Img src: krjogja.com |
15 Agustus 2014
Hari dimana untuk pertama kalinya Saya menginjakkan kaki ditanah Yogyakarta, yang katanya indah, dan sulit untuk dilupakan.
Hari dimana Saya harus memilih, antara menetap atau pulang. Sebab sudah tak diterima diperguruan tinggi idaman, meskipun di inginkan diperguruan tinggi lainnya.
Hari dimana kemudian Saya memutuskan bahwa Saya harus menetap di Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan, karena sudah diterima disalah satu perguruan tinggi swasta.
20 September 2014
Untuk kedua kalinya, Saya kembali ke Yogyakarta, setelah pagi-pagi buta harus menunggu dibandara karena terkena delay ketika ingin take off.
Kali ini, Saya satu pesawat dengan teman Saya, yang juga ingin melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Dimana ada ikut serta kakaknya dari Pontianak, dikhususkan untuk menjemput teman Saya. Karena kakaknya sudah berada di Yogyakarta sejak 4 tahun sebelumnya.
Penerbangan pagi membuat Saya mengantuk dipesawat, meskipun harus beberapa kali terbangun karena goyangan yang disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung... Saya masih takut naik pesawat... hingga sekarang.
21 September 2014
Hari dimana Saya menginjakkan kaki di kampus untuk ke tiga kalinya. Karena yang pertama kali adalah kuliah pendidikan dasar selama satu minggu untuk perkenalan kampus, dan kedua adalah ospek.
Tapi kali ini, Saya sudah resmi memiliki mata kuliah.
......
Time Skip.
Hari hari dan tahun berikutnya di isi dengan kegiatan biasa, diselingi sedikit drama untuk menambah bumbu perantauan.
Dimulai dari berpindahnya Saya dari rumah teman Saya untuk tinggal dikos sendiri, hingga akhirnya mengontrak sebuah rumah bersama ke-enam teman-teman sekelas Saya dikampus.
Dua tahun mengontrak, tinggal bersama-sama, dan melakukan seluruh kegiatannya bersama-sama pastilah meninggalkan banyak cerita yang Sayangnya tidak bisa Saya ceritakan sekarang, karena ceritanya akan panjang, mungkin suatu saat jika Saya sedang ingin, Saya akan membuatkan sebuah buku yang dikhususkan untuk menceritakan kehidupan Saya dan ke-enam teman Saya selama mengontrak.
Satu tahun terakhir, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrakan, dan kembali tinggal di kos masing-masing dengan alasan "Sudah mau selesai". Berat memang, tapi mau bagaimana lagi?
......
Takdir, mungkin. Saya sudah jatuh cinta dengan kota Jogja sejak awal, pun hingga sekarang rasa cinta Saya belum bisa hilang.
Banyak memori yang sudah tersimpan dikota ini. Banyak cerita yang sudah tertulis dikota ini.
Saya menemukan banyak sekali pelajaran hidup dari kota ini, melalui manusia, hingga tempat sekalipun.
Mulai dari cerita sedih, hingga suka ria sekalipun.
Jogja sudah merajut banyak cerita bagi setiap orang, termasuk Saya.
Jogja sudah berhasil menghipnotis setiap orang untuk tinggal, menetap, dan membuat koloni disana..
Jogja sudah berhasil membuat Saya menangis...
25 Februari 2019
Setelah hampir 5 tahun Saya disini, Akhirnya Saya meninggalkan Jogja..
Entahlah, meninggalkannya sebentar, atau selamanya
Saya berharap, sebentar, lalu kembali. Karena Saya betul ingin kembali.
Saya tidak perduli, entah ketika Saya kembali nanti, semua teman Saya sudah sibuk bekerja, atau bahkan sudah tidak berada di Jogja. Tapi Saya tetap ingin kembali.
Saya hanya ingin duduk disebuah kursi didepan teras kos pak sukino, memandang burung peliharaannya, sambil menyeruput coffee mix panas yang dibeli dari burjo a'a berambut metal dipertigaan barat Hartono Mall.
Saya hanya ingin merasakan ngantuk setiap jam 7 malam, lalu kembali segar ketika sudah jam 10 malam.
Saya hanya ingin duduk di oman kopi sambil menunggu seorang dengan cosplay bancinya mengamen.
Saya hanya ingin
Saya hanya ingin, kembali ke Yogyakarta.
:')