sebentar, ini tidak se-menyeramkan yang kalian kira. Tidak ada penghakiman. Kami tidak diharuskan mengakui 'seluruh' kesalahan yang tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga. Simplenya, kami hanya harus mengakui kesalahan-kesalahan kami kepada orang tua seperti melawan, membentak, membangkang, dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya orang tua kami kepada anak-anaknya.

Karena Saya adalah anak bungsu, maka Saya adalah orang pertama yang harus mengakui kesalahannya.

Tapi, Saya tidak mau.

Bahkan, Saya terkadang pura-pura tidur dan tidak mau dibangunkan ketika akan melakukan acara ini.

Alasannya, Saya masih kecil, dan Saya tidak tahu apa yang harus Saya katakan.

......

Setelah beranjak remaja, Saya jadi menyukai acara ini.

Pertama kali Saya serius mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah ketika Saya menginjak kelas 2 SMA.

Kala itu, Saya mengaku kepada orang tua bahwa Saya sering bolos dan menulis surat izin sakit jika sedang malas sekolah. Setelah itu Saya meminta maaf.

Sekali lagi, tidak ada penghakiman. Bukan malah memarahi, saat giliran kedua orang tua Saya berbicara, mereka menasehati Saya dengan kata-kata yang menurut Saya sangat masuk akal untuk Saya terima. Mereka tidak memojokkan Saya karena kesalahan Saya, tetapi mereka mengarahkan Saya agar tidak melakukan hal seperti itu lagi di tahun yang akan datang. Ya meskipun ditahun berikutnya, Saya tetap mengulangi kesalahan tersebut hehe...

Momen yang paling tidak bisa Saya lupakan adalah, ibadah keluarga untuk menyambut tahun 2014. Dimana Saya ketahuan merokok, tepat seminggu sebelum tanggal 01 Januari, 2014.

Saya harus berani mengakui kesalahan Saya didepan orang tua Saya mengenai hal tersebut, dan Saya sangat yakin pula orang tua Saya akan membahas hal tersebut.

Dan, ya, kalian tahu, hal itu terjadi.

Meskipun tidak dimarahi setelah pengakuan tersebut, tapi kedua orang tua Saya sedikit banyak memberi arahan kepada Saya seperti: Merokok itu tidak baik untuk kesehatan, janganlah dulu merokok karena belum bekerja, dan banyaknya wejangan-wejangan lainnya.

.....

Kebiasaan ini terus berjalan hingga sekarang.

Bagaimana kebiasaan ini bisa menular?

Seingat Saya, hal ini terjadi ketika menyambut tahun baru 2014.

Setiap menyambut tahun baru, Bulek Saya (adik dari Ibu Saya) selalu datang kerumah, karena rumah Saya mengadakan open house layaknya hari Natal. Begitu pula sebaliknya jika lebaran, kami sekeluargalah yang harus datang kerumah Bulek Saya.

Entah tidak seperti biasanya, dimana Bulek Saya selalu datang dipagi hari pada tanggal 01 Januari. Kali ini beliau datang tepat 2 hari sebelum tahun baru. Yaa, akhirnya Bulek Saya mengikuti ibadah keluarga kami, meskipun beliau tidak ikut berdoa, hanya melihat saja.

Setelah melakukan pengakuan dosa (Saya sebut saja pengakuan dosa, ya? Terlihat lebih rebel sepertinya) Bulek mendekati Bapak Saya dan bertanya mengenai hal tersebut.

Menurutnya pribadi, pengakuan dosa ini mungkin bisa diterapkan ketika lebaran. Dan akan dilakukan beta testing pada lebaran berikutnya. Haha bahasa Saya sudah keren kan?

Alhasil, Bapak Saya membuat susunan acara yang hampir sama untuk pengakuan dosa pada saat lebaran. Bedanya, tidak bernuansa Nasrani, tapi lebih ke umum. Ditambah, pengakuan dosa ini tidak hanya dilakukan oleh keluarga Bulek Saya, melainkan ke semua keluarga besar pada saat hari pertama lebaran. Termasuk keluarga Saya juga ikut.

Acara lebih kompleks. Kami harus mengakui kesalahan pada semua orang yang terlibat disana. Keluh kesah juga dapat dijadikan landasan untuk berbicara kepada yang lain. Misal, ditahun kemarin, Ibu Saya sangat kesal dengan perlakuan Bulek Saya yang dengan sengaja membawa Mbah Saya pulang ke Jawa tanpa permisi. Ataupun, ketika Bulek Saya mengatakan kepada Bulek Saya satunya bahwa selama ini mereka sering sekali berselisih paham mengenai beberapa hal.

