Karya

Sebuah Kertas Kehidupan "Biasa"

Sabtu, Desember 26, 2015

Cerpen Cinta
Img src: khazanah.republika.co.id

Drttt...drttt... Getaran yang berasal dari handphone tua yang memiliki layar retak berhasil mengagetkanku dari lamunan yang sedari tadi membuat aku terdiam mematung. Aku diam beberapa saat, hingga rasa penasaran muncul secara perlahan untuk sekedar melihat sebuah pesan yang sedari tadi meminta untuk dibaca.

From Ana: "Sorry, tidak denganku"

Sebuah kata yang mampu membuatku ingin menghentakkan kepala dimeja cafe ini berulang kali.

"Bodoh!" Aku berteriak, mengutuk diriku sendiri didepan banyak orang.

Tak lama berselang, aku semakin terlihat seperti orang idiot yang kehilangan arah. Seluruh pasang mata para pengunjung cafe melihatku dengan ekspresi muak. Mungkin mereka pikir, aku orang gila yang sedari tadi melamun, kemudian berteriak seperti sedang kesurupan.

Segera aku meninggalkan cafe keparat itu, beserta orang-orang didalamnya. Di titik ini, aku merasa hanya seorang diri. Aku muak! Lagi-lagi aku mengutuk diriku sendiri dengan sumpah serapah yang sedari tadi aku ucapkan dalam hati.

"Anjing!!, aku sangat bodoh!"

Mungkin dengan mengeluarkan makian ini, aku bisa membaik. Tapi, saat ini aku tidak bisa berpikir rasional, semuanya hitam. Sepanjang jalan, aku hanya mendengar suara lalu lalang kendaraan yang melaju dengan velositas tinggi. Ditambah klakson mobil yang sedari tadi selalu ingin berada didepan.

Aku hanya ingin cepat tiba dikamarku, aku masih belum puas mengeluarkan makian dan kutukan yang aku tujukan untuk diriku sendiri. "Kenapa aku sangat bodoh? Kenapa aku bisa berpikir seperti ini?" Kata-kata itulah yang sedari tadi aku pikirkan disepanjang jalan.

....

Jarum jam menunjuk ke angka 10.45, yang berarti aku sudah melamun hampir 5 jam lamanya. Melamunkan hal bodoh, dan mengingat semua kejadian dari titik awal. Titik awal kehancuran didiri sendiri. Seperti bom waktu, yang hanya menunggu menunjukkan angka 0.

....

Ketika aku mengingat semuanya... Aku mulai sadar, bahwa ini semua adalah salahku....

Satu tahun yang lalu, aku duduk disudut ruang tunggu sebuah rumah sakit swasta dikotaku. Menunggu namaku dipanggil oleh Dokter yang sedari tadi sibuk memerika pasien-pasien lain didalam ruangan berdiameter 4x3. Aku menyibukkan diri untuk menghilangkan kebosanan dengan bernyanyi pelan, hampir tak terdengar oleh telingaku sendiri.

"Hendro Dirgantara"

Akhirnya terdengar seorang wanita memanggil kuat namaku. Entah berasal darimana, tetapi aku dapat mendengarnya dengan jelas. Merdu, sangat merdu.

Aku melangkah pelan, menyusuri lorong rumah sakit untuk bertemu dengan dokter. Aku sedang sakit, tiga hari ini badanku terasa dingin, setiap pagi aku selalu bergetar kedinginan dan kepalaku selalu terasa berat.

Setibanya diruangan dokter, aku tidak melihat siapapun didalamnya. Sunyi, hanya terdengar suara air dari kamar mandi yang menetes sesekali. Aku duduk, dan lagi-lagi aku harus menunggu. Aku tidak suka menunggu, aku benci menunggu, karena ini adalah kegiatan yang menurutku sangat tidak berguna!

Sepuluh menit berlalu, tidak seorangpun masuk kedalam ruangan tersebut. Bosan menghampiri, dan ketika aku berniat keluar, ada seorang wanita yang tiba-tiba masuk kedalam dan berkata "Maaf, Dokter sedang menerima telfon dari Rumah Sakit lain. Mohon ditunggu sebentar".

Aku mengingat-ingat suara yang barusan aku dengar. Ya, dia adalah wanita yang memanggil namaku dengan suara merdunya. Lebih dekat aku mendengar suaranya, kali ini semakin merdu.

Cantik, sangat cantik. Itulah kesan pertama yang aku dapatkan dari wanita ini. Sedikit terlintas, aku pernah melihatnya. Tapi, aku tidak tahu pasti dimana dan kapan aku melihatnya.

....

Entah kenapa, aku mulai tidak nyaman dengan perasaanku. Aku semakin penasaran dengan wanita tersebut, aku ingin mengetahui lebih jauh lagi, siapa wanita itu sebenarnya. Kenapa tiba-tiba otakku dipenuhi oleh wajah wanita bersuara merdu tersebut.

....

Seminggu berlalu, dan seminggu ini aku habiskan dengan memikirkan wanita bersuara merdu yang aku temui dirumah sakit. Apakah aku bodoh? Mungkin. Dan mungkin inilah yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

....

Minggu 11.00

Hari ini aku duduk menyelesaikan desainku disebuah cafe yang terletak tidak jauh dari indekostku. Ya, aku adalah seorang karyawan yang bekerja diperusahaan swasta sebagai seorang desainer grafis. Aku juga sering bekerja freelancer, sebagai seorang yang mendokumentasikan sesuatu berbentuk film.
....

Aku hanya seorang babu perusahaan yang tinggal dikamar berukuran 3x3, yang sudah dua tahun ini tidak pernah aku bersihkan. Busuk, itu adalah kesan yang orang lain dapatkan ketika berkunjung kekamarku. Tapi untukku, kamar ini adalah hasil dari semua kerja kerasku. Aku mencium apa yang orang lain cium, tetapi akan berbeda wanginya jika masuk ke rongga hidungku. Aku sudah terbiasa, aku senang dengan bau kamarku.

....

Beberapa jam kemudian, aku mulai bosan dengan apa yang sedang aku kerjakan. Aku mengamati sekitar ruangan cafe, mencari hal-hal lucu yang biasanya akan aku tertawakan didalam hati. Ya, aku adalah orang yang suka mengolok keburukan orang lain, padahal aku sendiri mungkin lebih buruk dari mereka.

Pandanganku terhenti, ketika aku menemukan seorang wanita yang sedang duduk persis didepanku. Hanya berjarak dua meja dari tempat aku duduk. Sedang tersenyum melihat layar handphonenya. Lagi-lagi, aku merasa bahwa aku pernah melihat wanita ini.

Ya! Aku ingat! Dia adalah wanita bersuara merdu yang seminggu lalu aku melihatnya tiba-tiba masuk kedalam ruangan periksa, memakai baju putih, memberitahukan bahwa dokter yang akan memeriksaku sedang menerima telfon dari rumah sakit lain.

Seketika, aku merasa gembira. Entahlah, aku tidak tahu apa yang mendasari kegembiraan ini. Gembira, seperti anak kecil yang baru saja dibelikan mainan kesukaannya.

Rasa penasaran mengalahkan rasa maluku. Aku mendatangi wanita tersebut, dan duduk dikursi depannya. Memandang penuh rasa penasaran, kemudian membuka pembicaraan "Hey, bukankah kau wanita yang aku temui dirumah sakit, seminggu yang lalu?" Aku sudah tidak perduli, apa yang akan dilakukan wanita ini. Apakah dia akan pergi, atau apakah dia mengira aku seorang penjahat yang memata-matainya. Atau aku dianggap seorang psycho, karena tiba-tiba datang dan bertanya pertanyaan yang mungkin dia sendiri tidak tahu mengenai apa yang aku tanyakan.

"Ya, aku mengingatmu"

Suara merdu wanita itu kembali aku dengar. Entah kenapa, kali ini suaranya semakin lembut, merdu dan sangat-sangat merdu.

"Apa kau benar-benar mengenaliku?" Wanita itu melanjutkan perkataannya.

"Ya, tentu saja. Kau adalah wanita dengan pakaian putih, yang tiba-tiba datang dan memberitahukan jika dokter yang akan memeriksaku sedang menerima telfon dari rumah sakit lain" Jawabku tegang.

"Selain itu?" Tambah wanita cantik yang sedari tadi memandangiku dengan ekspresi yang sulit aku tebak.

"Mungkin hanya itu. Tetapi, dilain waktu aku juga pernah melihatmu... Entah kapan, tapi aku merasa pernah melihatmu." Lagi-lagi aku menjawab, tetapi kali ini keteganganku mulai menghilang.

"Mungkin..." Wanita itu hanya menjawab satu kata. Kemudian diam...
"Kau benar, kau pernah melihatku dilain waktu" Dia melanjutkan perkataannya.

Aku terkejut, dan rasa penasaranku semakin besar. Aku berkeringat. Menunggu perkataan selanjutnya, yang akan keluar dari wanita bersuara merdu itu.

Beberapa menit berlalu, wanita itu hanya diam sambil memandangi layar handphonenya, sambil mengetik-ngetik sesuatu yang aku sendiri pun tidak tahu isinya. Rasa penasaranku lambat laun hilang. Aku pikir, mungkin dia hanya bercanda. Menganggapku orang asing, yang tiba-tiba melontarkan pertanyaan bodoh. Jelas bodoh, tentu saja dia tidak mengingatku. Aku hanya pasien biasa yang memeriksakan diri ke dokter. Banyak pasien sepertiku yang seminggu lalu juga bertemu dengannya.

Ketika aku ingin memalingkan badan dan kembali ke kursiku, dia mulai melanjutkan perkataannya. "Hey, kau benar-benar tidak mengingatku?" Dia kembali menanyakan pertanyaan yang membuat aku semakin bingung.

"Tidak" Jawabku sekenanya.

"Kau sombong haha," Kembali wanita itu membuat aku berpikir.
"Ingat Randy? Tiga tahun yang lalu aku adalah pacarnya". Dan kau teman Randy bukan? Haha" Wanita itu tertawa terbahak-bahak. Seakan-akan aku adalah bahan lelucon.

"Hah?! Apakah kau Ana?" Tanyaku terkejut.

"Ya, aku Ana. Hahahaha" Kali ini tawanya makin besar, hingga seisi cafe mendengar tawanya.

"Wow, kau tampak berbeda Ana. Dimana kacamatamu? Dan kau sekarang mengenakan kawat gigi" Tanyaku keheranan.

"Hahaha, kau masih saja lucu. Aku pikir kau pura-pura tidak mengenaliku. Aku sudah tidak mengenakan kacamata. Aku sekarang menggunakan softlens, lebih praktis. Dan kawat gigi, aku ingin meratakan gigiku. Kau tahu sendiri, dulu gigiku sedikit tidak rata haha". Jawabnya, masih diselipi dengan tertawa.

Aku mengingat-ingat memori usang tiga tahun yang lalu. Ternyata ada Ana dimemori tersebut. Seorang wanita kurus dengan perawakan tinggi, yang berpacaran dengan temanku ketika kami SMA.

Tetapi, sekarang dia begitu berbeda. Berubah 180 derajat. Aku saja tidak mengenalinya. Dia sekarang mengenakan kawat gigi, katanya untuk meratakan giginya. Atau mungkin untuk menjaga giginya agar tidak lepas, pikirku. Kulitnya semakin putih, meskipun sejak dulu dia sudah memiliki kulit putih. Sedikit berisi, tidak kurus seperti tiga tahun lalu. Kacamatanya pun sudah tidak dikenakannya, dia sekarang menggunakan softlens. Pantas saja matanya berwarna kecoklatan.

