Celotehan Sok Bijak

INTOLERANSI

Senin, Januari 16, 2017

Intoleransi antara umat beragama di indonesia
img src: citizendaily.net
*Tulisan ini tidak bertujuan untuk menyudutkan suatu pihak, kelompok, ataupun instansi. Tulisan ini pure pendapat saya pribadi*

INTOLERANSI. Sudah jelas, wikipedia menjabarkan intoleransi adalah suatu bentuk kurangnya toleransi terhadap kepercayaan atau praktik agama lain. (sumber id.wikipedia.org)

Andaikan seseorang yang baru lahir dapat memilih sendiri kepercayaan apa yang akan dia anut seumur hidupnya, tentu kata INTOLERANSI tidak pernah ada. Nyatanya, semua itu tidak mungkin bisa. Agama ataupun kepercayaan sudah diturunkan ke anak sejak lahir dari para pendahulunya (orang tua).

Pernah Saya mendengarkan suatu khotbah mingguan disebuah gereja. Kala itu, seorang pendeta pusat datang untuk memberikan pelayanan didalam gereja itu. Tidak secara keseluruhan, inti dari khotbah pendeta itu adalah "Seseorang tidak akan percaya pada sesuatu hal, yang sejak lahir tidak pernah dia percayai".

Ya, satu poin yang menurut Saya pribadi adalah benar adanya.

Kita sebagai manusia yang memiliki akal tentunya menyadari hal itu. Apalagi, sesuatu yang tidak pernah kita percayai sejak kita dibekali pikiran.

Contoh kecilnya. Sejak dini, kita diajarkan dan diberitahu bahwa bumi itu berbentuk bulat. Dan baru-baru ini teori bumi berbentuk datar muncul. Lalu, apa yang terjadi? Banyak yang menolak, sama seperti Saya. Saya menolak akan keberadaan teori bumi berbentuk datar. Karena sejak dini Saya diberitahu bahwa bumi itu berbentuk bulat.

Kepercayaan pun seperti itu.

Setahu Saya, tidak ada satupun Agama yang mengajarkan tentang kebencian, kemunafikan, membunuh, berdusta, mencuri, ataupun hal keji lainnya. Jika ada, Saya yakin bahwa agama itu sesat.

Saya lahir dari seorang ibu Jawa, dan seorang bapak Batak. Saya dibesarkan dilingkungan yang didalamnya terdapat 80% orang jawa, dengan seluruhnya beragama Islam. Disana, Saya sebagai penganut agama minoritas, tidak merasakan adanya sebuah perbedaan yang besar dan mencolok. Saya dibebaskan bermain dengan siapa saja, begitu juga teman-teman saya mereka dibebaskan bermain dengan Saya yang beragama lain. Orang tua mereka juga tidak pernah melarang Saya untuk ikut sahur ataupun berbuka dikala bulan Ramadhan.

Dilain waktu, Ustadz yang sedang mengajari teman Saya sewaktu TPA juga tidak pernah melarang Saya untuk menunggu didalam Masjid hingga mereka selesai. Karena Saya memiliki rasa tidak enak, dan takut menganggu kegiatan mereka, Saya hanya menunggu diluar.

Ketika hari Natal tiba, 80% orang tadi selalu mengunjungi rumah Saya untuk mengucapkan Selamat Natal. Lalu pertanyaan Saya, apakah 80% orang-orang ini sudah berdosa karena mengucapkan Natal kepada Saya dan keluarga?

Toleransi itu sangat penting. Tidak ada yang bisa memilih ketika dilahirkan ingin mengikuti kepercayaan yang mana.

Indonesia, sekarang adalah masa-masa dimana toleransi semakin mengecil. Suatu kepercayaan ditindas karena hanya minoritas. Politik menjadi penyebab utama, dimana kegiatan politik disangkut pautkan dengan sebuah agama dan kepercayaan.

Orang-orang selalu menginginkan Negara berkembang ini bisa berubah menjadi Negara Maju. Tetapi didalamnya masih terdapat masalah yang dari dulu hingga sekarang belum bisa terselesaikan karena hasrat sebagian orang untuk menguasai atau memimpin.

Aneh menurut Saya, jika seseorang masih memiliki sifat intoleransi ditahun milenium ini.

Semoga selanjutnya orang-orang akan mengerti bahwa perbedaan itu juga dapat memberikan dampak positif bagi setiap orang. Karena perbedaan itu indah, jika kita bisa melihat dari sisi positifnya.
Read More »