......

Pengakuan dosa ini bukan hanya sekedar ucapan. Tapi lebih ke jujur pada masing-masing. Tidak ada lagi perasaan dendam, marah, ataupun kesal. Semua sudah diluapkan dalam acara ini.

Aturannya cuma satu:

Tidak boleh menyimpan rasa amarah karena mendengar pengakuan yang kurang menyenangkan

......

Mungkin selama ini, kata maaf pada saat lebaran hanya sekedar ucapan untuk pelengkap lebaran. Mungkin.

Tapi, dengan acara rutin seperti ini, keluarga besar Saya jadi mengetahui kesalahan pada pribadi mereka masing-masing. Lalu mengkoreksinya agar lebih baik lagi kedepannya.

Yang perlu diingat, tidak ada penghakiman pada setiap ucapan yang keluar.


Semoga kebiasaan ini bisa ditularkan, agar tidak ada lagi yang merasa bahwa kata maaf adalah basa-basi semata.

Gipsy Marpaung
Read More »

Review

AVENGERS: END GAME [SPOILER ALLERT!!]

Minggu, April 28, 2019

Img Src: cnet.com

Sedikit kesal.

Karena Saya merasa sedang menonton sebuah film di layar tancap, bukan layar bioskop.

Sebelah kanan Saya ada pasangan yang sangat berisik dari awal-akhir film. Setiap ada karakter yang belum terlihat di scene-scene sebelumnya, mbak-mbak ini selalu nanya "Ini siapa?" Lalu dibarengi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurut Saya sangat aneh. "Kok dia bisa tiba-tiba muncul gitu?" "Ini batu apa?" bla bla bla.

Bukan kah seharusnya jika ingin menonton sebuah seri, haruslah ditonton dulu dari seri pertamanya? Sama seperti orang yang ingin menonton Game of Throne misalnya, ya mereka harus menonton season 1-7 dulu, baru dilanjutkan season 8.

Lalu ada 2 mbak-mbak disebelah kiri Saya yang kalau Saya total sudah bolak-balik wc sekitar 10 kali, lalu beberapa kali keluar untuk membeli makanan/minuman. Dibelakang Saya ada beberapa anak kecil yang malah asik bermain, dan  menendang-nendang kursi Saya.

Tidak bermaksud melarang sebenarnya, silahkan jika ingin menonton, tapi jangan pula mengganggu orang sekitar.

Okelah, lanjut.

Film produksi Marvel kali ini adalah seri terakhir dari para Avengers, dan jika mengikuti alur cerita yang ada dikomik, maka akan ada New Avenger yang berisikan Iron Lady, Spider-Man, & Falcon. Hal ini diperkuat karena pada akhir film terdapat scene dimana Capt. America memberikan shieldnya kepada Falcon untuk terus digunakan, karena Capt. America sudah menua.

Ditambah, hadirnya Professor Hulk dan Hawk Eye yang sudah bertransformasi menjadi Ronin di film ini akan memperkuat alur seperti di komik. Ya meskipun tidak 100% jalan cerita di film akan mengikuti jalan cerita yang ada dikomik, karena pihak Marvel sendiri yang akan menentukan seluruh alurnya.

Film ke-23 MCU ini menurut Saya pribadi tidak menjawab teka-teki, yaitu dimana setengah populasi makhluk hidup di alam semesta ketika mereka menghilang sementara? Atau setengah populasi ini benar-benar sudah mati, dan di'hidup'kan kembali oleh infinity stones?

Alur cerita yang dibuat oleh tim produksi Saya rasa sangat masuk akal dalam hal menghilangkan karakter Capt. America yang dikarenakan sudah habis masa kontrak pemerannya, yaitu Chris Evans. Sangat tidak dipaksakan, dan masih berada dalam timeline cerita MCU.

Durasi 3 jam lebih membuat Saya semakin semangat, karena Russo Brothers tidak akan menyia-nyiakan setiap detiknya untuk adegan-adegan tidak penting. Dan ternyata benar dugaan Saya, setiap menitnya digunakan dengan sangat baik, meskipun ada beberapa comedy scene yang mungkin seharusnya dihilangkan saja. Overall, keren!

Setiap karakter di End Game benar-benar memiliki perannya masing-masing, dan tidak setengah-setengah lagi seperti yang sudah Saya lihat di Infinity Wars. Disini mereka semua berani berperan 'lebih' meskipun hanya menjadi side kick. Kalau masalah aktor dan aktris sih, sudah tidak diragukan lagi, karena ini film blockbuster!