....

17.00

Tidak terasa sudah sekitar dua jam kami berdua mengobrol, membicarakan kenangan semasa SMA. Sedikit yang bisa disimpulkan dari ceritanya, setelah lulus SMA ternyata Ana melanjutkan kuliahnya disalah satu perguruan tinggi Jakarta. Mengambil jurusan Keperawatan gigi. Setelah lulus, dia kembali kekota ini dan mencari pekerjaan. Dan satu tahun yang lalu, Ana resmi bekerja menjadi Asisten Dokter. Katanya, hanya ingin mencari pengalaman. Kemudian membuka prakteknya sendiri.

Ya, aku tidak mengira. Keputusanku memeriksakan diri dirumah sakit ternyata berujung baik. Padahal sedari dulu, aku paling anti untuk datang kerumah sakit. Aku tidak ingin sakit, dan aku benci rumah sakit!

....

Setelah kejadian itu, aku dan Ana sering bertemu hanya untuk sekedar mengobrol ringan ataupun dia meminta bantuanku untuk mendesain sesuatu. Karena diawal pertemuan aku sempat menceritakan bahwa aku bekerja sebagai seorang desainer grafis kepada dia.

Seandainya dia tahu. Tiga tahun yang lalu, ketika pertama kali aku melihat dia berlari karena terlambat dihari senin saat mengikuti upacara bendera, aku sudah suka kepadanya. Sayangnya, ketika dulu aku ingin mengenalnya, aku mengetahui kabar jika Randy temanku adalah pacarnya.

Sangat disayangkan. Randy adalah pria tampan, idola semua wanita disekolah. Tinggi, putih, dan mungkin semua kelebihan ada pada temanku ini. Aku kalah telak, aku hanya seorang pecundang yang cuma membayangkan menjadi seperti Randy.

Aku selalu berpikir, tidak mungkin orang sepertiku bisa memiliki wanita cantik seperti Ana. Sementara selera Ana, pasti sekelas pria seperti Randy. Sedangkan aku? Tidak akan dipikirkan sama sekali! Ya, aku tidak memiliki rupa yang di impikan seorang wanita. Pendek, hitam, dekil, gaya kampungan, dan tidak berbakat. Aku juga bukan berasal dari keluarga kaya, aku hanya seorang anak dari petani kampung. Ya, aku adalah pecundang!

....

Minggu, Pertengahan November 2012

Hari ini, aku diminta Ana untuk datang ke cafe biasa. Cafe dimana aku menyadari, bahwa wanita cantik bersuara merdu itu adalah Ana, teman semasa SMAku. Ana memintaku untuk datang jam delapan pagi.

Keparat! Hari minggu yang biasa aku gunakan untuk bangun siang, karena terbebas dari pekerjaanku sebagai babu perusahaan, dirusak oleh seorang Ana. Anehnya, aku tidak keberatan. Dan aku merasa senang.

Jam menunjukkan pukul tujuh. Aku segera bergegas mandi dan berangkat. Sekitar jam delapan, aku sampai dicafe yang sudah tidak asing lagi bagiku. Tepat didepan pintu masuk, aku melihat Ana sudah duduk, mengenakan pakaian rapi. Dan selalu terlihat cantik. Mungkin, setiap hari Ana semakin cantik. Itu adalah pikiranku.

"Sial!!" Aku bergumam, karena aku datang terlambat. Ya, aku tidak suka terlambat. Apalagi jika bertemu dengan Ana, aku tidak ingin melewatkan satu menitpun kebersamaanku dengan Ana. Semua ini gara-gara jalanan yang macet! Metromini yang aku tumpangi jadi sering terhenti, keparat!! Aku terus bergumam sembari berjalan kearah Ana.

"Hey, sudah lama?" Aku membuka pembicaraan, sambil mengeluarkan laptop dari tas kusam kepunyaanku.

"Tidak, baru beberapa menit. Pesananku juga belum datang" Jawabnya dengan suara merdu.

Tak henti-hentinya aku mengatakan bahwa Ana memiliki suara merdu dan wajah yang cantik. Ya, menurutku dia adalah wanita sempurna, sangat-sangat sempurna. Jika dibandingkan dengan aku, aku lebih terlihat seperti supirnya, atau bahkan pembantunya.

"Maaf tadi macet, ada apa kau menyuruhku kesini?" Aku bertanya sambil melihat-lihat menu, memikirkan apa yang akan aku pesan. Meskipun aku sedang tidak punya uang, aku rela datang ke cafe mahal ini demi bertemu dengan Ana.

"Anak dokter dirumah sakitku dua hari lagi akan merayakan ulang tahunnya. Lalu dokter itu menyuruhku untuk mendesain undangan ulang tahun untuk anaknya. Apakah kau bisa membantuku?" Pintanya, kali ini tidak perlu lagi dijelaskan mengenai suaranya. Tetap lembut, dan merdu.

"Itu hal yang sangat mudah bagiku, akan aku kerjakan sekarang" Jawabku antusias. Apapun yang Ana minta, aku akan coba mengabulkannya. Seperti jin botol, tapi aku seorang manusia.

Dibeberapa kesempatan disela-sela pekerjaanku mendesain undangan permintaan Ana, aku selalu mencuri-curi pandangan, melihat wajah Ana yang sangat cantik. Kadang aku terlena, hingga lupa dengan pekerjaanku. Aku selalu suka, ketika dia bertanya mengenai caraku bekerja, dan bagaimana cara mendesain sesuatu agar terlihat lebih menarik.

....

12.45

Aku menyelesaikan desain yang diminta Ana. Sedikit lama, karena terkadang aku diganggu oleh Ana.

Biasanya, aku akan marah jika aku diganggu ketika sedang bekerja. Tetapi, lain halnya dengan Ana. Aku tidak bisa marah kepada Ana. Malah, aku sangat suka ketika dia mengganggu dan membuatku harus mengulang desain dari awal.

Difase ini, aku semakin gila. Rasa suka tiga tahun lalu terus ada, dan dari pertemuan lalu, rasa suka kepada Ana semakin besar.

Kadang aku berpikir, apakah ini semua rencana Tuhan? Menemukanku dengan Ana, yang dari tiga tahun lalu aku sudah tidak pernah lagi bertemu dengannya. Jika ini rencana Tuhan, apakah akan indah untuk diriku? Tetapi, dengan segera aku menghilangkan pikiran ini. Aku hanya ingin memikirkan Ana, Ana, dan Ana.

....

Intensitas pertemuanku dengan Ana semakin tinggi. Aku yang biasanya tidak semangat untuk menjalani hari kerjaku, kini menjadi lebih bersemangat. Aku yang tidak pernah membersihkan kamar indekostku, sekarang setidaknya dua minggu sekali selalu aku bersihkan. Kini bau busuk yang menemani hari-hariku selama dua tahun belakangan sudah hilang, tergantikan dengan pewangi ruangan, wangi yang dicampur dengan cinta.

Ana semakin sering datang ke indekostku hanya untuk menumpang makan siang, ataupun jika dia sedang suntuk dirumah. Aku selalu senang jika Ana datang. Dan akan selalu senang.

....

Rabu, Akhir Maret 2013

Seiring berjalannya waktu, hubunganku dengan Ana semakin lama semakin dekat. Aku merasa, bahwa Ana memiliki rasa kepadaku. Bukan terlalu percaya diri, tetapi dari perlakuannya beberapa bulan belakangan ini, dia sering menunjukkan perhatiannya kepadaku.

Ketika aku sakit dan tidak bisa bekerja, dia datang ke indekostku untuk sekedar membelikan aku obat dan membelikan aku makan. Ataupun ketika aku mengajak dia untuk menonton salah satu film dibioskop, dia tidak pernah menolak. Meskipun beberapa kali aku sempat melihat dia berbicara melalui telfon dengan seseorang.

Tetapi aku yakin. Dan kali ini, aku tidak ingin menjadi seorang pecundang, lagi. Aku harus berani mengungkapkan perasaanku sejak tiga tahun yang lalu, ketika pertama melihat dia. Aku tidak ingin tertinggal dibelakang lagi. Dan aku harus menerima semua resiko yang terjadi selanjutnya.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Sejak seminggu yang lalu, aku sudah mempersiapkan rencana untuk memberikannya kejutan. Aku memilih memberikannya kejutan dicafe tempat pertama kami bertemu. Ya, cafe dipinggiran jalan dekat indekostku.

Aku mempersiapkan semuanya dengan matang. Dan dengan mudah aku mendapatkan izin dari supervisor cafe tersebut, mungkin karena aku sering berada disana.

Tidak mewah, dan tidak mahal. Hanya sebuah meja yang dilengkapi dengan lilin, dan band akustik yang nantinya akan menyanyikan lagu sesuai dengan permintaanku. Aku ingin membuat candle light dinner sederhana dengan Ana. Aku pikir, Ana suka dengan kesederhanaan.

18.30

Aku berdandan rapi, layaknya seorang pria tampan. Aku sudah menyiapkan parfum kesukaan Ana, untuk aku pakai malam ini. Rambut yang sudah lama tidak aku sisirpun malam ini akan aku sisir serapi mungkin. Aku sudah siap. Karena malam ini adalah malam spesial, aku tidak ingin terlambat. Aku meminjam motor teman indekostku, yang kebetulan tidak dia pakai.

....

"Ana, bisa kau datang ke cafe biasa? Ada hal penting yang ingin aku katakan" Jari-jariku mengetikkan pesan singkat melalui handphone tuaku.

Hingga setengah jam, Ana masih belum membalas pesan yang aku kirimkan. Aku mencoba mengirimkannya lagi, tetapi hasilnya masih sama. Tidak ada balasan yang muncul dihandphoneku.

Kali ini, aku masih berpikir bahwa Ana sedang sibuk, ataupun ketiduran karena seharian sudah lelah bekerja.

Hingga jam menunjukkan pukul 20.00 Ana masih tidak membalas pesanku. Sementara orang-orang mulai berdatangan dan memenuhi cafe tempat aku berada. Aku cemas, tetapi aku masih bisa mengontrol emosiku.

Kali ini, jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Aku sudah tidak sabar menunggu. Aku pulang dengan perasaan kecewa, tetapi aku terus berpikir bahwa Ana sedang memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, ataupun tertidur karena lelah.

Aku membuka pintu indekostku, pulang dengan perasaan campur aduk. Bingung, atau frustasi, akupun tidak tahu.

Tak berselang lama, aku tertidur....

....

Keesokan paginya aku bangun, bersiap-siap dan bergegas pergi kerumah Ana. Kali ini aku menggunakan metromini, menyebabkan aku harus mengikuti kegiatan "macet" yang sudah menjadi tradisi dikota ini.

Setibanya dirumah Ana, aku tidak mendapati Ana ada disana. Aku pikir, mungkin dia sedang pergi.

Lalu aku memutuskan untuk pergi. Kali ini aku pergi kesebuah cafe kecil, tidak begitu mahal, dan sangat cocok untuk tidak menguras isi dompetku.

Cafe ini berseberangan dengan cafe paling mahal dikota ini. Cafe Letra, itu adalah nama cafe tersebut. Cafe tempat orang-orang kaya menghabiskan uangnya, cafe tempat anak muda yang memiliki kebiasaan dan sifat hedonism berkumpul, dan cafe tempat dimana para pengusaha bertemu.

