Celotehan Sok Bijak

Bowo, Youtuber Reaction, Beserta Kesalahan Aplikasi Penggerus Moral

Kamis, Juli 05, 2018

Bowo, Bowo, dan Bowo. Semua timeline media sosial Saya dipenuhi dengan nama beserta foto dari seorang lelaki bernama Bowo. Entah apa nama panjangnya, mereka memanggilnya seperti itu. Jadi, Saya akan sedikit berbicara, atau mungkin banyak berbicara, bukan mengenai Bowo, tapi mengenai Anda yang dengan sengaja ikut menjadi pelaku bullying.

Bowo Tiktok
Img Src: jakarta.tribunnews.com
Bowo adalah seorang anak laki-laki yang Saya perkirakan masih berumur dibawah 21 tahun (standar kedewasaan di Indonesia). Memiliki hobi menggunakan media sosial seperti teman-teman sebayanya.

Baru-baru ini menjadi perbincangan hangat diseluruh laman media sosial. Perkara simple, Bowo menggelar "Meet and Greet" dengan para fansnya dengan mematok harga yang untuk banyak orang Indonesia berada pada kategori "Mahal". Perkara ini yang seterusnya menjadi perbincangan hangat dikalangan Youtuber Reaction (Penggiat youtube yang doyan merekam dirinya sendiri saat sedang memberikan reaksi).

Pembahasan pun semakin meluas karena beredar video ketika Bowo melakukan Meet & Greet dengan para penggemarnya disuatu tempat yang Saya sendiri tidak tahu dimana letaknya. Kali ini, penggiat youtube yang doyan merekam dirinya sendiri saat sedang memberikan reaksi membahas mengenai warna kulit Bowo yang sangat kontras dengan apa yang selama ini penggemarnya lihat di akun Instagram milik Bowo.

Semakin luas video beredar, semakin banyak pula netizen terhormat yang dengan memiliki kesadaran penuh ikut mem-bully seorang bocah bernama Bowo ini.

Dimulai dengan menghina, dan ikut menyebar luaskan konten yang paradigmanya sendiri sudah terlanjur buruk dimata penggiat internet. Dengan embel-embel "STOP MAKING STUPID PEOPLE FAMOUS", agar dirinya terlihat lebih keren, bijak, ah juga peduli terhadap kemajuan bangsa, dimata pengikutnya di laman media sosial.

Oke, cukup.

Bukan Bowo yang ingin Saya bahas. Tetapi Anda, pelaku bullying yang tidak mengakui perbuatannya.

Jika Anda dikatakan sebagai pelaku bullying, lalu Anda tidak terima dengan julukan tersebut, maka izinkan Saya untuk mengutip arti kata bullying dari laman wikipedia.

Bullying/Penindasan
Penindasan (bahasa Inggris: Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.

Ada satu kata disana. Mengintimidasi. Tak perlulah Saya artikan lagi, apa itu arti Intimidasi.

Banyak penggiat internet, yang dengan secara sengaja mengintimidasi Bowo karena dianggap sudah memberikan dampak buruk bagi anak-anak diseluruh Indonesia. Merusak bangsa, dan hal buruk lainnya yang Bowo sendiri pun tidak tahu apa maksudnya.

Anda, sebagai netizen yang sangat-sangat terhormat, Saya masih sedikit bingung dengan apa maksud dan tujuan Anda melakukan hal tersebut? Untuk kepuasaan pribadi? Menyangka bahwa telah menolong banyak orang? Mengira hal tersebut adalah baik?

Banyak pelaku bullying yang tidak sadar, bahwa mereka sedang melakukan hal tersebut. Menurut mereka, hal tersebut sangat-sangat biasa, dan tidak menyalahi norma. Menurut Saya, persentase terbesar penyebab bullying berasal dari hal tersebut. Dan disini, Anda adalah orang yang Saya bahas.

Menurut Saya, jangan terlalu besar Anda melakukan suatu hal di internet agar menjadikan Anda terlihat baik dimata orang lain, cukup jangan buang sampah sembarangan didunia nyata dan jangan menerobos lampu merah saja itu sudah membuktikan bahwa Anda adalah orang yang patut di contoh. Saya tidak bilang, bahwa Saya adalah orang yang patut di contoh.

Dampak bullying terhadap Bowo sangat besar, hingga akhirnya sampai pada keluarganya. Keluarga Bowo tak pernah mengira hal ini akan berimbas besar untuk anaknya. Dan, jika kalian ada diposisi kedua orang tua Bowo, apakah kalian mau anak kalian menjadi bahan bully oleh seluruh penggiat internet?