Masalah CGI?
Marvel tidak pernah mengecewakan Saya dalam urusan Visual & Scoring.

....

Banyak fans yang bersedih karena ada beberapa super hero kesayangan mereka yang harus mati pada film End Game ini. Sampai-sampai Saya membaca sebuah kanal berita dengan headline "Fans Avenger Sampai Masuk Rumah Sakit Karena Superhero Kesayangannya Mati"

Ya, tidak bisa disalahkan sebenarnya.

Hal ini menandakan bahwa Marvel telah berhasil membuat film-film yang sangat digemari dan disayangi masyarakat luas.

Avengers: End Game memiliki hype yang sangat besar. Buat yang ingin menonton, jadilah penonton yang cerdas! Jangan buang sampah sembarangan didalam bioskop, karena kabarnya ada beberapa bioskop yang ber-operasi 24 jam penuh untuk mengatasi antusiasme masyarakat kepada film yang satu ini.

"Tapikan gue udah bayar, ntar pegawainya makan gaji buta dong"

Pernyataan bodoh, yang tidak perlu ditiru.

Meskipun sudah bayar, bukan berarti otaknya ikutan nganggur dan tidak dipakai.

Oh iya, untuk yang belum pernah menonton dan hanya ikut-ikutan hype, Saya sarankan untuk menonton terlebih dahulu barang 1-2 film dari MCU, agar kesannya Anda tidak terlalu bodoh saat pemutaran film di Bioskop.
Read More »

Daily Absurd

Sudah Malas Saja

Rabu, April 24, 2019

Img Src: unycommunity.com
Mungkin postingan kali ini Saya akan sedikit curhat..

Tapi, tidak apa. Saya tidak perlu meminta izin kepada siapapun.

Beberapa tahun, atau lebih tepatnya sekitar 4 tahun kebelakang, Saya merasakan apa yang banyak orang lain rasakan. Terutama, gagal dalam hal percintaan. Atau, terserah bagaimana kalimat yang lebih tepat untuk mewakili. Bukan karena Saya mengikuti dan memuja Indonesia Tanpa Pacaran yang sedang hype di Instagram. Justru Saya mengecam keras hal tersebut, karena semua postingan didalam akun tersebut mendiskreditkan bahwa pacaran hanya akan menambah dosa, dosa, dan dosa, tanpa sama sekali mengambil hal positif didalam sebuah hubungan percintaan.

Siap, kembali lagi. Terakhir kali Saya menjalin sebuah hubungan dengan seorang wanita (karena Puji Tuhan Saya masih normal), itu kalau tidak salah pada Saya menginjak semester 2. Kemudian memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri karena ada suatu dan lain hal yang tidak semestinya Saya jelaskan atau ceritakan di blog ini.

Jika Saya mengkalkulasikan total Saya menghabiskan waktu dengan mantan pacar Saya itu, adalah sekitar kurang lebih 3 tahun. Atau, bagaimana dari pihak mantan Saya yang menganggapnya lebih sebentar, mungkin? Mungkin ada perbedaan perhitungan, layaknya PILPRES tahun ini, karena dalam kurun waktu 3 tahun, kami berdua sering putus-nyambung-putus-nyambung, yang kemudian diakhiri dengan kata "putus".

Saya tipe orang yang sangat lama untuk melupakan sesuatu. Selama hampir 1 tahun, Saya masih belum bisa melupakan beberapa memori yang pernah Saya lalui bersama mantan Saya tentunya.

Hingga suatu ketika, ada salah satu perempuan yang entah kenapa tiba-tiba membuat Saya merasa bisa melupakan mantan Saya. Proses sebenarnya, tapi perempuan ini berhasil. Dia membuat Saya memiliki kemauan yang kuat lagi untuk berusaha.

Sayangnya, Saya tidak bisa melanjutkan perjuangan Saya dengan alasan yang cukup masuk akal menurut Saya pribadi. Anehnya, Saya tidak berani mengucapkan atau setidaknya spill the tea mengenai perempuan ini. Cukup menjadi rahasia Saya dengan Tuhan saja.

....

Beranjak dari beberapa perjalanan tersebut, Saya dikenalkan seorang perempuan oleh salah satu teman Saya yang juga mengenyam pendidikan di Jogja. Awalnya, Saya menolak. Dengan alasan, perempuan ini tidak berada di Jogja, melainkan berada didaerah tempat Saya berasal. Simple, hubungan Saya terakhir kandas karena masalah jarak. Saya di Jogja, mantan Saya di Jakarta. Saya tahan, dia tidak. Atau, sebaliknya.

