Daily Absurd

JOGJA, KEMBALI

Rabu, Februari 27, 2019


Yogyakarta
Img src: krjogja.com

15 Agustus 2014

Hari dimana untuk pertama kalinya Saya menginjakkan kaki ditanah Yogyakarta, yang katanya indah, dan sulit untuk dilupakan.

Hari dimana Saya harus memilih, antara menetap atau pulang. Sebab sudah tak diterima diperguruan tinggi idaman, meskipun di inginkan diperguruan tinggi lainnya.

Hari dimana kemudian Saya memutuskan bahwa Saya harus menetap di Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan, karena sudah diterima disalah satu perguruan tinggi swasta.


20 September 2014

Untuk kedua kalinya, Saya kembali ke Yogyakarta, setelah pagi-pagi buta harus menunggu dibandara karena terkena delay ketika ingin take off.
Kali ini, Saya satu pesawat dengan teman Saya, yang juga ingin melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Dimana ada ikut serta kakaknya dari Pontianak, dikhususkan untuk menjemput teman Saya. Karena kakaknya sudah berada di Yogyakarta sejak 4 tahun sebelumnya.

Penerbangan pagi membuat Saya mengantuk dipesawat, meskipun harus beberapa kali terbangun karena goyangan yang disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung... Saya masih takut naik pesawat... hingga sekarang.

21 September 2014

Hari dimana Saya menginjakkan kaki di kampus untuk ke tiga kalinya. Karena yang pertama kali adalah kuliah pendidikan dasar selama satu minggu untuk perkenalan kampus, dan kedua adalah ospek.

Tapi kali ini, Saya sudah resmi memiliki mata kuliah.

......

Time Skip.
Hari hari dan tahun berikutnya di isi dengan kegiatan biasa, diselingi sedikit drama untuk menambah bumbu perantauan.

Dimulai dari berpindahnya Saya dari rumah teman Saya untuk tinggal dikos sendiri, hingga akhirnya mengontrak sebuah rumah bersama ke-enam teman-teman sekelas Saya dikampus.

Dua tahun mengontrak, tinggal bersama-sama, dan melakukan seluruh kegiatannya bersama-sama pastilah meninggalkan banyak cerita yang Sayangnya tidak bisa Saya ceritakan sekarang, karena ceritanya akan panjang, mungkin suatu saat jika Saya sedang ingin, Saya akan membuatkan sebuah buku yang dikhususkan untuk menceritakan kehidupan Saya dan ke-enam teman Saya selama mengontrak.

Satu tahun terakhir, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrakan, dan kembali tinggal di kos masing-masing dengan alasan "Sudah mau selesai". Berat memang, tapi mau bagaimana lagi?

......

Takdir, mungkin. Saya sudah jatuh cinta dengan kota Jogja sejak awal, pun hingga sekarang rasa cinta Saya belum bisa hilang.
Banyak memori yang sudah tersimpan dikota ini. Banyak cerita yang sudah tertulis dikota ini.

Saya menemukan banyak sekali pelajaran hidup dari kota ini, melalui manusia, hingga tempat sekalipun.

Mulai dari cerita sedih, hingga suka ria sekalipun.

Jogja sudah merajut banyak cerita bagi setiap orang, termasuk Saya.
Jogja sudah berhasil menghipnotis setiap orang untuk tinggal, menetap, dan membuat koloni disana..
Jogja sudah berhasil membuat Saya menangis...

25 Februari 2019

Setelah hampir 5 tahun Saya disini, Akhirnya Saya meninggalkan Jogja..
Entahlah, meninggalkannya sebentar, atau selamanya

Saya berharap, sebentar, lalu kembali. Karena Saya betul ingin kembali.
Saya tidak perduli, entah ketika Saya kembali nanti, semua teman Saya sudah sibuk bekerja, atau bahkan sudah tidak berada di Jogja. Tapi Saya tetap ingin kembali.