Dari sini, terlihat sebuah mobil mewah dan mahal berhenti didepan cafe tersebut. Aku berpikir, yang ada didalam mobil tersebut pastilah orang kaya. Sangat kaya, hingga kendaraannya pun harus memiliki harga yang mahal.

Tiba-tiba... Aku terkejut... Ketika yang keluar dari mobil itu adalah seorang pria tampan, berperawakan tinggi, putih, dan memakai setelan khas orang kaya, bersama seorang wanita yang sangat-sangat aku kenali. Ya, pria itu bersama Ana.

Terlihat mereka berdua sangat akrab, bergandengan tangan hingga memasuki cafe tersebut.

Aku sangat terkejut. Seketika tubuhku menjadi beku, aku sulit bernafas dan emosiku sebentar lagi naik. Aku harus pergi dari cafe ini. Tapi aku tidak bisa pulang ke indekostku, karena semakin aku sendiri, semakin pula aku banyak memikirkan suatu hal.

Aku lebih memilih pergi ke cafe biasa, cafe dimana aku dan Ana sering menghabiskan waktu.

Cafe ini terlihat ramai, entahlah mungkin karena hari ini adalah hari libur. Aku duduk persis ditempat aku duduk tadi malam. Aku memandangi sekitar, sambil mengajukan banyak pertanyaan didalam hati. Mungkin pertanyaannya terlalu retoris, tetapi aku tetap bertanya.

Aku beranikan diri untuk mengetikkan pesan singkat untuk Ana.

"Ana, kau dimana? Kenapa tadi malam kau tidak membalas pesanku?" Jari-jariku serasa berat untuk mengetikkan pesan singkat ini.

Lagi-lagi, aku harus menunggu lama untuk mendapatkan jawaban pesan dari Ana.

Aku memesan kopi kepada pelayan cafe ini, tidak perlu berkata, karena pelayan cafe ini sudah mengenalku dan menghafal kopi pesananku. Ya, kopi hitam dengan dua sendok gula.

Dua jam berlalu, handphone tuaku bergetar dan kali ini tertulis nama "Ana" dilayar depan. Aku segera membuka pesan yang Ana kirimkan, lalu membacanya.

"Dirumah, aku baru saja pulang dari Letra. Dengan kekasihku" Begitulah balasan yang tertulis dilayar handphoneku.

Degg.. seketika darah disekujur tubuhku seperti naik keatas kepala. Aku ingin berteriak, tetapi aku sadar aku berada dikerumunan orang banyak.

Batinku berperang hebat, seperti pertempuran yang tidak pernah bisa dipadamkan. Tetapi aku masih memberanikan diri untuk membalas pesan Ana.

"Kau tahu, sejak tiga tahun yang lalu, dihari senin, ketika aku melihatmu berlari terengah karena terlambat, aku sudah menyukaimu. Kau layaknya wanita paling sempurna dimataku. Ketika ingin berkenalan, aku mendapat kabar bahwa kau adalah pacar temanku. Aku kalah sebelum berperang, aku adalah seorang pecundang. Ya, seperti seorang budak yang menyukai ratunya. Berharap strata sosial tidak berpengaruh penting bagi kehidupan.

Tapi, kali ini aku tidak ingin menjadi seorang pecundang. Aku ingin mengatakan, aku suka kamu Ana. Dan mungkin, aku mencintai kamu. Ya, aku tahu jika dibandingkan dengan pacarmu, aku hanya seperti setitik kotoran disepatu mahalnya. Aku, hanya ingin mengungkapkan, karena aku takut aku tidak mempunyai waktu lagi untuk mengatakan."

Aku mengirim pesan itu dengan jari-jari yang sudah lemah. Aku tidak mempunyai harapan lagi, seperti kembali ke beberapa bulan yang lalu, ketika aku belum memeriksakan diriku ke dokter. Ketika aku belum mendengar suara merdu dari seorang wanita, ketika aku belum melihat wajah cantik seorang wanita, dan ketika aku belum mengetahui bahwa wanita cantik yang ada diotakku adalah temanku tiga tahun yang lalu.

Aku melamun, ditengah kesedihanku.

Drtt... Drtt... getaran dari handphone tuaku mengagetkan lamunanku, sebenarnya aku tidak ingin membuka pesan itu, tetapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutku. Dan ketika aku membukanya, aku membaca,

From Ana: "Sorry, tidak denganku"

Sebuah kata yang mampu membuatku ingin menghentakkan kepala dimeja cafe ini berulang kali.

"Bodoh!" Aku berteriak, mengutuk diriku sendiri didepan banyak orang.

Tak lama berselang, aku semakin terlihat seperti orang idiot yang kehilangan arah. Seluruh pasang mata para pengunjung cafe melihatku dengan ekspresi muak. Mungkin mereka pikir, aku orang gila yang sedari tadi melamun, kemudian berteriak seperti sedang kesurupan.

Aku berteriak, "Cafe Keparat!", ya karena cafe ini adalah tempat dimana aku mengetahui bahwa wanita bersuara merdu yang aku pikirkan selama satu minggu adalah Ana, teman semasa SMAku.

....

Didalam indekost, aku merenungi apa yang terjadi, sembari terus mengutuk diriku sendiri dengan sumpah serapah yang sedari tadi aku lontarkan.

Aku berpikir, dan terus berpikir.

Ketika aku mengingat semuanya... Aku mulai sadar, bahwa ini semua adalah salahku....

Semua pemikiranku selama ini ternyata salah. Ya, seorang wanita cantik tidak akan mungkin menyukaiku, seorang biasa. Pria miskin yang kekurangan uang, tinggal di indekost berukuran 3x3 dan setiap hari hanya pergi menggunakan metromini.

Aku terlalu berharap. Lagi-lagi, berharap bahwa strata sosial tidak berpengaruh. Kenyataannya, didunia ini tidak seperti yang kita harapkan. Seseorang yang memiliki rasa cinta dan sayang yang besar, akan kalah dengan seseorang yang memiliki mobil mewah, lengkap dengan pakaian khas orang kayanya.

Seorang biasa, tidak akan bisa bersama dengan orang luar biasa.

Dan sekarang, aku menyadari. Bahwa...

Seorang wanita sempurna, tidak akan bisa tertulis disebuah kertas kehidupan orang biasa. Menuliskannya saja butuh keberanian yang besar, dan harus bersiap untuk kecewa, karena lembar yang sudah tertulis akan robek dengan sendirinya.

Ya, aku tidak bisa melanjutkan untuk menulis namamu hingga sampai pada lembar kertas akhir buku kehidupanku. Karena namamu akan tergantikan dengan nama wanita lain, yang lebih sempurna darimu, lebih tulus darimu, dan lebih memiliki perasaan daripada dirimu. Dan tentu saja, wanita itu akan mencintaiku karena kekuranganku, bukan kelebihanku :)


-Gipsy Marpaung
.................................................................................................................................................................

Cerita ini murni karya Gipsy Marpaung. Bagi siapapun yang ingin menulis ulang cerita ini, mohon untuk mencantumkan nama.

Gue terinspirasi membuat cerita ini karena keresahan gue yang lagi ditinggal temen kontrakan liburan. Dan mungkin, ada sedikit pengalaman gue pribadi haha.

Bagus atau tidaknya, semua tergantung dari pembaca. Gue pemula, yang baru belajar merangkai kata demi kata. asek.
Read More »

Daily Absurd

Memang Benar, Jogja itu Terbuat Dari Rindu, Pulang, dan Angkringan

Sabtu, Desember 12, 2015

Img src: initempatwisata.com

Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan
- Joko Pinurbo

Jogja, siapa yang tidak kenal dengan salah satu kota terindah dipulau Jawa. Jogja, terkenal dengan kekentalan budayanya. Jogja, destinasi wisata yang tak kalah dengan pulau Dewata. Jogja, kota pendidikan yang memiliki banyak kampus dan mahasiswa. Jogja, adalah segalanya.

Banyak yang mengukir kisah kasih klasik di kota Jogja, menjadikannya sebagai kota yang memiliki banyak cerita. Banyak seniman jalanan yang berhasil, suatu kota yang mengajak para masyarakatnya untuk bebas berkarya.

Joko Pinurbo, seorang yang bisa dibilang pujangga juga menuangkan kata untuk Jogja. Kota yang memberikan harapan untuk banyak anak muda. Memberikan harapan untuk banyak orang tua, yang menunggu anaknya pulang dari ranah perantauan.

Kota yang dipenuhi dengan berbagai kesibukan aktivitas seluruh masyarakatnya.

Pertengahan Desember, 2015

Sore ini, terlihat banyak orang berlalu lalang menyusuri jalan Malioboro dipusat kota yang sangat identik dengan Jogja. Penuh, sesak, sempit. Begitulah keseharian di Jalan Malioboro. Pusat jajanan oleh-oleh kota Jogja. Pusat para wisatawan yang datang dari berbagai belahan dunia. Dengan tujuan untuk mengabadikan momen dengan berfoto ria bersama keluarga atau sang kekasih tercinta.

Hujan disore membuat jalanan lebih lenggang dari biasanya. Penjual gudeg yang sedang berkeliling menjajakan dagangannya juga turut berhenti didepan kerumunan. Berhenti untuk menghindarkan diri dari serangan rintikan hujan yang kian lama memiliki velositas yang semakin tinggi.

Terlalu kontradiktif, berbeda dengan suasana dipinggiran kota. Jalanan yang mulai sepi, para pekerja kantoran yang pulang kerumah dengan mengandalkan mantel untuk menutupi badannya dari air hujan. Para mahasiswa yang sedari tadi menunggu hujan reda sambil bermainkan gitar diwarung-warung kopi.

...

Malam harinya, terlihat kumpulan gerobak jajanan pinggir jalan sedang mencari tempat untuk membuat dirinya dikerumuni orang ramai. Klasik, begitu indah tenda warung pinggir jalan yang tersusun rapi dengan para pengunjung yang tidak pernah sepi.

Tidak bermaksud melupakan, gerobak angkringanlah yang sedari tadi ditunggu banyak mahasiswa ataupun lainnya.

Hawa hujan sore masih membekas diatas tanah Jogja. Memberikan efek dingin semerbak disekujur tubuh, memaksa setiap orang untuk mengenakan pakaian yang bisa menepis efek dingin.

Sedari sore, gerobak angkringan sudah dipenuhi oleh orang-orang yang ingin mengisi perut dengan sedikit nasi yang dibungkus dengan daun pisang dilapisi koran. Aneh, tapi disinilah letak keindahannya.

Intensitas kendaraan mulai berjalan seperti biasanya. Para peneduh yang sedari tadi bosan menunggu kapan hujan reda sekarang berlomba-lomba untuk sampai kerumahnya. Penjual gudeg yang sedari tadi menjajakan dagangannya pun ikut pulang, menikmati indahnya malam dikota Jogja.

Jalanan bising, kota yang tidak pernah tidur, hampir sama seperti keadaan Ibu Kota. Tetapi, ketenangan akan selalu ada, mengalir menyusuri ribuan meter panjang kali code. Men aku wong cilik, kaliku harus resik. Ratusan tulisan yang berjejer disepanjang kali code, mengingatkan masyarakat pinggiran kali untuk selalu menghargai sungai.

Kembali lagi menyusuri jalanan kota yang tidak pernah sepi. Tepat di selatan Monumen Jogja Kembali, berdiri kokoh sebuah tugu yang bernama Tugu Jogja. Tempat dimana para wisatawan ikut merasakan sensasi luar biasa ketika berada di Jogja. Sesak, Penuh, sama seperti destinasi lainnya. Puluhan muda-mudi berfoto ria, hanya untuk menunjukkan "Ini adalah Tugu Jogja, dan Aku sudah pernah datang kesini" kepada teman-temannya.