Setelah sedikit dipaksa, Saya akhirnya ingin mencoba.

Tapi aneh, Saya tidak bisa merasakan apa-apa. Saya rasa, mungkin penyebabnya karena Saya belum pernah bertemu secara langsung dengan perempuan ini.

Deskripsi singkat mengenai perempuan ini:

Dia baik, malah cenderung sangat menerima orang baru. Sedikit menyebalkan memang ketika pertama kali mencoba menghubungi perempuan ini melalui sebuah aplikasi pengirim pesan, balasan yang Saya dapatkan sangat singkat, pertanda seorang perempuan tidak mau.

Sebagai lelaki, Saya lebih berusaha tentunya. Dan lama-lama, mungkin, ya dia berbaik hati mau menerima gurau-an sampah dari Saya. Perempuan ini sangat baik kepada Saya, bahkan Saya berani berkata bahwa perempuan ini adalah salah satu orang yang membuat Saya menjadi lebih semangat untuk mengerjakan skripsi agar Saya bisa cepat pulang ke daerah tempat Saya berasal.

Saya memiliki 1 pernyataan:

Saya yang jahat, atau bodoh, atau, tidak tahu apa penyebabnya. Saya jarang sekali menghubungi perempuan ini.

Saya memiliki 1 jawaban:

Ketika itu, Saya merasa takut.

Menurut Saya, perempuan ini memiliki paras yang cantik, meskipun itu relatif. Saya takut, ketika nanti kami berdua bertemu, dia akan merasa kecewa setelah melihat Saya secara langsung.

Saya sangat pesimis akan hal ini, karena itu pula Saya tidak pernah mau menerima tawaran perkenalan melalui media sosial, atau apapun bentuknya. Karena Saya pribadi lebih memilih berkenalan secara langsung, lalu mencoba menghubungi, dan jika responnya tidak baik, berarti dia tidak suka dengan Saya. Entah apapun alasannya, Saya terima.

Saya takut menerima penolakan.

Bodoh memang, tapi itulah yang sebenarnya.

.....

Tapi setelah mengumpulkan keberanian.

Saya mencoba mengajak perempuan ini bertemu, dengan cara mengajak dia untuk menonton film di bioskop. Sedikit mendadak, karena keberadaan Saya di daerah Saya berasal hanya 2 hari saja, setelah itu Saya langsung pergi lagi ke rumah orang tua Saya yang letaknya di kampung dan jauh dari kota.

Bukan rezeki Saya mungkin. Ketika Saya ajak bertemu, perempuan ini tidak mau, dengan alasan sedang capek karena baru pulang dari kerja.

Tak apalah, Saya pikir.

Selang beberapa menit, Saya melihat Instagram Storynya sedang bersama teman-temannya disebuah tempat.

Ya, Saya tidak mempermasalahkan hal itu sebenarnya. Mungkin saja dia sudah berjanji dengan teman-temannya, jauh sebelum Saya mengajaknya.

.....

Kejadian yang tidak menyenangkan kemudian datang.

Waktu itu, Saya bersama beberapa teman Saya sedang duduk santai disebuah kedai kopi. Bercerita ngalor-ngidul membahas ini dan itu, hingga sampai kepada pembahasan hubungan dan wanita.

Saya kaget, beberapa dari teman Saya membahas perempuan yang sedang Saya dekati ini.

Saya diam saja waktu itu, tidak berani berbicara, dan ingin mencari informasi.

Yang ternyata, perempuan yang sedang Saya dekati ini sebenarnya sudah pernah dekat juga dengan beberapa teman Saya.

Tidak ada hal lain. Hanya, perempuan ini pernah dekat dengan beberapa teman yang sudah lama Saya kenal.

Lalu Saya tertegun. Kemudian memutuskan untuk menghentikan usaha pendekatan Saya selama ini.

Saya tidak pernah bisa mendekati seorang perempuan, yang juga pernah dekat dengan teman Saya, apalagi, perempuan ini adalah mantan dari teman Saya. Prinsip

.....

Setelah lulus, lalu kembali ke daerah tempat Saya berasal, ada beberapa teman yang mencoba mengenalkan teman perempuannya kepada Saya, tapi tidak sedikit pula yang Saya tolak. Alasannya, sudah malas saja.

Saya sudah malas melalui masa pendekatan dari awal lagi.