Lalu, apa kesalahan Bowo yang menjadikannya buruk dimata penggiat internet?

Apakah karena dia menggunakan suatu aplikasi yang memiliki paradigma buruk?
Apakah karena timbulnya kata 'alay' dikalangan masyarakat?
Apakah karena dia menghabiskan uang seluruh anak-anak karena acara berbayarnya?

Ketiga hal tersebut menjadi landasan Anda untuk ikut mengintimidasi seorang anak kecil?

....

Pertama, tidak ada aplikasi yang buruk (buruk bukan dalam artian sistem, fitur, serta kegunaan). Hanya ada pengguna yang buruk.

Pertanyaan: Apakah Bowo menggunakan aplikasi tersebut dengan buruk, dan tidak layak dicontoh?
Jawaban: Tidak. Bowo menggunakan aplikasi dengan semestinya. Bahkan jika kita melihat budaya yang ada di Indonesia, banyak orang lain yang dengan sengaja menggunakan aplikasi itu dengan buruk. Salah satu contohnya adalah, banyak perempuan yang dengan sengaja menunjukkan kemolekan tubuhnya diaplikasi tersebut. Lalu, kenapa Anda tidak protes? Bahkan, ada salah satu youtuber reaction yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah pengecualian.

Kedua, semua orang (tidak terkecuali Saya dan Anda) pernah mengalami dan melewati fase tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada media yang sekarang sudah berkembang dengan pesat. Dulu, kenakalan kita hanya disaksikan oleh orang-orang terdekat, ruang lingkupnya kecil. Sekarang, karena perkembangan teknologi, kenakalan yang dilakukan oleh seorang anak kecil dapat diketahui oleh banyak orang.

Pertanyaan: Apakah Bowo Alay dan tidak layak dicontoh?
Jawaban: Ya, Bowo alay (jika alay adalah sebuah kata). Lalu, apakah Anda tidak pernah melewati fase tersebut? Saya rasa, Anda dan Saya pernah mengganti sebuah huruf dalam satu kalimat menggunakan angka.

Ketiga, acara Meet & Greet yang digelar oleh Bowo. Saya tanya, apakah anak dengan umur seperti itu sudah bisa mengatur, dan mempersiapkan suatu acara dengan baik? Simple, ada orang-orang dibalik Bowo yang dengan sengaja ingin meraup keuntungan dari penggemarnya Bowo. Diposisi ini, Bowo adalah seseorang yang digunakan oleh orang lain untuk mendapatkan keuntungan. Banyak management yang tiba-tiba muncul, mengadakan Meet & Greet, dengan harga yang lumayan menguras dompet.

Saya tidak serta merta membela Bowo. Jika dilihat dari sudut pandang Saya, Bowo juga salah. Jadi, jangan mengatakan bahwa Saya membela Bowo, atau berkata, Saya adalah keluarga Bowo.

Kesalahan terjadi dari dua belah pihak, yaitu antara pihak Bowo, dan pihak Penggemar.

Bowo bersalah karena dia sebagai influencer, tidak bisa memberikan kebijaksanaan bagi para penggemarnya.

Penggemarnya bersalah karena mereka sebagai penonton tidak bijaksana dalam mengambil suatu tindakan.

Adil bukan?

Sekarang, banyak pengguna media sosial yang sebenarnya belum layak menggunakannya karena mereka belum memiliki cukup umur. Anak kecil belum dapat memilah, mana yang baik dan mana yang buruk. Hal tersebut sebenarnya bergantung pada apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya sejak dini.

Jadi, Anda yang mengaku sudah tua dan berpengalaman, seharusnya memberikan wejangan kepada orang yang umurnya lebih muda dari Anda. Batasi penggunaan media sosial pada anak-anak, meskipun Saya tahu Anda sebagai orang tua tidak akan bisa mengawasi setiap hari. Berikan pemahaman yang lebih kepada anak-anak Anda untuk tidak terlalu sering menggunakan media sosial.

Jangan menyalahkan seorang anak kecil bernama Bowo, yang berakibat pada mental anak tersebut dimasa yang akan datang. Pun, kemenkominfo sudah memblokir akses pada aplikasi tersebut. Jadi, stop melakukan tindakan bullying yang berdampak buruk bagi orang lain.

Anak kecil itu suka meniru apa yang dia lihat. Untuk itu, bijaklah dalam menggunakan internet!
Read More »