Grafiti yang berjejer disetiap sudut tembok. Sedikit usang, kotor. Tapi, banyak juga keindahan dan makna yang tersirat didalamnya.

Meskipun sesaat, kalian akan merasakan indahnya kota Jogja. Jogja memberikan banyak harapan, cerita, dan rasa rindu.

Harapan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih layak.
Cerita yang memiliki nilai seni tersendiri. Dan,
Rasa rindu setiap orang tua yang ditinggal anaknya.

Ternyata, memang benar. Jogja itu terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan.

-Gipsy Marpaung-
Read More »

Around Indonesia

Jalan-Jalan ke Dieng Plateau, Naik Bukit Sikunir Ngelihat BEST Golden Sunrise!!! EPIC

Jumat, Oktober 23, 2015

Landscape Pemandangan di Atas Puncak Sikunir
Golden Sunrise Puncak Sikunir
img src: jejakku.co

Sekitar 1 bulan yang lalu, gue kembali lagi dengan aktifitas traveling yang gak jauh-jauh banget dari tempat tinggal gue selama di Yogyakarta. Kali ini gue pergi ke sebuah tempat wisata lokal didaerah Wonosobo, Jawa Tengah. Nama kawasan wisata disana adalah Dieng Plateau

Kenapa di sebut kawasan? Karena didaerah yang memiliki ketinggian 2.093 Mdpl ini memiliki banyak sekali tempat-tempat wisata yang wajib banget lo kunjungi. Perjalanan juga gak memakan waktu lama, meskipun nantinya kalo lo udah masuk kawasan Dieng, lo bakal ketemu sama jalan berkelok yang penuh lubang disetiap sudut jalan. Tau sendiri ya, pemerintah seperti tidak peduli. Padahal Dieng adalah kawasan wisata yang EPIC banget!

Peta kawasan dieng plateau
Peta Kawasan Wisata Dieng Plateau
img src: www.diengindonesia.com

Kalo lo pergi dari Yogyakarta, lo bisa melalui jalur Jogja-Sleman-Tempel >Muntilan, Magelang, Wonosobo, Dieng. Jaraknya gak terlalu jauh, sekitar 120 KM, dan hanya memakan waktu kurang lebih 3-4 jam jika berkendara menggunakan mobil. Tergantung dari padetnya lalu lintas juga, karena terkadang lo bakal kejebak macet kalo udah memasuki wilayah kota Magelang.

Pemandangan selama perjalanan juga asyik kok. Khususnya didaerah Temanggung, lo bisa ngelihat pemandangan alam sekitar dengan view 2 gunung ikonik daerah sana. Ya, Gunung Sumbing, dan Gunung Sindoro.

Dengan view ciamik ini lo gak bakalan bosen selama perjalanan sampe ke kawasan wisata Dieng Plateau. Apalagi kalo lo udah masuk ke kawasan Dieng, suhu udara akan menurun dan lo bakal ngerasain hawa dingin pegunungan yang gak bisa lo rasain di tengah kota.

Dari gerbang pertama masuk kawasan Dieng Plateau, nanti bakal ada penarikan uang (karcis) masuk untuk tiap orangnya. Biasa per orang akan dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- untuk masuk ke kawasan ini. Murah banget kan? Ya meskipun nanti kalo lo pengen masuk ke tempat-tempat wisatanya lo bakal disuruh bayar lagi. Tapi tenang, tiket masuk untuk semua tempat wisata dikawasan Dieng gak mahal kok. Cuma berkisar antara 5-10 Ribu, per orangnya.

Kemarin waktu gue ke dieng, memang rencana awalnya cuma untuk naik ke bukit Sikunir yang terkenal banget dengan golden sunrisenya. Karena kebanyakan para pendaki, yang naik sampai kepuncak rata-rata ingin melihat indahnya sunrise ataupun sunset yang disuguhkan oleh masing-masing gunung yang mereka daki.

Berbeda dari gunung yang pernah gue daki sebelumnya. Sunrise di Sikunir ini memang ciamik banget, dan EPIC! Pokoknya best ever golden sunrise yang selama ini pernah gue lihat diatas puncak. Meskipun baru sempet muncak tiga kali hahahaha.

....

Untuk ngedaki Sikunir ini, sangat-sangat mudah. Dari bawah sampai ke atas hanya memakan waktu sekitar 30-40 menit untuk bisa sampai diatas puncak Sikunir. Tapi buat pemula (kaya gue) ya harus punya persiapan. Apalagi yang baru pertama kali muncak, coba untuk berolahraga sebelum muncak biar lo punya persiapan nanti. Ntar malah lo mandek ditengah jalan, nangis pengen pulang :D

Sampai diatas puncak Sikunir, gue kaget ternyata ada beberapa bekas bangunan kaya warung. Pas gue tanyain sama temen gue, ternyata ada beberapa penduduk sini yang membuka warung diatas puncak Sikunir. Disitu gue cuma bisa diem, gak bisa ngomong apa-apa. Ternyata bener, sekitar jam 3/4 subuh waktu sekitar, ada beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu yang mempersiapkan peralatan seperti kompor, gas, gelas, sendok, piring dan peralatan masak lainnya.

Batin gue. Gila, mereka udah tua tapi tiap subuh udah ngedaki sikunir cuma buat jualan. Bener-bener EPIC!

Gue sebagai anak muda merasa gagal. Karena waktu mau muncak sikunir, kondisi badan gue lagi gak fit dan tetep gue paksain naik. Alhasil, gue sering berhenti karena kecapean, meskipun kata temen-temen gue sikunir itu gak bisa disebut gunung, tapi bukit. Dan sangat-sangat rendah, meskipun untuk kelas pemula kaya gue -____-

Tapi karena kemauan yang kuat, gue bisa kok sampe diatas puncak Sikunir meskipun dengan keadaan badan yang kurang kondusif waktu itu.

Sekitar jam 5.00 - 5.30 Matahari udah mulai muncul. Dan disitu udah banyak para pendaki lain yang sampai dan berjejer dipinggir puncak untuk ngelihat betapa indahnya golden sunrise yang disuguhkan diatas puncak Sikunir. Gue juga kagum, bener-bener kagum sama golden sunrise yang bisa gue lihat diatas puncak sukinir. Betapa Tuhan masa besar, itu yang gue rasain ketika ngelihat matahari secara pelan muncul dan naik keatas menyinari setengah dari bagian bumi.

Dan disana pula baru kali itu gue ngerasain dingin yang sangat-sangat dingin! Sumpah gila, dinginnya itu sampe nusuk tulang banget. Dan kalo gue check suhu disana dari smartphone gue, ternyata berada di -9 derajat. Makanya gue ngerasain dingin yang hebat.

Memang dari awal masuk kawasan Dieng lo bakal ngerasain perbedaan suhu yang sangat mencolok. Apalagi kalo lo udah sampe di basecamp (parkiran) untuk naik ke Sikunir. Gue yang didalem mobil aja masih kedinginan kalo ada celah buat angin masuk ke dalam mobil.

Karena suhu yang gak memungkinkan buat badan gue, akhirnya sekitar jam 6.30 gue putuskan buat turun dari puncak Sikunir. Memang benar, menuruni sebuah gunung/bukit tidak akan lama kaya pas lagi naik.

Sekitar 15-20 Menit gue udah sampe dibawah dan berniat buat cuci muka. Tapi gue urungkan niat cuci muka tadi, karena baru aja gue pengen bersihin kaki karna debu diatas Sikunir eh pas gue siram kaya di siram pake air es (Kaya Ice Bucket Challenge jadinya wkwk)

Badan bau gak masalah, karena seperti biasa kalo gue sama temen-temen gue jalan gak pernah bawa makhluk yang namanya perempuan. Ribet! Jangan protes!

Gue memutuskan untuk tidur sebentar didalem mobil, tapi karna matahari makin tinggi sekitar jam 8.30 gue dibangunin buat pulang. Tapi sebelum pulang gue diajakin buat mampir ke wisata Telaga Warna (Masih dikawasan Dieng Plateau).

Sekitar 20 menit dari Sikunir, akhirnya gue sampe di Telaga Warna. Dan untuk tiket masuknya, hanya dikenakan biaya sebesar Rp 7.000,-/orang. Murah banget, beneran.

Setelah masuk, gue rada sedikit kecewa sih sama pemandangan yang ada di Telaga Warna. Bukan karna kotor, tapi karena air yang ada di telaga warna udah mulai surut dan kering. Cuma tersisa sedikit air, meskipun masih berwarna. Mungkin karena pas musim kemarau, gue dateng kesana.

Telaga Warna Dieng plateau
Telaga Warna Kawasan Dieng Plateau

Puas muterin Telaga Warna dengan jalan kaki, akhirnya gue memutuskan untuk balik. Karna mata udah berat, sangat berat dan butuh banget tidur! Butuh banget!

Perjalanan pulang, gue gak nikmatin pemandangan sama sekali. Karena sehabis keluar dari kawasan Dieng Plateau, mata gue ketutup terus dan gak sadarkan diri sama sekali karena ngantuk banget semaleman gak tidur..

Sampai Yogyakarta sekitar jam 12 siang, itupun karena mampir kesana kemari buat istirahat sama cari makan. Soalnya asupan gizi gue sebagai anak kost profesional kurang memuaskan, jadi mumpung jalan-jalan gak ada salahnya dong buat cari makanan enak khas daerah yang gue kunjungi?

Oh iya, makanan khas yang ada di daerah Dieng Plateau ataupun Wonosobo adalah Mie Ongklok. Gue gak nyobain sih, tapi kata temen-temen gue ini mie paling enak dari semua jenis mie hahaha. Nih gambarnya, jangan lupa kalo kesana nyobain ya ntar nyesel kaya gue.

Mie Ongklok Makanan Khas Daerah Dieng dan Wonosobo
Mie Ongklok, makanan khas dieng

Nah buat bukti aja kalo gue udah pernah ke sana. Biar lo pada gak ngira kalo gue bohong aja, tapi sekalian pamer sih hahaha... Makanya, jangan diem aja dirumah atau kost. Sekali-kali kunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Gak perlu jauh-jauh, cukup didaerah lo sendiri aja. Lestarikan budaya dan peninggalan disana. Lestarikan juga tempat wisata. Jangan cuma dateng ke tempat wisata untuk foto-foto biar lo keliatan instagram-able. Tapi lo juga harus peduli sama tempat yang lo kunjungi. Itu saran gue.

Menapak Keindahan Golden Sunrise Sikunir

Foto gue diatas itu bukan hasil editan green screen atau tempelan ya. Kepala gue yang botak juga bukan editan, karena sebulan sebelum masuk kuliah di semester 3 ini gue punya nazar untuk potong rambut, makanya rambut gue sekarang botak -___- Tapi, setahun lagi rambut gue bakal kembali seperti semula, gondrong tak beraturan hahaha...
Read More »

Celotehan Sok Bijak

Mirisnya Negeri Jika di Tinggali Para Orang Kaya Tak Tahu Diri

Kamis, Oktober 22, 2015

Taggar Melawan Asap Menjadi Trending di Indonesia
#MelawanAsap
img src: wacana.siap.web.id

Beberapa bulan yang lalu BMKG memprediksi kalau Indonesia akan mengalami kemarau yang sangat panjang. Berbeda dari biasanya, di prediksi juga hampir seluruh wilayah Indonesia akan terkena dampak kekeringan akibat dari kemarau panjang tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya fenomena el-nino. Mundurnya musim panas juga berdampak pada waktu datangnya musim hujan. Itu yang gue kutip dari cnnindonesia.com

Kekeringan yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia ini ternyata disambut baik bagi kalangan orang kaya yang mempunyai perusahaan perkebunan besar di wilayah Indonesia. Salah satu contohnya adalah beberapa perusahaan yang berada pada Kalimantan (Timur, Barat, dan Selatan), Jambi, Riau.

