ORANG TUA, TEMAN DAN PENDADARAN

Rabu, Desember 12, 2018


Saya tidak akan menyangka, kami begitu spesial.

Saya ingin merekap semuanya dalam satu tulisan. Dengan hati yang paling dalam, Saya persembahkan tulisan ini untuk teman-teman yang terbagi menjadi dua kubu, dan mengatasnamakan dirinya Black Cobra & Red Dragon ketika disuruh salah satu Dosen untuk membentuk sebuah kelompok belajar pada mata kuliah yang diampu. Kami adalah satu kesatuan!

Dan, terlebih kepada kedua orang tua Saya yang sangat spesial. Mereka adalah orang tua SUPER. Benar kata Stan Lee "Not All Super Hero Wear Capes".

26 November 2018.

Hari dimana Saya diharuskan untuk berbicara didepan tiga orang Dosen.

Pertama, Dosen pembimbing
Kedua, Dosen penguji
Dan ketiga, Dosen penguji.

Saya harus mempresentasikan apa yang telah Saya buat dalam beberapa bulan terakhir, dengan tenaga dan waktu yang sangat-sangat terkuras, jam tidur yang dipotong habis hanya untuk mengerjakan revisi dari Dosen pembimbing skripsi.

....

Kita mulai dari awal.

Saya adalah tipe mahasiswa pemalas, empat semester lamanya Saya mengambil mata kuliah Skripsi, tetapi tidak pernah dikerjakan. Entah kenapa, Saya pikir mungkin karena masih ada beberapa teman yang juga mengikuti jejak Saya untuk tidak memperdulikan skripsi. Atau, mungkin, Saya yang mengikuti jejak mereka.

Pada semester ke-tiga pengambilan skripsi, tiga dari beberapa teman akrab Saya ternyata sudah berhasil menyelesaikan. Kemudian masuk pada tahap wisuda. Bangga? Jelas! Saya sebagai seorang teman sangat bangga melihat mereka berhasil melalui tahap skripsi hanya dalam waktu satu semester! Tapi, munafik jika Saya tidak iri melihat keberhasilan mereka. Saya meniatkan diri untuk menuntaskan skripsi pada semester ke-empat pengambilan mata kuliah skripsi.

Waktu berlalu, Saya menjadi semakin malas! Mendapatkan Dosen dengan banyak aturan. Pada tahap pembuatan proposal, Saya sempat mandek satu bulan karena tidak adanya niat untuk memperbaiki revisi.

Lalu datang tamparan keras. Orang tua Saya yang notabene sudah pensiun dari BUMN tidak memiliki uang lebih untuk memberikan beasiswa sehari-hari bagi anaknya. Padahal perencanaan awal sudah matang. Sebelum pensiun orang tua Saya telah merencanakan keuangan yang benar-benar baik, dengan catatan "Saya harus lulus, tepat empat tahun. Atau boleh kurang". Rencana berubah, Saya menjadi seorang mahasiswa pemalas yang kerjanya tidur pada pagi hari, lalu bangun sore hari, dengan value yang dihasilkan adalah nol (0).

Orang tua Saya berbicara, jika mengulur waktu untuk semester depan, mereka terpaksa meminjam dari salah satu bibi Saya yang lumayan berada. Membayarnya? "Dipikir sambil jalan" kata orang tua Saya.

Perasaan bersalah muncul, kemudian dengan niat gegap gempita sembari menggendong perasaan bersalah yang teramat sangat, Saya melanjutkan skripsi.

Dalam waktu tiga bulan, Saya bisa menyelesaikan keseluruhan BAB. Meskipun menguras waktu, tenaga, dan jam tidur tidak akan bisa memperbaiki kesalahan Saya kepada orang tua.

Saya mendaftar presentasi skripsi dengan waktu yang sangat mepet, tak masalah Saya tidak tidur dua hari, asal wisuda tepat waktu! Pikir Saya.

Saya mendapat jadwal pada tanggal 26 November 2018. Hari dimana Saya harus mempresentasikan apa yang sudah Saya kerjakan dalam beberapa bulan terakhir. Hari-hari yang lumayan berat, karena harus mengerjakan semuanya hampir sendiri. Saya bilang hampir karena ada beberapa teman Saya yang masih stay di Jogja membantu dalam pengerjaan.

Ahmad Murtafik. Seorang sarjana yang sudah sibuk dengan pekerjaannya dibidang kreatif. Bekerja sama dengan beberapa Artis, Penyanyi, & Youtuber ternama. Jam terbangnya sudah tinggi! Tapi dengan ikhlas membantu Saya dalam pengerjaan Produksi & Pasca Produksi pembuatan skripsi. CATAT! Dia tidak pernah menolak ketika Saya meminta bantuan! TANPA bayaran!

Oh iya, Saya lupa, terimakasih juga telah meminjamkan keseluruhan alat shoot dalam tahap produksi, fik.

Beberapa teman yang sudah lulus memilih untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Mereka sibuk dengan kehidupan barunya, dan Saya sebagai teman turut senang mereka sudah mendapatkan pekerjaannya masing-masing.

Dua hari sebelum hari-h presentasi, Saya menghubungi mereka semua melalui sebuah grup chatting. Mengatakan bahwa pada tanggal 26 November 2018, adalah jadwal Saya melakukan prensentasi skripsi.