Jangan kau kira Saya tidak suka lagi kepada perempuan. Tapi hanya sudah malas saja.
Read More »

Daily Absurd

HAPPY BIRTHDAY?

Kamis, Maret 21, 2019

Ulang tahun...

Saya sedikit merasa iri sebenarnya, dikala hampir seluruh teman Saya ketika berulang tahun selalu mendapatkan kejutan istimewa dari pasangannya. Terlihat sumringah ketika membuka kado, dan meniup lilin kue ulang tahun bersama.

Seumur hidup Saya tidak pernah mendapatkan kejutan dari pasangan. Meskipun pernah beberapa kali memiliki pasangan, tapi ya, kau bisa menebak sendiri.

Tapi,

Beberapa tahun belakang ini rasa iri itu hilang karena setiap hari ulang tahun, Saya selalu diberikan kejutan yang tidak terduga dari teman-teman kontrakan Saya. Disiram air rendaman pakaian Alan ketika tidur, dikuncikan diluar rumah ketika hujan deras, dan harus berurusan dengan bau menyengat dari campuran segala macam jenis limbah kontrakan. Atau, diikat lalu dilempari telur busuk ramai-ramai.

Tidak ada kue, tidak ada lilin, tidak ada kado.

Mereka tidak pernah memberikan itu semua, tapi sempurna. Menurut Saya kebersamaanlah kado itu. Rasa suka cita, gembira, tertawa bersama-sama ketika tahu Saya hampir muntah, itulah letak keindahannya.

Saya betul-betul rindu.

.....

Hari ini, Saya berulang tahun lagi. Puji bagi Tuhan masih memberikan Saya umur panjang.

Hari ini, Saya berulang tahun lagi untuk memperingati bahwa Saya sudah menginjak umur 23 tahun.

Spesial rasanya, diucapkan selamat secara langsung oleh kedua orang tua Saya. Karena selama beberapa tahun terakhir hanya melalui telepon.

Bedanya, tidak ada teman-teman kontrakan yang mengagetkan Saya ketika tidur hanya untuk mengucapkan ulang tahun. Tidak ada lagi bau busuk rendaman baju Alan selama seminggu.

Meskipun mereka masih saja tetap mengucapkan melalui media sosial.

Aneh rasanya,

Rasa iri itu datang lagi sekarang.

Selamat ulang tahun, untukmu, diriku.
Read More »

Daily Absurd

JOGJA, KEMBALI

Rabu, Februari 27, 2019


Yogyakarta
Img src: krjogja.com

15 Agustus 2014

Hari dimana untuk pertama kalinya Saya menginjakkan kaki ditanah Yogyakarta, yang katanya indah, dan sulit untuk dilupakan.

Hari dimana Saya harus memilih, antara menetap atau pulang. Sebab sudah tak diterima diperguruan tinggi idaman, meskipun di inginkan diperguruan tinggi lainnya.

Hari dimana kemudian Saya memutuskan bahwa Saya harus menetap di Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan, karena sudah diterima disalah satu perguruan tinggi swasta.


20 September 2014

Untuk kedua kalinya, Saya kembali ke Yogyakarta, setelah pagi-pagi buta harus menunggu dibandara karena terkena delay ketika ingin take off.
Kali ini, Saya satu pesawat dengan teman Saya, yang juga ingin melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Dimana ada ikut serta kakaknya dari Pontianak, dikhususkan untuk menjemput teman Saya. Karena kakaknya sudah berada di Yogyakarta sejak 4 tahun sebelumnya.

Penerbangan pagi membuat Saya mengantuk dipesawat, meskipun harus beberapa kali terbangun karena goyangan yang disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung... Saya masih takut naik pesawat... hingga sekarang.

21 September 2014

Hari dimana Saya menginjakkan kaki di kampus untuk ke tiga kalinya. Karena yang pertama kali adalah kuliah pendidikan dasar selama satu minggu untuk perkenalan kampus, dan kedua adalah ospek.

Tapi kali ini, Saya sudah resmi memiliki mata kuliah.

......

Time Skip.
Hari hari dan tahun berikutnya di isi dengan kegiatan biasa, diselingi sedikit drama untuk menambah bumbu perantauan.

Dimulai dari berpindahnya Saya dari rumah teman Saya untuk tinggal dikos sendiri, hingga akhirnya mengontrak sebuah rumah bersama ke-enam teman-teman sekelas Saya dikampus.