Perusahaan perkebunan besar ini sangat-sangat memanfaatkan kekeringan lahan yang terjadi akibat el-nino untuk membakar habis hutan-hutan lindung yang ada di wilayah tersebut. Tujuannya apa? Ya enggak lain dan enggak bukan cuma buat untuk ngeluasin lahan mereka. Semakin luas, semakin besar pendapatan. Semakin besar pendapatan, semakin kaya lah orang yang punya perusahaan tersebut.

Kadang gue pikir, manusia emang gak pernah puas...

Beberapa bulan belakangan ini, banyak kota-kota besar didaerah Kalimantan dan Sumatera yang diselimuti asap tebal akibat pembakaran lahan yang berhasil membakar beribu-ribu hektar hutan. Dan udah bisa dipastikan, kalau asap-asap yang bermunculan kian hari semakin menunjukkan indikasi bahaya dan sangat bahaya. Malahan sudah melebihi batas yang ditentukan untuk sehat atau tidaknya suatu kualitas udara.

Banyak penduduk Indonesia, khususnya daerah Kalimantan dan Sumatera yang terkena dampaknya seperti penyakit pernafasan (ISPA). Gue sendiri asli orang Kalimantan Barat yang kebetulan merantau dikota Yogyakarta. Selama gue tinggal di Kalimantan Barat, memang gue sendiri selalu ngerasain kalo setiap tahunnya dibulan-bulan yang memiliki intensitas hujan yang rendah, pasti banyak terjadi pembakaran hutan. Dan dampaknya pasti seluruh Kalimantan Barat dipenuhi kabut asap yang kalo ngehirup sekali udah bikin warganya sakit.

Beberapa orang ngeluarin argumentasinya, kalau kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia sekarang ini akibat musim kemarau dan terbakar dengan sendirinya. are you fuckin kidding me? Hoi gimana ada api kalo ga ada yang namanya percikkan api? Dari mana adanya pisang goreng kalo pisang itu gak digoreng dulu? Gue ngerasain hal itu sendiri, dan kebetulan bokap gue dulu pernah kerja disalah satu perusahaan perkebunan sawit terbesar di Kalimantan Barat (sekarang udah pensiun, karena umur) dan pastinya gue juga tinggal diwilayah yang penuh dengan pohon sawit selama hampir 17 tahun.

Untuk pernyataan terbakar sendiri memang mungkin banyak yang membela. Tetapi, orang-orang asli disana pasti tahu kejadian yang sebenarnya. Tapi apa daya, mereka hanyalah masyarakat biasa yang tidak kebal terhadap hukum. Sekali lagi, TIDAK KEBAL. Mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk melawan para penguasa lahan perkebunan yang bisa dipastikan akan menang sebelum dibawa ke pengadilan.

Beribu-ribu hektar lahan tahun ini terbakar habis karena ulah manusia yang bener-bener gak peduli sama orang-orang disekitarnya. Bukan cuma wilayah Indonesia yang terkena dampak asap mengerikan ini, tapi Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga terkena dampak yang sama. Lucunya lagi, banyak warga Negara Singapura yang membuat meme untuk mengolok-olok asap yang disebabkan oleh orang Indonesia. Sangat lucu.

....

Bukan cuma pemerintah sebenernya yang harus peduli sama bencana yang disengaja ini. Tetapi semua orang dari berbagai lapisan masyarakat lah yang harus peduli. Gak peduli dia orang kaya atau orang miskin, namanya kena bencana ya tentunya kita harus ikut serta menanggulanginya.

Sudah banyak orang-orang atau masyarakat yang ikut bergabung untuk kampanye asap ini. Di dunia maya pun beritanya udah viral banget, dengan taggar #MelawanAsap banyak kalangan masyarakat yang ikut peduli dan membantu sesama dalam bentuk apapun. Banyak juga relawan dari TNI, Polri, Masyarakat biasa yang ikut membantu memadamkan titik-titik api, meskipun dengan peralatan yang seadanya.

Yang buat gue gak habis pikir adalah, apakah para pembakar lahan tidak punya pesawat televisi dirumah? Atau mereka terlalu sibuk untuk mengurusi acara televisi kita yang semakin hari semakin tidak berbobot dan bermutu? Atau mereka pura-pura tidak melihat bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia terkena kabut asap yang membahayakan kesehatan jutaan orang Indonesia? Ironi diatas ironi, kalo kata Plankton musuh Mr. Krab.

Apakah mereka para pembakar hutan tidak memiliki hati? Makanya meskipun udah banyak orang-orang yang mencoba #MelawanAsap dengan membuat berbagai macam kampanye untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia, tetapi para pembakar hutan seolah tutup mata dan tutup telinga sengaja tidak peduli dengan apa yang dia lakukan. Bodoh, cuma untuk kekayaan semata para pembakar lahan dan para antek-anteknya rela merusak mimpi dan hidup jutaan orang.

....

Sebenarnya males banget buat gue ngebahas hal ini. Tapi, tahun ini udah diluar bates kemampuan masyarakat untuk tetap diam gak berdaya. Udah kaya ayam yang dikandang sama majikannya, nunggu dipotong buat hari raya.

Gue pribadi, juga merasa kasihan sama satwa-satwa yang tinggal dikawasan hutan lindung Indonesia. Karena akibat kebakaran ribuan hektar lahan ini, banyak satwa yang mati ataupun pergi dari habitat aslinya untuk menyelamatkan diri. Salah satu contoh nyatanya adalah Orang Utan, hewan endemik Kalimantan yang di lindungi akibat jumlahnya yang sedikit dan bisa dikatakan sudah hampir punah ini banyak mati terbakar ditengah hutan karena pembakaran lahan. Sekali lagi, ironi di atas ironi.

Yang Membuat hati gue tergerak untuk menulis ini adalah, ketika tadi pagi gue baca-baca kaskus dan nemuin sebuah thread yang tentunya ditulis berdasarkan informasi terpercaya. Buat yang pengen cek threadnya disini
http://www.kaskus.co.id/thread/5627a97632e2e6351b8b4569/sungguh-terlalu-lahan-bekas-kebakaran-hutan-sudah-ditanami-sawit/?ref=homelanding&med=quick_update

Berita singkatnya gini. Lahan bekas kebakaran hutan yang ada di Kalimantan Selatan rupanya sudah berganti dengan pokok-pokok kecil sawit yang tumbuh berjejer. Dan yang memuat berita ini ternyata adalah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Bapak Sutopo Purwo Nugroho.

Melalui akun resminya, beliau mengupload sebuah foto yang nunjukin kalo bekas kebakaran lahan udah mulai ditanemin pucuk-pucuk sawit baru. Di foto tersebut beliau memberikan caption "Habis bakar, terbitlah sawit". Apa ini yang dinamakan terbakar dengan sendirinya? Kenapa jika terbakar dengan sendirinya, sudah ada pucuk sawit baru yang berjejer rata dibekas kebakaran tersebut? Ah mungkin cuma kebetulan aja, kebetulan aja yang nanem dan yang bakar itu orang yang sama.


Kebakaran Hutan dan Kampanye Untuk Menanggulanginya
Lahan sawit yang kebakar (img src: twitter.com/SutopoPurwoNugroho)
Sesuai sama yang gue baca. Ada salah satu komentar yang menurut gue tepat banget buat gue pajang di artikel ini. Ditulis sama akun @Joko Intarto dengan isi

DUIT memang bisa membuat apa saja. Termasuk menumbuhkan pohon pada saat lahan dilaporkan terbakar dan asapnya menimbulkan gangguan saluran pernapasan puluhan, bahkan ratusan ribu orang. Inilah foto pohon ajaib yang bernama SAWIT itu. Hebatnya pohon ini, tumbuh pada saat kebakaran hutan terjadi. Pada saat semua orang tidak berani keluar rumah. Saat semua pelajar tidak berani masuk sekolah.
Saat itulah pohon ajaib itu mulai bersemi. Ketika asap perlahan pergi, si sawit sudah cukup tinggi. Republik ini memang tempat nyaman bagi gerombolan maling dan begundal. Ada yang menjadi pengusaha. Ada yang jadi aparat pemerintah. Politisi. Juga aparat keamanan. Mereka bergotong royong merampok tanah-tanah negara, hutan-hutan rakyat.
Layakkah asap kebakaran hutan disebut bencana nasional? Tidak. Asap itu hasil kejahatan lingkungan. Asap itu kesengajaan. Sebuah tindak pidana yang direncanakan. Bohong kalau pemerintah dan aparat keamanan sampai tidak bisa menangkap para pelakunya. Sawit itu tidak tumbuh sendiri. Menanam ribuan hektar juga tidak bisa selesai dalam sehari,"

Banyak masyarakat yang gak cuma diam menghadapi masalah bencana alam yang disengaja ini. Banyak yang berteriak, tetapi orang kaya cuma duduk diam menunggu hasil dari pembakaran lahan, berupa dana segar yang masuk ke rekening.

Disini, gue gak mengharapkan perubahan sifat dan perilaku dari para pembakar hutan. Karena meskipun kita, rakyat biasa berkoar-koar sampe mulut penuh sama busa, mereka cuma diam dan tidak bergeming sedikitpun. Tidak ada yang namanya berubah, jika uang menguasai pikiran mereka. Mereka orang kaya akan berubah jika suatu saat mereka sakit keras dan hampir mati, ataupun keluarga dan kerabat dekatnya juga ikut terkena dampak yang mereka buat. Mungkin dengan cara itu mereka baru sadar.

Gue cuma pengen ikut mengkampanyekan #MelawanAsap yang terjadi di Kampung tempat kelahiran gue. Kalimantan Barat. Gue bukan politisi dan bukan pencari muka, gue bukan orang dengan hati yang besar dan kepedulian yang besar sok-sok mengurusi orang lain yang gak gue kenal. Gue begini karena kedua orang tua gue juga ada disana, tinggal di Kalimantan Barat, merasakan pekatnya asap yang menusuk sampai ke rongga hidung. Untuk itu, marilah sama-sama memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk ikut serta membantu orang-orang yang terkena dampak dari para petinggi dan orang kaya yang membakar lahan demi kemakmuran dia dan rekening banknya.

Kartunis Ikut Kampanye Melawan Asap
#MelawanAsap
img src. m.dev.tempo.co

#SaveKalimantan #SaveRiau #SaveIndonesia #SaveOrangUtan
Read More »

Daily Absurd

Gue Pengen Kaya Boyce Avenue = Mimpi atau malah Dreams Become True?!

Sabtu, Oktober 10, 2015

Selain nulis, hobi gue yang satu ini cukup kontroversial. Soalnya ada yang pro dan ada yang kontra sama pendapat gue. Bukan masalah pada hobi yang gak jelas, tapi pada suara gue sendiri. Yasss, hobi gue adalah nyanyi, iya lo gak salah baca, hobi gue nyanyi.