Saya hanya ingin duduk disebuah kursi didepan teras kos pak sukino, memandang burung peliharaannya, sambil menyeruput coffee mix panas yang dibeli dari burjo a'a berambut metal dipertigaan barat Hartono Mall.

Saya hanya ingin merasakan ngantuk setiap jam 7 malam, lalu kembali segar ketika sudah jam 10 malam.

Saya hanya ingin duduk di oman kopi sambil menunggu seorang dengan cosplay bancinya mengamen.

Saya hanya ingin

Saya hanya ingin, kembali ke Yogyakarta.

:')
Read More »

Puisi

RANCU PERILAKU [PUISI]

Selasa, Februari 05, 2019

RANCU PERILAKU

Sebab tak ada musabab dari si empunya roti untuk membagi sebelah,
atau seperempat gandum.
Padahal diletakannya diatas kendi di ruang depan
guna menerima tamu dan bersenda tawa

Perihal disentuh tak berizin dan berbahaya.
Alhasil tamu hanya melihat diam,
padahal dalam hati mau mencuri tapi tak berdaya.

Bertanya pada siapa pula,
sebab si empunya tak menjelaskan pun tak memberi aba-aba.
Hanya asik duduk ditepian kendi menjaga roti,
sedang tamu duduk segan takut dikira pencuri.

-Gipsy Marpaung, Yogyakarta 2018.
Read More »

Daily Absurd

WISUDA, ORANG TUA, DAN TEMAN [RECAP 2.0]

Selasa, Februari 05, 2019


Q: Apa yang ingin kamu beri untuk orang tua?
A: Saya ingin memberikan kebahagiaan kepada mereka
Q: Dengan cara?
A: WISUDA

23 Januari 2019

Hari ini Saya akan terbang ke Jogjakarta bersama kedua orang tua Saya. Tentunya menggunakan pesawat, bukan menggunakan sulap ataupun menjahit sayap sendiri. Kami mengambil penerbangan sore, bukan juga karena kami satu keluarga pecinta senja, melainkan karena tiketnya murah.

Memboyong kedua orang tua untuk pergi ke Jogjakarta bukan tanpa sebab, melainkan untuk menghadiri acara wisuda Saya. Meskipun satu minggu belakangan orang tua Saya belum yakin anaknya di wisuda, karena belum ada bukti yang otentik. Undangan wisuda untuk kedua orang tua, contohnya.

Berulang kali juga Saya tegaskan kepada mereka, bahwa Saya bukan anak yang kurang ajar dan durhaka terhadap orang tua, dan tidak mungkin melakukan kebohongan sebodoh itu dengan cara mengaku wisuda padahal sudah drop out dari kampus dari pertengahan semester. Saya masih takut dosa.

Ketidakpercayaan mereka dilandasi karena banyak anak-anak dikampung Saya yang sudah melakukan hal bodoh seperti itu. Meminta uang untuk skripsi hingga wisuda, padahal sudah dikeluarkan dari kampus jauh sebelum mereka mengambil mata kuliah skripsi. Bukan satu-dua orang saja, melainkan sudah banyak. Untuk itu, kedua orang tua Saya memiliki landasan yang kuat untuk merasa takut dan ragu akan dibohongi anaknya.

Saya meminta salah seorang teman Saya untuk mencarikan kendaraan, agar orang tua Saya tidak perlu jalan kaki hingga ke tepi jalan raya hanya untuk memesan layanan ojek daring. Teman Saya menyanggupi, dan dengan baik hati menjemput Saya sekeluarga. Terimakasih, Avin.

26 Januari 2019 - Drama

Banyak drama dihari ini.

Dimulai dari teman adik sepupu Saya yang datang terlambat menjemput Ibu Saya untuk dandan, hingga layanan ojek daring yang sangat tidak profesional.

05:00 WIB

Ibu Saya masih gelisah menunggu teman adik sepupu Saya menjemput beliau untuk dandan. Hari terbaik anaknya, masa tidak dandan? Kata Ibu Saya. Setuju.