Dua tahun mengontrak, tinggal bersama-sama, dan melakukan seluruh kegiatannya bersama-sama pastilah meninggalkan banyak cerita yang Sayangnya tidak bisa Saya ceritakan sekarang, karena ceritanya akan panjang, mungkin suatu saat jika Saya sedang ingin, Saya akan membuatkan sebuah buku yang dikhususkan untuk menceritakan kehidupan Saya dan ke-enam teman Saya selama mengontrak.

Satu tahun terakhir, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrakan, dan kembali tinggal di kos masing-masing dengan alasan "Sudah mau selesai". Berat memang, tapi mau bagaimana lagi?

......

Takdir, mungkin. Saya sudah jatuh cinta dengan kota Jogja sejak awal, pun hingga sekarang rasa cinta Saya belum bisa hilang.
Banyak memori yang sudah tersimpan dikota ini. Banyak cerita yang sudah tertulis dikota ini.

Saya menemukan banyak sekali pelajaran hidup dari kota ini, melalui manusia, hingga tempat sekalipun.

Mulai dari cerita sedih, hingga suka ria sekalipun.

Jogja sudah merajut banyak cerita bagi setiap orang, termasuk Saya.
Jogja sudah berhasil menghipnotis setiap orang untuk tinggal, menetap, dan membuat koloni disana..
Jogja sudah berhasil membuat Saya menangis...

25 Februari 2019

Setelah hampir 5 tahun Saya disini, Akhirnya Saya meninggalkan Jogja..
Entahlah, meninggalkannya sebentar, atau selamanya

Saya berharap, sebentar, lalu kembali. Karena Saya betul ingin kembali.
Saya tidak perduli, entah ketika Saya kembali nanti, semua teman Saya sudah sibuk bekerja, atau bahkan sudah tidak berada di Jogja. Tapi Saya tetap ingin kembali.

Saya hanya ingin duduk disebuah kursi didepan teras kos pak sukino, memandang burung peliharaannya, sambil menyeruput coffee mix panas yang dibeli dari burjo a'a berambut metal dipertigaan barat Hartono Mall.

Saya hanya ingin merasakan ngantuk setiap jam 7 malam, lalu kembali segar ketika sudah jam 10 malam.

Saya hanya ingin duduk di oman kopi sambil menunggu seorang dengan cosplay bancinya mengamen.

Saya hanya ingin

Saya hanya ingin, kembali ke Yogyakarta.

:')
Read More »

Puisi

RANCU PERILAKU [PUISI]

Selasa, Februari 05, 2019

RANCU PERILAKU

Sebab tak ada musabab dari si empunya roti untuk membagi sebelah,
atau seperempat gandum.
Padahal diletakannya diatas kendi di ruang depan
guna menerima tamu dan bersenda tawa

Perihal disentuh tak berizin dan berbahaya.
Alhasil tamu hanya melihat diam,
padahal dalam hati mau mencuri tapi tak berdaya.

Bertanya pada siapa pula,
sebab si empunya tak menjelaskan pun tak memberi aba-aba.
Hanya asik duduk ditepian kendi menjaga roti,
sedang tamu duduk segan takut dikira pencuri.

-Gipsy Marpaung, Yogyakarta 2018.
Read More »

Daily Absurd

WISUDA, ORANG TUA, DAN TEMAN [RECAP 2.0]

Selasa, Februari 05, 2019


Q: Apa yang ingin kamu beri untuk orang tua?
A: Saya ingin memberikan kebahagiaan kepada mereka
Q: Dengan cara?
A: WISUDA

23 Januari 2019

Hari ini Saya akan terbang ke Jogjakarta bersama kedua orang tua Saya. Tentunya menggunakan pesawat, bukan menggunakan sulap ataupun menjahit sayap sendiri. Kami mengambil penerbangan sore, bukan juga karena kami satu keluarga pecinta senja, melainkan karena tiketnya murah.

Memboyong kedua orang tua untuk pergi ke Jogjakarta bukan tanpa sebab, melainkan untuk menghadiri acara wisuda Saya. Meskipun satu minggu belakangan orang tua Saya belum yakin anaknya di wisuda, karena belum ada bukti yang otentik. Undangan wisuda untuk kedua orang tua, contohnya.

Berulang kali juga Saya tegaskan kepada mereka, bahwa Saya bukan anak yang kurang ajar dan durhaka terhadap orang tua, dan tidak mungkin melakukan kebohongan sebodoh itu dengan cara mengaku wisuda padahal sudah drop out dari kampus dari pertengahan semester. Saya masih takut dosa.