Banyak orang disekitar gue yang bilang kalo gue itu udah cocok jadi penyanyi karna suara gue 11/12 sama Cakra Khan, serak-serak basah gitu. Tapi mungkin gue tipe serak-serak banjir -_-

Tapi, ada juga yang punya pendapat kalo suara gue
itu biasa-biasa aja, malah cenderung jelek. Contohnya bokap nyokap gue sendiri, mereka berpendapat kalo suara gue itu gak ada bagus-bagusnya sama sekali. Malah mereka berdua gak pernah yang namanya dukung gue untuk menggeluti bidang ini.

Studio Rekaman

Dari awal, setelah gue gak lulus ngambil jurusan DKV disalah satu perguruan seni di Yogyakarta, akhirnya gue memutuskan untuk ngambil jurusan Perkusi, yaaa sesuai dengan hobi gue. Gue suka musik, dan setiap hari hidup gue dipenuhi dengan musik. Tapi, kenyataannya beda. Bokap gue sama sekali gak setuju kalo gue itu masuk ke jurusan Perkusi. Alasannya simple, dia gak mau masa depan anaknya gak jelas karena menurut dia jurusan perkusi itu nanti kalo lulus gak bakal jadi apa-apa.

Salah satu pemikiran orang tua yang salah...

Sebenernya, banyak kok yang sukses meskipun mereka cuma ngambil jurusan seni. Seni apapun itu. Contoh nyatanya Shoimah, dan masih banyak lagi artis-artis atau penyanyi jebolan dari segala bidang seni. Menurut gue, sukses atau tidaknya seseorang tidak bisa diukur dari pemilihan jurusan dan IPK yang dia dapatkan saat kuliah. Tetapi bakat, minat dan kemauan serta passion yang tepat, agar nantinya orang itu bisa dengan senang hati mengerjakan profesinya.

Dari gue SMA kelas 1, gue udah punya keinginan untuk bikin rekaman-rekaman buat dimasukin ke youtube. Tapi karena peralatan yang gak memungkinkan akhirnya gue hilangkan niatan itu. Tapi, maret tahun lalu gue udah pesen ke nyokap dan gue minta sesuatu untuk memulai karir gue dibidang musik.

Alat sederhana yang bisa menunjang gue dalam memajukan kesejahteraan bangsa dan Negara. Microphone. Yaaa, cuma microphone yang gue minta. Tapi jangan ngejudge dulu, masa cuma mic aja minta sama ortu. Mic yang gue pengen ini beda, bukan mic untuk karaoke dirumah -_-

Nama micnya Samson C01 Condensor yang harganya 1,2 juta. Belum lagi beberapa minggu yang lalu gue sempet nanya-nanya sama orang yang udah lumayan terkenal di Soundcloud.com, namanya Mas Mahesa A R K. Gue nanya-nanya banyak hal mengenai recording lagu dan editing audio supaya kualitasnya gak jauh beda sama recording di studio musik.

Ternyata Mas Mahesa ini orangnya baik. Doi ngejawab semua pertanyaan yang gue lontarkan dengan sangat jelas. Jujur, gue seneng sama orang yang punya tipe kaya gini. Punya ilmu, tapi gak pelit untuk disebarkan ke orang lain.

Mas Mahesa bilang ke gue mengenai gear (peralatan) yang dia pake untuk recording dan editing. Lengkap tanpa ada satupun yang kelewatan. Makasih Mas Mahesa.

Yah, karena gue nanya akhirnya timbul lagi keinginan kuat gue buat bisa recording lagu, terus take video untuk bisa ngeupload di Youtube. Beberapa hari terakhir, gue coba minta lagi sama nyokap untuk dibeliin mic. Tapi lagi-lagi nyokap gak ngegubris permintaan gue. Gak tau kenapa, ortu gue dari dulu gak pernah suka kalo anaknya nyanyi dan menggeluti bidang musik.

Dulu aja gue sempet minta dileskan vokal, tapi tetep aja orang tua gue gak mau kalo gue les vokal. @##$&%+*!#

....

Tapi gue bersyukur, semenjak kuliah banyak temen-temen gue yang hebat dalam segala bidang.

Ada satu temen gue (ex anak band) jago banget buat editing audio ataupun recording. Tapi karena keterbatasan alat (sekali lagi) akhirnya kami cuma bisa diem-diem tanpa berkarya. Sampe akhirnya minggu lalu, tepat 2 minggu gue udah masuk di semester 3. Ada satu mata kuliah "Multimedia" yang belajarnya mengenai editing audio dan recording. Disitu gue seneng banget, rasanya mimpi gue selama ini bisa kenyataan. Semua yang gue pengen, ada dimata kuliah itu.

Jadi, setelah masuk pertemuan ke-2. Gue dikasih tugas untuk recording lagu sendiri, pake cara-cara yang udah diajarin sama dosen gue ini. Alhasil, meskipun gear yang gue pake cuma seadanya (ngerekam pake handphone, dan editing pake Adobe Audition) tapi, hasilnya gak parah-parah banget kok. Malah kalo diajarin sedikit lagi, bisa-bisa kualitas yang dihasilkan hampir sama kaya Studio Rekaman.

Yah, gue tinggal menunggu waktu aja sampe semuanya terlaksana dengan benar... Semoga apa yang gue impikan selama ini bisa kenyataan dan sesuai dengan ekspektasi gue selama ini.
Read More »

Daily Absurd

Thanks for Your Vector Design Broth! I Realy Like it!

Sabtu, September 26, 2015

Beberapa bulan off rupanya tetep aja blog ini ga ada perkembangan. Maklumin aja, gue sekarang udah masuk ke hari-hari sibuk dimana gue harus kuliah setiap hari.

Masuk semester 3 ini, gue disibukkan dengan jadwal kuliah yang super padet. Sampe-sampe hari sabtu yang biasanya pasti libur, di semester ini ada mata kuliah. Sumpah eneg banget kalo lihat jadwal mata kuliah yang padetnya kaya jalanan Jakarta.

Cerita dikit ya. Beberapa bulan yang lalu, gue baru aja komunikasi sama temen lama jaman gue SMP dulu. Pas demen-demennya gue main warnet. Doi ga seumuran sih sama gue, waktu gue SMP doi udah kuliah semester 3 gitu. Nah, baru-baru ini tiba-tiba doi ngekontak gue gitu dibbm, ya meskipun sekedar basa basi nanya-nanya biar ga dikatain lupa temen lama sih.

Dari dulu, doi ini jago banget ngedesain. Lo jerawatan aja bisa mulus kalo doi udah turun tangan diproses editingnya. Lo item? dibikinin putih kaya Gerrard Pique aja bisa.

Nah, karna gue tahu kalo temen gue ini jago banget ngedesain akhirnya gue mintain tuh id Instagramnya, yah siapa tau desain-desain yang dia bikin ini dipajang. Ternyata betul pemikiran gue, dan sekarang ini kemajuan desainnya berkembang pesat banget. Doi juga buka usaha jasa design disana, dan hasilnya pun menurut gue sangat puas.

Dengan sedikit muka melas dan yahhh ngemis deh, akhirnya gue dibuatin nih 3 design yang gue sendiri mintanya dengan ribet banget.

#doodleart tulisan nama gue

Vector design waktu gue gondrong dulu

Vector design waktu gue udah botak -_-
Sebenernya badan gue ga segede yang ada di vector design itu kok. Cuma sedikit lebar aja sih.

Nah tujuan gue buat postingan kali ini cuma pengen ngucapin Terimakasih banget buat temen gue ini! Meskipun doi ga pernah les design, dan hanya bermodalkan otodidak tapi kualitas designnya udah ga perlu diraguin lagi deh! Beneran!

Kalo lo mau liat kumpulan design-design ciamik buatan temen gue ini, lo bisa langsung lihat di profile Instagramnya aje di ronbig45

Semisalnya lo pengen buat design, lo tinggal pesen aja sama doi murah banget kok dijamin dah. Pengerjaannya juga cepet, dan hasilnya bisa lo lihat sendiri sih.

Pokoknya thanks berat my broth!
Read More »

Celotehan Sok Bijak

Ngomongin Cinta, Biar Lo Ngerti Arti Cinta

Sabtu, September 05, 2015

Pendefinisian arti cinta sebenarnya menurut gipsy marpaung

Sebenernya males banget buat gue ngebahas hal yang satu ini. Apalagi gue bukan pakar cinta, pacaran aja jarang. Tapi, meskipun pengalaman gue sedikit dibidang ini, gue masih bisa ngasih lo pengetahuan lebih mengenai definisi cinta yang sebenarnya, menurut gue.

Kalo ngomongin soal cinta, memang setiap orang pasti punya perasaan cinta didalam dirinya. Meskipun gak punya pasangan (pacar), tapi hati juga bisa punya rasa cinta buat hal lain. Contohnya, cinta sama suatu pekerjaan ataupun cinta sama suatu permainan. Mungkin definisi cinta yang ini rada berbeda sama cinta untuk orang.

Cinta seharusnya tidak bisa didefinisikan dengan sesuatu yang nyata. Cinta juga tidak bisa didefinisikan seperti angin (bisa dirasakan, tidak bisa dilihat). Cinta itu bisa dirasakan dan dilihat. Seseorang yang mencintai kita akan terlihat dari cara perlakuan mereka ke kita. Bisa dilihat kan?

Semua orang ditakdirkan mempunyai pasangannya masing-masing. Memang, jumlah penduduk perempuan Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-lakinya, tetapi apa itu jadi pacuan untuk melihat bahwa jodoh kita diambil orang lain? Pemikiran yang salah, yang namanya jodoh bukan cuma berasal dari satu Negara.

Gue sendiri percaya yang namanya jodoh. Kita gak bisa nentuin jodoh kita kaya apa, dan gak bisa juga minta sama Tuhan untuk cepet-cepet ngasih jodoh ke kita. Percaya jalan takdir? Semua ada kodratnya masing-masing.

Kalo bisa didefinisikan, arti cinta itu adalah perasaan yang diberikan Tuhan kepada seseorang, bukan berupa paksaan, melainkan murni dari dalam hati. Cinta tidak bisa dipaksakan, karena cinta itu adalah perasaan yang murni, putih.

Tapi, cinta memang gak bisa didefinisikan dengan perkataan...

Cinta sama sayang itu beda. Semua orang yang berpengalaman mengenai cinta juga tahu hal itu. Rasa sayang bisa timbul sama siapapun, dan bentuk apapun. Sayang bukan berarti cinta, itu udah pasti.

Lo bisa aja sayang ke semua benda yang baru lo punya, tapi perasaan cinta gak bakal timbul ke suatu benda. Cinta bisa timbul dari mahluk hidup (manusia).

Sebenernya cinta itu bukan cuma dari perkataan, melainkan perlakuan atau sifat yang lo lihatkan.

Menurut gue pribadi, gak ada cinta yang abadi. Buktinya, banyak diantara pasangan yang dulunya pernah saling cinta, tapi akhirnya setelah putus rasa cinta itu tiba-tiba hilang, digantikan sama cinta yang lain. Makanya, perasaan cinta itu bullshit.

Ya, same bullshit, different day!
Read More »

Celotehan Sok Bijak

HUT 70 Republik Indonesia, Apa Kita Udah Merdeka? Gue Rasa Belum!

Senin, Agustus 17, 2015

Gipsy Marpaung Mengucapkan HUT RI Ke-70 Dirgahayu
Hari ini, seluruh rakyat Indonesia sedang merayakan hari paling bersejarah bagi Indonesia. Ya, tepat 70 tahun yang lampau Indonesia bisa bebas dari yang namanya peperangan dan penjajahan. Apa benar Indonesia sudah lepas dari penjajahan? Gue rasa, belum!





Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Begitulah bunyi dari teks proklamasi yang dibacain sama Bapak Presiden pertama kita, Soekarno. Dan Wakil Presiden, Moh. Hatta.

Menurut kacamata pribadi, gue rasa kalo gue itu punya banyak kesamaan dengan Bapak Soekarno. Kita berdua sama-sama ganteng, mempesona, tampan, berkharisma, tegas, jujur, adil dan makmur. tapi gue bohong wkwk.

Kalo menurut apa yang kita pelajari selama ini dari buku sejarah yang sering kita baca disekolah, Indonesia itu udah lama banget dijajah sama Jepang dan Belanda, gue aja sampe lupa berapa lama Indonesia dijajah. Tapi menurut gue pribadi, karna jajahan tempo dululah yang ngebentuk sifat masyarakat Indonesia dijaman sekarang.

Pernah suatu waktu gue bertanya langsung kepada guru sejarah yang ngajar gue waktu SMA doeloe. Beliau mengatakan, mental bangsa Indonesia yang demen banget sama korupsi itu diwariskan dari orang-orang Belanda dulu. Sesuai dengan buku sejarah yang gue baca, bahwa:

Pada tahun 1799, VOC mengalami banyak masalah dan akhirnya bangkrut dan dibubarkan. Alasannya adalah:

1. Pegawai VOC banyak yang tidak terlalu cakap dalam mengendalikan monopoli perdagangan, selain itu mereka juga banyak yang melakukan korupsi.
2. Hutang VOC semakin menumpuk dikarenakan peperangan dengan Inggris dan bangsa Indonesia sendiri.
3. Para penguasa semakin merosot moralnya akibat sistem monopoli yang dilakukan.
4. Prajurit VOC banyak yang tewas dalam peperangan.
5. Aturan pringan dan penyerahan wajib yang dilakukan untuk mengisi kas VOC tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Dari poin pertama yang gue tebelin, udah menjelaskan dengan detail bahwa dulunya banyak penjajah yang melakukan korupsi dan mungkin saja kelakuan itu banyak juga ditiru oleh masyarakat. *Karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

...

Banyak orang perpendapat, kalo Indonesia itu sebenernya udah merdeka dan masyarakat masa kinilah yang menikmati kemerdekaan itu. Tapi sebenernya, kita (bangsa Indonesia) belum sepenuhnya terbebas dari penjajahan dan belum sepenuhnya merdeka, itu menurut gue.

Penjajahan jaman dulu dilakukan dengan cara peperangan, dan kekerasan. Sehingga menimbulkan konflik antara penindas dan yang ditindas. Secara tidak langsung, penjajah sudah kalah start dari Negara yang dijajahnya.

Tetapi dijaman modern ini, apakah penjajahan melalui perang masih dibutuhkan? Sayangnya tidak! Udah banyak orang pintar di dunia ini, dan mereka lebih mengerti taktik perang yang sebenernya. Penjajahan jaman sekarang gak dilakukan dengan cara perang, tapi lebih ke perusakan moral bangsa suatu Negara itu sendiri.

Pernah nonton film Captain America: The Winter Soldier? Ada sebuah percakapan menarik antara Ilmuan Sains Nazi Jerman Arnim Zola dengan Capt. Roger (Capt. America). Dan ini salah satu perkataan Arnim Zola.

Dulu, Hydra salah menyangka. Jika kami ingin menguasai dunia dengan cara berperang, maka orang-orang yang kami perangi akan melawan. Dan sekarang kami sadar, bahwa mereka yang harus menyerahkan kebebasan mereka sendiri kepada kami.

Paham? Memang Indonesia udah gak perang lagi, tapi kenyataan yang ada sekarang adalah Indonesia perang melawan masyarakatnya sendiri.

Dimana banyak orang Indonesia yang udah mulai terpengaruh sama budaya dari Negara lain, dan malu untuk menggunakan budaya dan adat daerah mereka sendiri. Anak-anak muda lebih seneng pake bahasa Inggris, dibandingin bahasa Indonesia. Meskipun grammarnya salah, gegara translate di google/bing/yahoo.

Masyarakat udah gak peduli lagi sama yang namanya budaya, tapi ketika Negara tetangga mengklaim budaya milik orang Indonesia, banyak juga orang Indonesia yang tiba-tiba langsung berjiwa Nasionalis dan tidak terima akan perlakuan Negara tetangga, sungguh ironi diatas ironi, begitulah kata Patrick.

Apalagi hari ini, banyak orang Indonesia yang tiba-tiba memiliki rasa Nasionalis yang besar buat Negara Indonesia. Tiba-tiba path, instagram, twitter, facebook, bbm, ask.fm, youtube, dll menjadi penuh dengan ucapan HUT Republik Indonesia ke-70. Apa tujuannya? Supaya mereka dilihat oleh banyak orang disekitarnya, hanya untuk memamerkan bahwa dirinya cinta Indonesia, hanya untuk sehari.

Banyak yang mencela Presiden ke-7 Indonesia, karena menurut mereka, Beliau tidak mampu menepati janjinya saat kampanye. Tetapi, saat Presiden memberikan inovasi untuk kemajuan Indonesia, banyak juga yang mengapresiasi kinerjanya.

Gini ya, Indonesia ini Negara kepulauan yang sangat besar. Tidak kalah dengan Negara-Negara yang ada di Asia tenggara. Satu orang memimpin ratusan juta masyarakat yang diantaranya banyak orang tertinggal (maaf), dan dituntut untuk segera melakukan perubahan terhadap kemajuan Indonesia.

Hey! Melakukan perubahan itu gak semudah ngebalikin telapak tangan. Butuh lebih dari 5 tahun memimpin, supaya Beliau bisa membuktikan omongannya. Disini gue bukan orang politik, so jangan nganggep gue ngebela Presiden dan ngejatuhin lawannya. Tetapi disini gue pengen ngeshare apa pendapat gue. Karena freedom to speech itu masih ada di Indonesia.

Masyarakat Indonesia seakan acuh tak acuh, padahal generasi muda lah yang seharusnya meneruskan perjuangan bangsa. Sekarang, banyak pejuang veteran yang dulunya berjuang mati-matian supaya Indonesia merdeka, tetapi dihari tua mereka sekarang kesusahan, malahan ada pejuang veteran yang ngemis di lampu merah. Apakah itu merdeka? Gak!

Banyak juga orang Indonesia yang tiba-tiba menjadi Nasionalis dan Bangga sama Indonesia, waktu olahraga Indonesia memenangi kompetisi-kompetisi diluar Negeri. Tapi, ketika atlet dari Indonesia kalah, mereka dicaci maki dihina dan direndahkan. Apakah itu merdeka? Gak!

Indonesia memang tidak dijajah dan sudah merdeka, tapi tunggu, apa siaran tv tidak mendidik yang beredar diseluruh tv nasional bukan termasuk kedalam kategori penjajahan? Coba pikirin ulang deh.

Justru penjajahan didunia modern ini lebih mengerikan dibandingkan penjajahan melalui perang dijaman dulu. Penjajahan didunia modern ngebuat kita merasa nyaman dan kita juga ikut menikmati penjajahan tersebut, sehingga masyarakat juga gak sadar kalo mereka itu sebenernya lagi dijajah. Itulah dunia, banyak konspirasi yang terjadi dibelakangnya.

Sekarang, kita ibaratkan sebuah boneka yang diatur oleh seorang dalang. Dalang yang ingin menjajah Negara Indonesia dengan cara perlahan.

Banyak cara yang dilakukan oleh penjajah untuk menjajah kita di masa sekarang ini. Bukan melalui perang dan konflik, tetapi melalui kenikmatan dan kenyamanan yang diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia.

So, pikirin lagi deh apa bener Indonesia udah merdeka di usia yang ke-70 ini? Menurut gue pribadi sih, BELUM!
Read More »

Tips Absurd

Tips Hemat, Irit, Supaya Gak Dikatain Pelit!

Rabu, Agustus 12, 2015

Tips Hemat Dari Gipsy Marpaung

Hemat. Satu kata yang sulit banget buat direalisasikan dari kita kecil.

Gue yakin, semua anak dimuka bumi ini selalu diajarkan untuk menabung, berhemat sejak mereka masih belum sekolah. Ada sebagian anak yang memang ngerti, dan bisa merealisasikan kata "hemat" itu sendiri. Tapi, ada juga sebagian anak (termasuk gue) yang belum ngerti apa artinya menabung.

Dari gue kecil, ingusan, gue selalu diajarin sama bokap nyokap buat nabung supaya nanti pas udah gede tabungannya juga udah banyak. Mereka gak nuntut gue harus nabung banyak setiap harinya, yang mereka katakan adalah: "Tabung semampumu, jangan dipaksakan. Ala bisa karna biasa".

Tapi sebaliknya. Dari kecil sampe sekarang gue nulis ini tips, gue belum bisa menabung dan berhemat. Padahal, gue mau ngeshare tips buat hemat, eh gue sendiri belum bisa hemat, pfttt...

Gak masalah. Walopun gue belum bisa berhemat, tapi gue jago kok untuk soal menasehati. Apalagi dibidang finansial seseorang.

Hemat itu sebenernya penting banget. Tapi, banyak juga orang yang salah ngartiin arti hemat itu sendiri. Bisa-bisa saking hematnya, mereka jadi pelit. Mereka gak mau ngeluarin uang sepeserpun untuk kesenangan mereka sendiri. Ini adalah contoh orang-orang bego yang salah persepsi tentang hemat.

Banyak orang yang coba berhemat dengan cara gak pernah ngeluarin duit untuk kepentingan pribadi ataupun orang-orang disampingnya. Mereka beranggapan bahwa, orang pelit cepat kaya. Kenyataannya? Salah! Justru orang pelit bakalan cepet masuk ke lubang besar yang udah digali sama diri dia sendiri dari awal kehematannya.

Nih, gue kan mantan anak IPS yak. Jadi gue ngerti sama yang namanya sosial, sok pinter dikit. Kita diajarkan buat ngebantu sesama, meskipun harus mengeluarkan banyak uang. Yaah, walaupun nantinya duit kita jadi berkurang, tapi lo harus percaya kalo suatu saat waktu lo dalam kesusahan orang lain juga bakalan bersedia nolongin lo.

Terus, udah? Tipsnya kan belom? Oke, ini tips hemat, tapi gak ketahuan pelit dari gue.

Hemat Tau Tempat!

Lo berhemat setiap hari, dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun. Lo salah men! Lo harus bisa nentuin, kapan lo harus hemat dan kapan lo harus loyal.

Kalo lo lagi sendirian dirumah, disinilah sifat 'hemat' lo diterapkan. Misalnya lo perokok berat nih, lo harus bisa nahan diri waktu sendirian didalem rumah. Simpen duit lo, kalo bisa dimasukkin ke tabungan yang bahan dasarnya dari besi. Jadi kalo lo mau bobol tuh tabungan, lo mesti mikir dua kali. Soalnya, tabungan itu harus dibawa ke tukang las terdekat supaya bisa dibongkar.

Lo juga harus ngerti tempat, dimana saatnya lo loyal. Walaupun gak terlalu loyal, demi menutupi kepelitan yang lo punya men.

Disaat lo lagi ngumpul bareng temen lo. Usahakan jangan terlalu pelit atau terlalu takut untuk ngeluarin sedikit uang yang ada didompet. Temen juga ngerti kalo lo lagi berhemat, tapi masa iya minuman yang lo pesen buat badan lo sendiri harus temen juga yang bayar? Kan anji*sensor*. Nah tipe-tipe orang yang kaya gini nih yang ngebuat temen bangkrut dalam semalam.