Banyak dari mereka mengatakan tidak bisa hadir! Kecewa? Jelas! Dimana mereka ketika Saya yang adalah teman akrabnya membutuhkan semangat? Padahal ketika mereka semua berada diposisi Saya, Saya selalu datang dan membantu, memberikan semangat. Naif memang. Itulah buruk Saya.

Hari minggu, tepat satu hari sebelum Saya melakukan pendadaran. Smartphone Saya berdering, lalu Saya angkat.

"Dimana?"
"Di kos, knp?"
"Jangan kemana-mana, aku udah di McD Sudirman"
"Ngapain?"
"Lah kan besok kau pendadaran bangsat?"

Percakapan singkat yang membuat Saya sangat kagum, sekaligus senang. Padahal sebelumnya teman Saya mengatakan bahwa tidak bisa datang karena kesibukan barunya. Saya sudah memaklumi, meskipun sedikit munafik.

Malam sebelum Saya melakukan pendadaran, hampir semua teman akrab Saya di Jogja berada didalam kamar kos Saya. Berbicara seperti biasa, layaknya kontrakan yang pernah kami tinggali selama dua tahun.

Tau apa yang mereka berikan? Ya, semangat. Kegugupan Saya, kekhawatiran Saya akan besok hampir bisa dipastikan hilang karena mereka semua menyemangati Saya.

"Apa yang kau takutkan gak bakalan ada besok". Itulah kata mereka, dan Saya mempercayainya. Karena mereka sudah pernah berada diposisi Saya.

26 November 2018, Hari-H

Belum habis tadi malam, pagi ketika Saya bangun tidur, Saya mendapati ada teman Saya yang sudah tidur dikamar. Padahal sebelumnya dia masih berada di Jakarta untuk mendaftar pekerjaan.

Bangsat! Naik kereta katanya tadi malam dan baru sampai Jogja ketika subuh.

Senang? Jelas! Keperdulian mereka kepada Saya adalah keperdulian yang tidak ternilai harganya. Bukan perkara uang, tapi kebersamaan.

Semua teman-teman Saya berkumpul, memberikan dukungan! Sebelum Saya selesai dan keluar dari ruang pendadaran, mereka sudah melakukan sesi foto untuk menunjukkan betapa ekspresi Saya seperti orang bodoh ketika didalam. Haha lucu. Ketika selesai, mereka semua masuk kedalam untuk memberikan Saya selamat.

Meskipun gemetar Saya belum hilang sepenuhnya, Saya sudah bisa ketawa karena melihat tingkah laku jenaka mereka. Kesibukan mereka semua hilang seketika dalam satu hari, hanya untuk berkumpul dan merayakan.

Bagaimana dengan nilai? Jelas Saya mendapatkan yang terbaik! Saya boleh sombong! Keberhasilan Saya turut dibantu oleh semua teman-teman Saya, terlebih kepada Ahmad Murtafik. Maaf Saya ralat, bukan keberhasilan Saya, tetapi keberhasilan kami semua!

Saya senang bukan kepalang!

....

Kesenangan itu tidak ingin Saya bagikan hanya kepada teman-teman Saya. Orang tua yang sedari malam sudah memberikan semangat dan doa kepada Saya juga harus tahu bahwa anaknya sudah berhasil, dan mendapatkan nilai yang sangat-sangat memuaskan!

"Mak, Gipsy sudah selesai sidang pendadaran. Dapat Nilai A" Kata Saya melalui sambungan telepon.
"Puji Tuhann, Mamak betul-betul bangga sama Gipsy!" Sontak Ibu Saya menangis. Bahkan tulisan ini pun tidak bisa mewakili kebahagiaan Ibu Saya! Dia adalah orang tua SUPER!

Kemudian Saya berbicara melalui telepon dengan Ayah Saya.

"Pak, Gipsy sudah selesai sidang pendadarannya, dapat nilai A pak"
"Yang benar? Puji Tuhan, Tuhan mengabulkan doa Bapak Gip. Kerja kerasmu membuahkan hasil yang baik. Bersyukurlah kepada Tuhan." Jawab Ayah Saya yang dari sambungan telepon terdengar bahwa dia sedang menangis.

Betapa bahagianya Saya hari itu, betapa senangnya Saya hari itu. Keberhasilan Saya, adalah keberhasilan mereka juga. Keberhasilan orang tua Saya!

Dan, Saya juga memberitahukan kepada kedua kakak Saya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Respon mereka sangat positif, dan Saya senang. Tuhan baik kepada Saya, sepanjang hari!

Teman-teman Saya, Orang tua Saya, dan Kakak Saya, adalah hadiah dari Tuhan untuk membuat hari-hari Saya begitu terasa spesial. Terasa menyenangkan. Saya berterimakasih Kepada Tuhan akan itu semua!

Saya ucapkan juga terimakasih kepada kedua orang tua Saya, kedua kakak Saya, dan kepada seluruh teman-teman Saya. Terimakasih dalam segala hal, terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian! Kalian semua luar biasa!

Salam hangat


Dari Gipsy Soritua Marpaung yang sebentar lagi menyandang gelar S.Kom.

You Might Also Like

0 komentar