Ketidakpercayaan mereka dilandasi karena banyak anak-anak dikampung Saya yang sudah melakukan hal bodoh seperti itu. Meminta uang untuk skripsi hingga wisuda, padahal sudah dikeluarkan dari kampus jauh sebelum mereka mengambil mata kuliah skripsi. Bukan satu-dua orang saja, melainkan sudah banyak. Untuk itu, kedua orang tua Saya memiliki landasan yang kuat untuk merasa takut dan ragu akan dibohongi anaknya.

Saya meminta salah seorang teman Saya untuk mencarikan kendaraan, agar orang tua Saya tidak perlu jalan kaki hingga ke tepi jalan raya hanya untuk memesan layanan ojek daring. Teman Saya menyanggupi, dan dengan baik hati menjemput Saya sekeluarga. Terimakasih, Avin.

26 Januari 2019 - Drama

Banyak drama dihari ini.

Dimulai dari teman adik sepupu Saya yang datang terlambat menjemput Ibu Saya untuk dandan, hingga layanan ojek daring yang sangat tidak profesional.

05:00 WIB

Ibu Saya masih gelisah menunggu teman adik sepupu Saya menjemput beliau untuk dandan. Hari terbaik anaknya, masa tidak dandan? Kata Ibu Saya. Setuju.

Akhirnya setelah beberapa episode Cinta Fitri selesai di tonton, teman adik sepupu Saya datang.

06:30 WIB

Ibu Saya baru selesai, Saya sudah sedikit dongkol. Terlalu lama hanya untuk berdandan. Bapak Saya yang notabene cepat naik darah juga ikut marah. Kakek & Nenek Saya tidak ikut marah, mereka menenangkan kami berdua.

Saya sedikit marah karena di undangan jelas tertera bahwa wisudawan harus datang jam 07:00 agar bisa absen dan briefing terlebih dahulu. Oke, Saya pasti terlambat. Karena jarak yang ditempuh dari kontrakan adik sepupu Saya ke tempat wisuda Saya terbilang lumayan jauh. Memakan waktu hampir 1 jam jika macet.

Awalnya Saya ingin menyewa mobil untuk hari-H wisuda. Tapi tidak jadi. Lebih baik menggunakan layanan ojek daring saja karena lebih mudah dan tidak pusing untuk mencari tempat parkir nanti di tempat wisuda.

Mungkin karena terlalu jauh, dan masih sangat pagi. Banyak dari mereka yang tidak mau menerima pesanan Saya. Kurang ajar memang. Sudah hampir 5 kali Saya memesan, selalu ditolak ataupun tidak dijawab. Kurang ajar kuadrat.

Skip--

Akhirnya Saya bersama keluarga sampai di tempat wisuda jam 07:20. Saya pikir sudah terlambat, tapi ternyata masih banyak yang belum datang, dan prosesi wisuda dimulai pada jam 08:00. Memang triple kurang ajar.

Touch down

Mengikuti prosesi wisuda memang membosankan menurut Saya. Hanya mendengar orang-orang yang memiliki jabatan berbicara sembari memberikan nasihat. Meskipun baik bagi kami, tapi banyak juga diantara para peserta wisuda malah mengantuk menunggu prosesi selesai.

Setelah semua tata cara selesai, kami para peserta wisuda disuruh memberikan bunga (sudah disiapkan oleh panitia wisuda) kepada orang tua kami masing-masing.

Acara berubah total, semua yang mengantuk, sekarang jadi pada menangis. Begitu pula dengan Saya, dan teman Saya Haidar, yang kebetulan sama-sama di wisuda.

Kedua orang tua Saya menangis bangga. Saya yang sebelumnya jarang sekali melihat Bapak Saya menangis, hari itu melihat beliau menangis karena bangga kepada Saya. Begitu pula Ibu Saya, dia menangis terharu.


....

Ahhh... Hari itu adalah salah satu hari terbaik didalam hidup Saya. Meskipun hari-hari lainnya juga baik, tapi dihari itu Saya sudah berhasil membuktikan kepada kedua orang tua Saya bahwa anaknya juga tidak ingin mengecewakan mereka.

Hari itu adalah hari paling indah juga buat Saya. Semua orang yang mengenal Saya mengucapkan selamat, semua teman-teman Saya juga datang. Memberikan salam hangat, memberikan ucapan, dan tertawa bersama.

Jika Saya jadi presiden nanti, 26 Januari akan Saya buat menjadi hari libur. Untuk memperingati bahwa hari itu adalah hari yang sangat spesial buat Saya.


