Curahan Hati

MERAH, KUNING, HIJAU

Rabu, Maret 17, 2021

Warna kuning rambu memaksa untuk berjalan dengan hati-hati, hingga hijau yang seharusnya hanya sekelibat mata jadi terasa sangat lama, bertarung melawan sifat ketidaksabaran, klakson kendaraan saling bersautan tidak mau mengalah. Tak ada aturan pasti, tapi siapa yang paling kencang, dia pemenang.

5 detik sebelum itu, seseorang memalingkan pikirannya jauh sekali pada suatu waktu saat semuanya sedang baik-baik saja, ketika dia masih tidak berteman akrab dengan kesepian.

Pikiran jauh mengawang menelusuri cerita dua insan beda kelamin sedang asik-asiknya berbahagia, tanpa harus memperdulikan sekitar. Sedang sibuk menggali lebih jauh mengenai kenapa cerita bahagia itu bisa usai, klakson mobil pengangkut ratusan besi yang sudah menunggu lama dibelakang mengagetkan dia dari lamunannya.

Warna hijau rupanya sudah menyala.

“Ah.. buat apa menilik jauh ke belakang” pikirnya. Biarkan saja cerita lalu yang sudah terkubur terlalu dalam hilang ditelan waktu.

Sama seperti lampu yang telah berubah jadi hijau, maju menjadi satu-satunya pilihan pasti agar tidak ditabrak oleh kendaraan yang ada dibelakang. Maju saja, meskipun didepan masih ada jalan berlubang dan berkelok, ia juga memiliki pemandangan indah yang memanjakan mata.

Didepan jalan sana masih banyak manusia lain menunggu untuk disuguhi cerita perjalanannya. Jika beruntung mungkin akan diberikan makan, atau bahkan tempat tinggal sementara.



Read More »

Curahan Hati

PERKARA RINGAN

Sabtu, Maret 06, 2021

Sejak sore hujan melanda kota yang sudah hampir dua tahun ini Saya tinggali, lagi. Padahal sebelumnya, kuning kemerahan masih tercetak dikanvas maha luas bernama langit.

Asap pekat mulai menghilang pertanda pembakar lahan mulai mengerang gelisah dirumahnya karena musim hujan mungkin sebentar lagi akan tiba. Ribuan semut hitam muncul dipekarangan rumah, keluar dari persembunyian yang mungkin saja sedang tergenang air. Tiba-tiba suara jangkrik mulai bermunculan dan saling bersaut-sautan. Jika tahu artinya, mungkin saja mereka sedang bernanyi girang karena hujan sudah mulai datang. Atau, bisa saja mereka saling adu makian karena menganggap jangkrik lain berisik dan mengganggu. Who knows...

Dibawah sini, orang-orang bergembira karena tak perlu lagi bingung akan kehabisan air. Tanaman kembali berfotosintesis setiap pagi meskipun tanpa dibantu siraman air dari si empunya. Belakangan curahan hati mengenai panas selalu menyambangi Saya ketika bertemu pemilik warung, atau tetangga-tetangga yang setiap sore harus membawa ember penuh air untuk menyiram tanaman janda bolongnya yang konon katanya bisa dipatok dengan harga yang lumayan fantastis.

Cuaca yang lumayan sejuk tentu saja membuat banyak orang tidak ingin melakukan aktifitas apapun selain tidur, tidak terkecuali dengan Saya yang sedari tadi mencoba memejamkan mata namun tetap saja gelisah memikirkan sesuatu hal. Perkara yang mungkin saja ringan, namun tetap saja mengganjal isi kepala.

Ilusi kegetiran yang Saya yakin tertanam dikepala secara tidak sengaja perkara habis menonton video limbad yang sedang dilindas tendem roller.

Entahlah, memikirkan perkara ringan membuat otak bekerja lebih keras dari biasanya.

Bahkan secara tidak sengaja, Saya tidak tahu harus mengakhiri tulisan ini dengan apa. Hingga harus mengakhirnya dengan bagaimana?
Read More »