Akhirnya setelah beberapa episode Cinta Fitri selesai di tonton, teman adik sepupu Saya datang.

06:30 WIB

Ibu Saya baru selesai, Saya sudah sedikit dongkol. Terlalu lama hanya untuk berdandan. Bapak Saya yang notabene cepat naik darah juga ikut marah. Kakek & Nenek Saya tidak ikut marah, mereka menenangkan kami berdua.

Saya sedikit marah karena di undangan jelas tertera bahwa wisudawan harus datang jam 07:00 agar bisa absen dan briefing terlebih dahulu. Oke, Saya pasti terlambat. Karena jarak yang ditempuh dari kontrakan adik sepupu Saya ke tempat wisuda Saya terbilang lumayan jauh. Memakan waktu hampir 1 jam jika macet.

Awalnya Saya ingin menyewa mobil untuk hari-H wisuda. Tapi tidak jadi. Lebih baik menggunakan layanan ojek daring saja karena lebih mudah dan tidak pusing untuk mencari tempat parkir nanti di tempat wisuda.

Mungkin karena terlalu jauh, dan masih sangat pagi. Banyak dari mereka yang tidak mau menerima pesanan Saya. Kurang ajar memang. Sudah hampir 5 kali Saya memesan, selalu ditolak ataupun tidak dijawab. Kurang ajar kuadrat.

Skip--

Akhirnya Saya bersama keluarga sampai di tempat wisuda jam 07:20. Saya pikir sudah terlambat, tapi ternyata masih banyak yang belum datang, dan prosesi wisuda dimulai pada jam 08:00. Memang triple kurang ajar.

Touch down

Mengikuti prosesi wisuda memang membosankan menurut Saya. Hanya mendengar orang-orang yang memiliki jabatan berbicara sembari memberikan nasihat. Meskipun baik bagi kami, tapi banyak juga diantara para peserta wisuda malah mengantuk menunggu prosesi selesai.

Setelah semua tata cara selesai, kami para peserta wisuda disuruh memberikan bunga (sudah disiapkan oleh panitia wisuda) kepada orang tua kami masing-masing.

Acara berubah total, semua yang mengantuk, sekarang jadi pada menangis. Begitu pula dengan Saya, dan teman Saya Haidar, yang kebetulan sama-sama di wisuda.

Kedua orang tua Saya menangis bangga. Saya yang sebelumnya jarang sekali melihat Bapak Saya menangis, hari itu melihat beliau menangis karena bangga kepada Saya. Begitu pula Ibu Saya, dia menangis terharu.


....

Ahhh... Hari itu adalah salah satu hari terbaik didalam hidup Saya. Meskipun hari-hari lainnya juga baik, tapi dihari itu Saya sudah berhasil membuktikan kepada kedua orang tua Saya bahwa anaknya juga tidak ingin mengecewakan mereka.

Hari itu adalah hari paling indah juga buat Saya. Semua orang yang mengenal Saya mengucapkan selamat, semua teman-teman Saya juga datang. Memberikan salam hangat, memberikan ucapan, dan tertawa bersama.

Jika Saya jadi presiden nanti, 26 Januari akan Saya buat menjadi hari libur. Untuk memperingati bahwa hari itu adalah hari yang sangat spesial buat Saya.


Penutup

Ucapan terimakasih Saya persembahkan untuk kedua orang tua Saya, Kakek & Nenek Saya, serta kepada semua teman-teman Saya, baik yang datang dan mengucapkan, ataupun yang tidak sama sekali. Kalian semua adalah orang-orang baik yang Tuhan berikan kedalam hidup Saya. Saya harap, Saya bisa memberikan kebahagiaan kepada kalian semua, terlebih kepada kedua orang tua Saya. Terimakasih telah percaya kepada Saya.


Salam hangat, Gipsy Marpaung yang sudah mendapatkan gelar sarjana.
Yogyakarta, 5 Februari 2019.
Read More »