Penutup

Ucapan terimakasih Saya persembahkan untuk kedua orang tua Saya, Kakek & Nenek Saya, serta kepada semua teman-teman Saya, baik yang datang dan mengucapkan, ataupun yang tidak sama sekali. Kalian semua adalah orang-orang baik yang Tuhan berikan kedalam hidup Saya. Saya harap, Saya bisa memberikan kebahagiaan kepada kalian semua, terlebih kepada kedua orang tua Saya. Terimakasih telah percaya kepada Saya.


Salam hangat, Gipsy Marpaung yang sudah mendapatkan gelar sarjana.
Yogyakarta, 5 Februari 2019.
Read More »

Celotehan Sok Bijak

CINTA BUKAN LUKA [CELOTEH SOK BIJAK]

Rabu, Januari 09, 2019

Kalau kamu pernah dipukul, kenapa masih bertahan?
Kalau kamu pernah dimaki, kenapa masih terima?
Kalau kamu pernah diancam, kenapa harus pasrah?

Bukankah, orang tuamu pun tak akan pernah tega?
.....

Beberapa minggu belakangan, Saya sedikit muak melihat headline berita mengenai kekerasan dalam hubungan (red:pacaran)

Bagi Saya,

Laki-laki yang berani memaki seorang wanita adalah sampah.
Laki-laki yang berani mengancam seorang wanita adalah sampah.
Dan, Laki-laki yang berani memukul wanita adalah sampah kuadrat.

Meskipun Saya benci feminisme, tapi Saya lebih benci laki-laki dengan kebodohan tak terhingga.

Konteks yang akan Saya bicarakan adalah, kekerasan yang dialami seorang wanita. Meskipun ada beberapa kasus sebenarnya yang dialami oleh pria. Tapi presentase yang lebih besar terjadi pada wanita.

Beberapa teman yang pernah bercerita mengenai hubungannya kepada Saya mengatakan bahwa kekerasan yang mereka alami sebenarnya masih bisa ditoleransi. Biasanya, kekerasan terjadi karena kedua belah pihak sedang dalam keadaan emosi. Tidak terkontrol, lalu terjadilah kekerasan yang disadari ataupun tidak disadari.

Ketika Saya tanya, kenapa masih bertahan?
Beberapa dari mereka menjawab: Saya yakin, suatu saat dia akan berubah.

Oke, Saya tidak mau berdebat jika sudah mendapatkan jawaban seperti itu.

Dari sudut pandang Saya, sifat manusia itu mutlak. Tidak bisa berubah, hanya piawai atau tidaknya dalam menyembunyikan.

Tapi, mungkin ini hanyalah 'ke sok tahuan' Saya.

Begini,

Laki-laki ini, hanya sekedar pacarmu bukan?
Lalu, sebegitu beranikah dia melakukan kekerasan terhadap dirimu?
Apakah dia menganggap bahwa dia memiliki hak 'istimewa' terhadap dirimu?
Apakah kamu menganggap bahwa dia memiliki hak 'spesial' atas dirimu?

Hai.
Bagaimana dengan orang tuamu?

Hidupmu dibawah kendali orang lain, yang belum tentu juga dia adalah temanmu hingga nanti?
Apakah kamu mau?

simple logic:
Jika kamu pernah mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pasanganmu. Lalu malam-malam berikutnya ketika ingin menjelang tidur, dia selalu mengatakan aku sayang kamu.

Apakah kamu masih percaya? put ur opinion.

Kalau Sayang, masa masih main tangan?
Lalu kamu menjawab, "ah mungkin itu hanya emosi sesaat. Nanti juga dia baik lagi"

Lalu ada yang bertanya lagi, "Jika Sayang, kenapa harus menggunakan kekerasan ketika emosi?"
Lalu kamu menyangkal untuk kedua kalinya. "Aku gak mau membenci orang hanya karena setitik kesalahannya, tanpa memandang beribu kebaikannya"

Jika sudah memasuki tahap ini. Kamu adalah wanita bebal.

Seorang pacar belum memiliki hak berlebih atas dirimu.
Menikah?
Silahkan, laki-laki memilikimu sepenuhnya. Kamu akan hidup hingga tua dengannya.

......

Apa yang kamu harapkan dari orang yang pernah memakimu? mencancammu? Parahnya lagi, memukulmu?

Perubahan?

Ayolah, jangan hidup didalam sebuah gelembung imajinasi yang kamu dapat dari sebuah tulisan ataupun visual.

Hidup itu hanya tentang memilih.
Read More »