Hemat Tau Orang!

Yang satu ini, mungkin gak beda jauh sih sama yang pertama. Tapi, apa salahnya gue jelasin ya? Biar lo ngerti deh, ntar disangka gue hemat tulisan lagi, eh malah dibilang pelit wkwk.

Disaat lo lagi berhemat, lo harus ngerti sama keadaan orang disekitar lo juga men. Semua kitab diagama lo pasti menjelaskan kalo "Membantu sesama manusia". Tapi disaat sahabat super lo (bukan mario teguh) lagi ngebutuhin pertolongan, eh lo malah diem aja sok-sok gak punya duit.

Inget, sahabat itu ada kapanpun dibutuhkan. Lo juga akan menyadari hal itu nanti ketika lo lagi ngebutuhin pertolongan.

Kalo hanya sekedar temen biasa, lo boleh kok sedikit pelit. Tapi, gak boleh terlalu pelit. Untuk sahabat sendiri aja lo pelit, apalagi sama orang? Ndesooo...

Tapi kalo 2 tips diatas belum bisa lo lakuin, mending lo pura-pura jadi orang miskin, terus lo gak usah makan, minum atau beli barang-barang mewah. Terus lo tinggal dateng kerumah temen lo satu-satu mintain bantuan. Palingan gak bakal ada yang ngenal lo, secara lo itu orangnya pelit.

Hemat boleh, asalkan tidak memasuki golongan 'pelit'

Bisa Bedain Mana yang Penting, Mana yang Gak Penting

Waktu pengen berhemat. Usahain jangan terlalu lama buka instagram deh, apalagi buat ngelihat online shop yang bertebaran disana. Pastinya mata sama hati lo gak sinkron. Hati lo bilang kalo itu benda yang gak penting buat dibeli, tapi mata lo mengatakan sebaliknya. Dilema

Akhirnya, lo memutuskan buat beli tuh barang yang ada di foto. Padahal aslinya gak sebagus yang ada difoto, semua itu hanya ekspektasi belaka.

Lo harus bisa ngebedain barang apa yang penting, dan barang apa yang gak penting buat hari-hari lo. Semisalnya lo anak kost. Tentunya, barang-barang yang penting itu kaya peralatan mandi, peralatan make-up dan sebagainya. Biar meskipun didalem kost gak ada yang ngurusin, lo tetep tampil cool didepan semua orang.

Jangan malah lo ngebeli AC, Kulkas, Aksesoris kamar yang segambreng, dan hal yang gak penting buat anak kost. Itu sama aja lo ngerusak komitmen buat hemat!

Coba deh buat berhemat dari sekarang. Pasti nanti bakal berguna buat lo, ataupun orang lain yang ada disekitar lo. Inget, Pelit itu bukan HEMAT!
Read More »

Daily Absurd

Zaman Gue Belum Ada Twitter, Instagram, Path, Facebook, Ask.fm, Etc...

Rabu, Agustus 12, 2015

Masa Kecil Bahagia itu Tanpa Teknologi Canggih
img src: nationalgeographic
Di era digital ini, semua kebutuhan bisa terpenuhi hanya dengan satu jari. Kantor pos tidak dibutuhkan lagi untuk berkirim pesan, wartel sangat jarang ditemui, bahkan dikota besar sekalipun. Sekarang, setiap pasang mata selalu melihat salah satu layar teknologi canggih dunia. Dari anak balita, hingga kakek tua, semua bergantung pada alat ini. Dia adalah, Gadget!

Tujuan dari tulisan gue yang satu ini cuma pengen mengenang masa lalu, waktu gue kecil. Bukan bermaksud menyalahkan generasi muda sekarang atas apa yang mereka lakukan.

Zaman semakin berkembang, dulu kita harus pergi ke kantor pos untuk mengirim surat kepada sanak saudara yang berada jauh dari kita. Sembari menunggu balasan hingga berminggu-minggu hanya untuk mengucap sapa.

Tapi sekarang? Semua serba instan. Mengirim pesan cuma butuh waktu 5-10 detik, supaya bisa dibaca oleh penerima (itu kalo gak pending ya, biasanya sih layanan seluler sekarang banyak yang cupu)

Seiring perkembangan zaman, handphone yang bermula hanya untuk berkirim pesan ataupun telekomunikasi akhirnya berubah menjadi sebuah alat yang serba guna. Ditambah, banyak aplikasi pendukung yang dibuat untuk memuaskan konsumen.

Salah satunya sosial media. Banyak sekali media sosial baru yang berlomba-lomba ngebagiin kenyamanan untuk penggunanya. Banyak banget deh, gak perlu disebutin satu-satu ya.

Bukan munafik. Gue sendiri menikmati akan teknologi yang canggih ini. Gue juga gak bisa munafik, bahwa gue juga salah satu penikmat beberapa sosial media yang lagi jadi trending dikalangan anak muda (biasa mantan anak gawl).

Tapi, yang ngebuat gue miris adalah...

Banyaknya anak di bawah umur yang seharusnya ngehabisin masa kecil dengan bermain sama temen sebayanya terjebak kedalam teknologi canggih ini. Malahan, balita pun udah dikasih orang tuanya smartphone supaya lebih trendi dan dibilang orang banyak duit.

Kalo gue flashback jaman dulu gue waktu masih kecil, sebelum semua teknologi ini ada. Setiap hari, abis pulang sekolah gue selalu main bareng tementemen gue. Permainan tradisional yang memang udah turun temurun dimainin sama anak-anak seluruh Indonesia.

Mulai dari main karet (cewek taulah ya?), main ular naga panjang, main gundu, main bola, main gelasing, main tembaktembakan dari bambu, main dakon, dan masih banyak permainan lainnya yang emang jaman dulu itu asyik banget buat dimainin.

Gue belum tau sama yang namanya cinta-cintaan, gue belum tau sama yang namanya update sosial media atau apapun yang berbau teknologi.

Yang paling gue suka dulu waktu kecil adalah, pergi mancing bareng temen sampe jauh dari perumahan warga. Meskipun gak dapet ikan, tapi disana gue bisa cari sungai baru untuk mandi. Kedua, gue seneng banget sama yang namanya main bola (dulu gue kurus, item pula). Setiap hari sepulang sekolah gue udah nyusun jadwal buat kegiatan seharian. Dimulai dari mandi sungai yang selesai sampe jam 2 siang, terus dilanjutin main bola.

Dan pasti udah tau kan? Kami main bola gak kenal waktu. Gak punya wasit dan gak punya peraturan sama sekali. Bisa dibilang tarkam untuk anak kecil. Permainan simple, tapi bermakna.

Setiap harinya gue berhenti main bola kalo udah maghrib, terus ada salah satu temen gue yang dipanggil nyokapnya suruh pulang, sambil bawa sapu. Nyokap gue sendiri juga sering ngelakuin hal itu buat anak laki-lakinya.

Gue dulu belum ngerti yang namanya internet. Yang gue sama temen-temen gue tau itu cuma main. gak ada hal lain yang bisa kami lakuin, kecuali main.

Sering gue berpikir, apa karna gue orang kampung makanya gak pernah ngerti apa yang namanya teknologi? Beda sama orang-orang kota yang dari kecil udah dikenalin sama wi-fi. Tapi gue bersyukur punya masa kecil disebuah kampung dipelosok hutan Kalimantan. Gue bersyukur karena gue gak pernah mentingin teknologi canggih buat nyenengin hati gue. Gue cuma butuh pancingan, bola, sama ban bekas untuk dijadiin pelampung waktu mandi sungai.

Mungkin bukan cuma orang kampung kaya gue sih yang ngelakuin hal-hal dimasa kecil gue. Dulu, orang kota juga belum ngerti teknologi kaya sekarang. Buat seangkatan kaya gue ya.

Meskipun lahir ditahun 90an (ketahuan tua) tapi gue masih bisa ngerasain permainan-permainan tradisional yang emang EPIC banget kalo gue inget-inget masa itu. Masa waktu gue kecil dulu.

Terlalu keliatan mencolok perbedaan antara zaman gue kecil dulu, sama zaman anak-anak zaman sekarang. Dimana mereka sangat terpaku sama yang namanya gadget.

Anak kecil sekarang udah kenal sama yang namanya sosial media. Mereka juga gak pengen kalah sama kakak-kakaknya buat eksis dijagat dunia maya. Pfffttt... Mirisnya, sebagian dari anak kecil sekarang udah ngerti sama yang namanya video dewasa ehem eheman. Banyak video yang gak layak ditonton sama anak kecil beredar luas di internet, ngebuat anak-anak kecil dengan bebasnya menonton tontonan yang gak pantes. (kalo gue udah tua, pantes wkwk)

Parahnya lagi, banyak sekarang anak SD yang udah ngerti pacaran, cinta-cintaan atau ayang-ayangan sama temen sebayanya. Sms mesra, bbm mesra layaknya orang dewasa. Mungkin kata-kata dewasa sebelum waktunya itu beneran ada dimasa sekarang.

Banyak anak SD yang masih ingusan, udah berani pake lipstik, lipglos atau apalah itu namanya. Cuma buat ngebuktiin bahwa mereka anak gawl atau anak eksis atau anak setan mungkin.

Anak SD, dengan bebasnya ngerokok ditempat-tempat umum tanpa ngerti rasa malu. Tragis.

....

Bukan cuma gue yang menyadari akan hal ini. Banyak orang diluar sana yang juga miris ngeliat teknologi sekarang yang sangat berguna rupanya mempunyai dampak negatif yang sangat besar untuk moral anak bangsa sendiri (sok nasionalis, mentang-mentang bentar lagi 17an)

Orang tua tidak bisa sepenuhnya bisa disalahkan. Mungkin memang kemajuan zamanlah yang ngerubah setiap orang.

Dulu, setiap gue ngumpul bareng temen gak ada yang namanya ngeliatin layar gadget masing-masing. Apalagi ngumpul sambil stalking gebetan, parah.

Banyak orang yang menyalahgunakan teknologi. Jujur, gue termasuk juga.

Tapi, coba kita telaah lebih jauh dan kita ingat-ingat tentang masa kecil kita dulu. Apakah masih ada anak-anak zaman sekarang yang main permainan tradisional?

Ada, tapi sangat jarang! Mereka lebih milih main game digadget ataupun playstation! Miris. Bayangin aja men, setiap anak kecil di Indonesia udah punya penyakit rabun sejak dini, bayangin coba.

Terus, apa pendapat orang tua mereka? Apakah mereka memperbolehkan anaknya dengan leluasa bermain gadget sepanjang hari? Seharusnya sebagai orang tua bisa lebih bijaksana, apalagi untuk anaknya sendiri.

Makanya, mulai sekarang ajarin anak-anak kecil buat ngehidupin lagi permainan tradisional yang udah lama ditinggalin. Coba ajak anak-anak kecil untuk gak terpaku sama gadget, lama-lama jadi idiot!

Ajarkan mereka bermain layaknya anak kecil. Bukan mengajari mereka untuk pacaran, dan dewasa sebelum waktunya. Apalagi sekarang banyak acara TV yang sangat-sangat tidak mendidik untuk anak-anak dibawah umur. Program TV hanya mengejar rating semata, demi meningkatnya penghasilan yang mereka dapatkan dari iklan.

Buat lo yang punya umur dibawah 18 tahun, gue saranin berubah. Inget, lo harus bersosialisasi sama sekitar, bukan cuma sama gadget lo doang!
Read More »